Selasa, 13 Oktober 2015

Kisah Pembunuhan 99 Orang


Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahih-nya dari Abu Said al-Khudri dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda,”Pada bani Israil terdapat seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang. Lalu dia pergi dan bertanya pada seseorang rahib. Dia bertanya, ‘Adakah tobat untukku?’ dia menjawab, ‘tidak ada’. Maka dia membunuhnya.
Dia terus bertanya-tanya hingga seorang laki-laki berkata kepadanya, ‘datanglah kedesa ini dan itu’. Saat dalam perjalanan itulah dia dijemput oleh maut. Malaikat rahmat dan malaikat azab berselisih.  Maka Allah mewahyukan kepada desa ini,’mendekatlah’ Dan Allah Swt. Mewahyukan kepada desa itu,’menjauhlah’. Lalu berkata,’ukurlah antara keduanya.’maka dia lebih dekat kepada ini(desa yang dituju) satu jengkal. Dan dia diampuni’
Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Sa’id al-Kudri bahwa Nabiyullah bersabda, 

“pada umat sebelum kalian terdapat seorang laki-laki pembunuh 99 orang.dia bertanya tentang penghuni bumi yang paling pintar.dia ditunjukan kepada seorang rahib,dan dia mendatanginya. dia berkata bahwa dia telah membunuh 99 orang,maka adakah tobat untukku ? dan rahib itu menjawab “tidak”. Dan dia membunuhnya untuk menggenapkan hitungan menjadi seratus."

Kemudian dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling alim. Dia pun ditunjukkan kepada seorang alim. Dia berkata bahwa dia telah membunuh seratus orang, lalu apakah dia masih bisa bertobat? Dia menjawab, ‘ya, siapa yang menghalanginya dari tobat. Pergilah ke kota ini dan itu,karena disana terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah Swt. Maka beribadahlah kamu kepada allah swt. Bersama mereka. Jangan pulang ke kotamu karena kota itu buruk.’ Lalu dia berangkat.

Ditengah perjalanan, dia mati. Malaikat rahmat dan malaikat azab berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata, ‘dia datang dengan tobat,datang dengan hatinya kepada allah.’ Malaikat azab berkata, ‘dia belum melakukan kebaikan apa pun.’ Lalu malaikat yang berwujud manusia datang kepada mereka,dan mereka menjadikan nya hakim diantara mereka. Dia berkata, ‘ukurlah antara kedua kota itu. Kemana dia lebih dekat, maka ia untuknya.’ Lalu mereka mengukurnya. Mereka mendapatkannya lebih dekat kepada kota yang dia tuju. Maka malaikat rahmat mengambilnya.”


Sumber: Ensiklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa, Terjemahan Izzudin Karimi, Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.