Jumat, 23 September 2016

6 Golongan yang Tidak Mendapat Hidayah Allah

Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan. Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) di baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia. Hidayah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : “Dholalah” yang berarti “kesesatan”. Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah. Allah berfirman yang artinya:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS Al-A’raaf:178).

Namun demikian, tidaklah semua orang bisa mendapatkan hidayah dari Allah swt. Sebab, Allah Swt menyebutkan dalam al-Qur'an beberapa kelompok manusia yang tidak akan diberi hidayah, sekalipun dia selalu memintanya, di antaranya adalah.

1. Orang-orang yang Aniaya (zhalim).
Seperti yang disebutkan dalam surat al-Baqarah : 258

والله لا يهدى القوم الظالمين

Artinya: “Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk (hidayah) kepada orang-orang yang aniaya (zhalim).”

Zhalim adalah orang yang melakukan sesuatu, apakah berbentuk ucapan atau tindakan yang bersifat merugikan, baik orang lain maupun diri sendiri. Seorang yang malas dan membuang-buang waktu disebut zhalim kepada diri sendiri, karena melakukan hal yang merugikan dirinya. Seorang yang mengkonsumsi narkoba dan minuman keras sekalipun tidak merugikan orang lain, namun dia telah berbuat zhalim kepada diri sendiri, begitulah seterusnya. Sementara zhalim kepada orang lain diantaranya, menyakiti perasaan orang lain, mencuri atau mengambil hak orang lain dan sebagainya.

2. Orang-orang yang Kafir.
Seperti yang disebutkan Allah swt dalam surat al-Baqarah : 264

والله لا يهدى القوم الكافرين

Artinya: “Dan Allah tidak akan memberi petunjuk (hidayah) kepada orang-orang yang kafir.”

Kafir adalah orang yang ingkar dan tidak patuh pada aturan Allah swt. Dari akar katanya, kafir berasal dari kata kafara yang berarti menutup. Seorang disebut kafir, karena dia selalu menutup kebenaran atau menutup dirinya dari kebenaran. Mungkin saja dia menyadari dan mengetahui bahwa sesuatu itu benar, namun dia selalu menutupinya atau menutup diri untuk menerimanya. Abu Jahal dan Abu Lahab misalnya, bukannya tidak tahu nabi Muhammad saw itu benar, akan tetapi mereka selalu berupaya menutupi kebenaran itu atau menutup diri untuk tidak menerimanya. Sehingga, seorang disebut kafir atau durhaka kepada Allah swt dikarenakan melakukan pengingkaran terhadap kebenaran yang datang kepadanya.

3. Orang-orang yang Fasiq.
Seperti yang difirmankan Allah dalam surat al-Ma'idah : 108

والله لا يهدى القوم الفاسقين

Artinya: “Dan Allah tidak akan memberi petunujuk (hidayah) kepada orang-orang yang fasiq.”

Fasiq berarti seseorang melanggar aturan Allah Swt dengan pengetahuan dan dilakukan secara sadar. Orang yang fasiq bukan tidak mengetahui sesuatu itu dilarang atau diperintahkan, akan tetapi dengan pengetahuannya itu, dia secara sengaja melanggar aturan Allah Swt. Contoh, seseorang mengetahui bahwa mencuri, berzina, mengkonsumsi narkoba adalah dilarang oleh Allah Swt, namun secara sadar dia tetap melakukannya. Begitu juga terhadap perintah Allah Swt, seseorang mengetahui hal-hal tertentu yang diwajibkan, seperti shalat, puasa, zakat dan sebagainya, namun mereka tetap meninggalkannya.

4. Orang-orang yang Khianat.
Seperti firman Allah dalam surat Yusuf : 52

وأن الله لا يهدى كيد الخائنين

Artinya: “Dan sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk (hidayah) kepada pelaku-pelaku pengkhianatan.”

Khianat berarti seseorang berlaku curang terhadap kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dia menerima suatu kepercayaan dari orang lain untuk tujuan tertentu, namun tidak dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai maksud yang memberi amanah, baik amanah dari Allah Swt maupun dari sesama manusia.


5. Orang-orang yang Pembohong.
Seperti Firman Allah swt dalam Surat Az-Zumar : 3

ان الله لا يهدى من هو كاذب كفار

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk (hidayah) kepada pembohong lagi kafir.”

Bohong berarti seseorang mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan kenyataan atau hakikatnya. Perbuatan bohong adalah perbuatan yang paling mudah dan sering dilakukan manusia. Hal itu disebabkan, karena manusia seringkali memandang bohong sebagai dosa kecil. Dan memang begitulah salah satu gaya atau langkah syaithan menggoda manusia yaitu “menciptakan pandangan di hati manusia untuk menganggap kecil sebuah dosa atau memandang sedikit sebuah kebaikan”. Namun, akibat yang ditimbulkan dusta begitu besar, seseorang bukan hanya dicap sebagai orang munafiq seperti dalam hadits Rasulullah Saw, namun juga jauh dari hidayâh Allah Swt.

6. Orang-orang yang Suka Berfoya-foya.
Seperti yang difirmankan Alah dalam surat al-Mukmin : 28

ان الله لا يهدى من هو مسرف كذاب

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk (hidayah) kepada orang yang berfoya-foya (berlebihan) lagi pendusta.”

Berfoya-foya artinya, seseorang selalu menuruti keinginan hawa nafsunya untuk hidup secara berlebihan. Allah swt tidak melarang manusia menikmati segala fasilitas hidup yang bersifat duniawi, karena memang semua itu sengaja diciptakan untuk manusia. Akan tetapi, yang dilarang oleh Allah swt adalah sikap berlebihan. Jika itu suatu kebutuhan, maka manusia wajib memenuhinya, sedangkan keinginan tidak semuanya mesti dipenuhi, karena keinginan manusia tidak akan ada batasnya. Allah swt sangat tidak suka kepada orang-orang yang suka dengan gaya hidup berfoya-foya atau berlebihan.

Kenapa orang yang berlebihan dan berfoya-foya dalam hidupnya jauh dari hidayâh Allah?. Sebab, orang yang memiliki sikap hidup berlebihan adalah sangat dekat dengan syaitan, bahkan disebut saudaranya syaithan. Syaitan adalah makhluk yang selalu suka berbuat melampaui batas, karena itulah disebut "syaitan". Seseorang yang dekat dengan syaithan pasti jauh dari Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.