Minggu, 28 Agustus 2016

Tidak Punya Akal Bukanlah Orang Gila yang Sebenarnya Menurut Rasulullah Saw

Lalu Siapakah Orang Gila Yang Sebenarnya?


Setiap mendengar kata orang gila, mungkin yang terbayang sma kita adalah orang yang memilki akal pikiran yang tidak normal, pakaian yang kotor serta compang-camping, busuk, sering mengamuk tanpa karuan dan lain sebagainya. Sebab defenisi orang gila yang kita ketahui selama ini seperti itu.

Memang seperti itulah orang gila yang selama ini kita temukan di jalanan. Akan tetapi orang gila yang sebenarnya menurut Rasulullah Saw tidak seperti itu. orang gila yang sebenarnya menurut Rasulullah Saw tidak harus berpakaian compang camping, busuk, jarang mandi dan lain-lain. Sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits Rasulullah Saw. para sahabat berkumpul disuatu tempat karena ada orang yang mengamuk. 

Di dalam hadist diriwayatkan, pada suatu hari, Rasulullah SAW melewati sekelompok orang yang sedang berkumpul. Beliau bertanya, "Karena apa kalian berkumpul disini?"

Para sahabat menjawab, "Ya Rasulullah, ini ada orang gila, sedang mengamuk. Karena itulah kami berkumpul disini".

Beliau bersabda : "Orang ini bukan gila. Ia sedang mendapat musibah. Tahukah kalian, Siapakah orang gila yang benar-benar gila (al-majnun haqq al-majnun)?".

Para sahabat menjawab, "Tidak,ya Rasulullah...!" 

Beliau menjelaskan, "Orang gila adalah orang yang berjalan dengan sombong, yang memandang orang dengan pandangan yang merendahkan, yang membusungkan dada, berharap akan ada Surga Tuhan sambil berbuat maksiat kepadaNya, yang kejelekannya membuat orang tidak aman dan kebaikannya tidak pernah diharapkan. Itulah orang gila yang sebenarnya. Adapun orang ini, dia hanya sedang mendapat musibah saja."

Majnun, orang gila, berasal dari akar kata jannat, yang artinya menutupi. Dia masih mempunyai akal, tetapi akalnya itu tidak dapat menerangi perilakunya. Akalnya sudah dikuasai hawa nafsunya. Dengan pengertian inilah Nabi Muhammad SAW, menyebut orang takabur sebagai majnun. Para sahabat menyebut majnun kepada orang yang perilakunya tidak normal (abnormal).

Sementara Nabi menyebut orang seperti itu dengan mubtala, orang yang mendapat musibah, orang sakit. Dia sakit karena tidak sanggup menanggung derita. Perilakunya yang aneh hanyalah teknik untuk melarikan diri dari kenyataan yang sangat menyakitkan : berpisah dengan orang yang dicintai, dikhianati sahabat, kehilangan pekerjaan, menghadapi buah simalakama, dsb.

Rasulullah SAW menyuruh kita melihat orang seperti itu sebagai orang yang patut kita bantu. Ia bukan majnun, tetapi mubtala. Kita harus meringankan deritanya dan memberikan jalan keluar dari bala yang mengenainya. Ia bukan orang yang tertutup akalnya. Ia hanya orang yang hancur hatinya. Bukankah Tuhan berkata : "Carilah Aku ditengah-tengah orang yang hancur hatinya ?".

Orang yang kena bala harus didekati, tetapi orang gila harus dijauhi. Menurut Rasulullah SAW, ciri utama orang gila adalah takabur. Ia merasa dirinya besar dan merendahkan orang lain.

Takabur menutupi kenyataan bahwa ia tidak berbeda dengan yang lainnya. Ia hanya makhluk yang berasal dari nuthfah dan berakhir pada jifah (bangkai). Karena takabur, dia menjadi majnun. Akalnya tertutup. Takabur mengubah kedudukan, keturunan, dan kekayaan menjadi tirai baja yang menutup jati dirinya.

Rasulullah SAW berkata kepada Abu Dzarr, "Wahai Abu Dzarr, barang siapa mati dan dalam hatinya ada sebesar debu dari takabur, ia tidak akan mencium bau Surga, kecuali jika Ia bertaubat sebelum maut menjemputnya".

Abu Dzarr berkata: "Ya Rasulullah, Aku mudah terpesona dengan keindahan, Aku ingin gantungkan cambukku indah dan pasangan sandalku juga indah. Yang demikian itu membuatku takut”.

Rasulullah SAW bertanya : “Bagaimana perasaan hatimu ?".

Abu Dzarr menjawab : "Aku dapatkan hatiku mengenal kebenaran dan tentram didalamnya".

Rasulullah SAW bersabda : "Yang demikian itu tidak termasuk takabur. Takabur itu ialah meninggalkan kebenaran dan kamu mengambil selain kebenaran. Kamu melihat kepada orang lain dengan pandangan bahwa kehormatannya tidak sama dengan kehormatanmu, darahnya tidak sama dengan darahmu".

Sahabat bacaan madani yang di Rahmati Allah Swt, dari ulasan diatas jelas bahwa orang gila yang dimaksud oleh Rasullah Saw, adalah orang yang masih memiliki akal, bukan seperti orang gila yang kita temukan selama ini dijalanan. mudah-mudahan kita bisa jauh dari sifat-sita atau ciri-ciri orang gila yang disebutkan oleh Rasulullah Saw. tersebut. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.