Minggu, 03 Juli 2016

Inilah Jawabannya, Mengapa Surat At Taubah Tidak Di Awali Basmalah?


Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah Saw melalaui perantara malaikat Jibril dam merupakan sebagai pedoman hidup untuk seluruh ummatnya. Al-Quran juga merupakan Mu’jizat terbesar diantara mu’jizat yang ada sama Rasulullah Saw. Al-Quran berisikan 114 surat. Diawali dengan surat Al-Fatihah dan di Akhiri dengan surat An-Naas.

Setiap surat selalu di awali dengan basmalah (bismillaahirrahmaanirrahiim). Artinya sebelum kita membaca Al-quran, kita terlebih dahulu menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyeyang. Akan tetapi tidak semua surat yang ada dalam Al-Quran itu selalu diawali dengan basmalah. Ada satu surat di antara 114 surat itu yang tidak di awali dengan basmalah. Yaitu surat At-Taubah yang merupakan surat yang ke 9 dalam Al-Quran. 

Tentu ini bisa menjadi pertanyaan untuk kita umat Islam. Mengapa surat At-Taubah tidak di awali dengan basmalah seperti surat yang lainnya? Inilah beberapa jawaban dari kalangan ulama kita tentang surat At-Taubah tidak diawali dengan basmalah. 

1. Basmalah mengandung makna kasih sayang dan kedamaian sedang surat At-Taubah diturunkan sebagai surat untuk perintah mengangkat pedang (perang) yang tidak ada ketentraman didalamnya, ini adalah pendapat Al-Marwy ra. Dan Sufyan Bin ‘Uya’inah

2. Sudah menjadi kebiasaan dilingkungan orang-orang arab dimasa kaum jahiliyah bila telah terjadi kesepakan perjanjian diantara mereka kemudian kesepakatan tersebut mereka rusak maka surat perusakannya tidak diawali dengan tulisan basmalah, seperti halnya turunnya surat At-Taubah sebagai perusak perjanjian genjatan senjata antara Nabi Muhammad dan orang-orang musyrik maka Rasulullah Saw pun mengutus sahabat Ali bin Abi Thalib untuk membacakan surat At-Taubah dengan tanpa basmalah sebagai bentuk menjalankan kebiasaan mereka dalam merusak perjanjian.

3. Terjadi perbedaan dikalangan para shahabat yang menyatakan antara surat At-Taubah dan surat Al-Anfaal (surat sebelum At-Taubah dalam penulisan sekarang), diantara mereka ada yang beranggapan keduanya satu surat ada lagi yang beranggapan keduanya dua surat karena para sahabat tidak memberikan celah antara surat At-Taubah dan surat Al-Anfaal berdasarkan pendapat yang menyatakan keduanya dua surat, dan tidak menuliskanbasmalah berdasarkan pendapat keduanya satu surat, para shahabat rela menerima jalan tengah ini, pendapat mereka merasa terlindungi dan argumentasinya ditetapkan dalam mushaf.

4. Terjadi penaskhan (penghapusan) diawal surat At-Taubah sehingga basmalahnya pun ikut terhapus bersamanya, ini pendapat Ibn Wahb, Ibn Qaasim, Ibn ‘Abd Al-Hakiim dari sahabat Malik ra seperti yang telah dinuqil oleh imam Qurthuuby.

5. Dari Ibn ‘Ajlaan dan Sa’id bin Jubair surat baraah membandingi surat Al-Baqarah menurut al-Qurthuuby pendapat yang shahih “Sesungguhnya basmalah tidak tertulis disurat ini karena malaikat Jibril memang tidak menyertakannya saat penurunan surat At-Taubah” Dikatakan oleh Al Qusyairy

Sedangkan menurut Syaikh DR Yusuf Qardhawi disaat seorang muslim pernah bertanya kepada Beliau, mengapa di awal surat At Taubah tidak dicantumkan basmalah? Sedangkan 113 surat lainnya selalu didahului dengan basmalah.

Syaikh DR Yusuf Qardhawi menjawab sebagai berikut:

Ada sejumlah pendapat di kalangan ulama tentang tidak dicantumkannya basmalah dalam Surat At Taubah. Adapun pendapat yang paling kuat adalah pendapat Ali bin Abu Thalib Ra. Beliau menjelaskan, “Bismillahirrahmanirrahiim adalah suatu kedamaian, sedangkan surat At Taubah diturunkan tanpa kedamaian.”

Maksudnya, surat At Taubah diturunkan dengan menyatakan pemutusan ikatan dan perjanjian antara kaum muslimin dan kaum musyrikin kecuali beberapa perjanjian yang menyebutkan batas waktu tertentu. Itupun dengan syarat tidak dikhianati dan tidak dirusak oleh kaum musyrikin.

Ketika itu kaum musyrikin berulah merusak perjanjian damai dengan bekerja sama dengan kaum Yahudi, sehingga tidak ada lagi ikatan perjanjian dan jaminan dari kaum muslimin bagi mereka. Tidak ada lagi peraturan yang harus diberlakukan kepada kaum musyrikin. Tidak ada lagi tanggung jawab moral bagi umat Islam untuk menjamin perdamaian dengan mereka. Islam membuat perhitungan dengan mereka karena mereka mengkhianati kaum muslimin.

“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).” (QS. At-Taubah : 1)

Basmalah yang mendahului 113 surat dalam Al Qur’an senantiasa disertai dua sifat Allah; Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim. Kalimat ini merupakan jaminan kedamaian dan ketenteraman bagi setiap orang. Ar Rahman adalah sifat pengasih Allah yang memberikan nikmat di dunia kepada seluruh manusia tanpa memandang agama. Ar Rahim adalah sifat Allah Swt yang memberikan kasih sayang di akhirat nanti khusus bagi kaum muslimin. Keduanya bernuansa kedamaian. Sedangkan surat At Taubah lebih banyak memerintahkan umat Islam agar memerangi kaum musyirikin yang telah melanggar perjanjian dan mengkhianati umat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.