Kamis, 26 November 2015

Inilah Fakta Alasan Orang Berat Bersedekah


Menafkahkan sebagian harta kepada orang lain bukanlah perbuatan mudah dan ringan, contoh seperti zakat, sedekah, infak maupun wakaf. Apalagi jika masih ada didalam diri kita  rasa “cinta pada harta, masih merasa orang yang berhak menerima bantuan, bukan memberikan bantuan” akan bertambah berat untuk berbagi. Namun perlu diingat bahwa dengan bersedekah, kita bisa jauh dari kemiskinan, kita terhindar dari siksa api neraka.

Menafkahkan harta bukan harus menunggu kaya dan lapang, dalam keadaan sempit pun kita tetap dianjurkan untuk membantu meringankan beban orang lain, termasuk diantara dengan bersedekah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, yang artinaya:

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”(QS Ali Imran : 134).

Untuk memudahkan kita bersedekah kita harus menjauhi empat sifat dibawah ini,

1. Terlalu Cinta Pada Harta.
Terlalu cinta kepada harta akan mengakibatkan sifat kikir. Padahal setiap harta yang kita miliki tidak sepenuhnya mlik kita. Disetiap harta yang kita miliki ada milik orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya,

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu . Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS At-Taghabun :16)

Orang yang cinta kepada sesuatu juga menyebabkan buta atau tuli, sehingga tidak peka terhadap orang yang membutuhkan bantuan kita. Dalam haditsnya Rasulullah juga di sebutkan, yang artinya,

“Cinta (buta) pada dunia adalah pokok segala kerusakan. Dan cinta kepada sesuatu menyebabkan buta atau tuli.”(HR Anas bin Malik)

2. Menunggu Kaya Baru Bersedekah.
Menunggu kaya baru bersedekah bukanlah alasan, karena dengan sedekah orang bisa kaya. Islam dituntut jauh dari kefakiran, karena kefakiran sangat dekat dengan kekafiran. Kita diperintahkan untuk bertebaran di muka bumi ini untuk mencari nafkah. Tetapi yang namanya sedekah dituntut bukan hanya untuk orang kaya, sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang artinya,

“Maka jauhilah neraka meskipun  dengan sebuah kurma.”(HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut jelas bahwa sedekah itu bukan harus banyak, yang penting keikhlasannya. Dengan sebuah kurma saja kita sudah jauh dari neraka. Kalau kita hitung-hitung berapalah harga satu buah kurma.

3. Kurang Yakin Allah Mengganti Sedekahnya.
Apabila keyakinan tidak ada bahwa harta yang kita sedekahi akan Allah lipat gandakan, maka bisa jadi kita akan susah bersedekah. Harta yang kita sedekahi akan Allah ganti berlipat ganda. Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya,

“Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”(QS As-Saba’: 39)

Pola pikir yang seperti itu harus dirubah dengan keyakinan bahwa Allah akan mengganti sedekah dengan berlipat ganda, kalau pun tidak hari ini, besok, lusa, bulan besok, tahun besok atau di akhirat kelak. Yang jelasnya kalau kita ikhlas mengharap ridha Allah, pasti Allah ganti berlipat ganda.

4. Adanya Keyakin Harta yang Disedekahkan Akan Mengurangi Hartanya.
Pada hakikatnya harta yang disedekahkan tidak akan berkurang, malahan bertambah. Orang yang mempunyai pikiran seperti itu salah besar. Karena dalam sejarah tidak ada orang yang jatuh miskin/bangkrut penyebabnya bersedekah. Tapi malah orang yang tidak mau bersedekahlah yang banyak sengsara bahkan kena azab Allah, contoh Qarun di zaman Nabi Musa, As

1 komentar:

  1. tolong hati hati akhi coba teliti lagi uraian nomor 2 di situ ada yang kurang ( kefakiran itu sangat dekat dengan kekafiran) kira kira itu saja mohon maaf jika saya yang salah

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.