Minggu, 29 Januari 2017

Cara Membuka Komunikasi Kepada Allah

Rasulullah pernah berwasiat kepada Sayyidina Muadz bin Jabal tentang bacaan doa yang didawamkan "Ya Allah , ajarkan aku tentang ingat (dzikir ) kepada Engkau, dan syukur serta ajarkan kekhusyu'an dalam beribadah kepada-Mu."

Wasiat diatas merupakan pintu untuk membuka jalur komunikasi kepada Allah dimana ada hal-hal yang manusia tidak mampu mendialogkan kepada orang lain atau manusia tidak bisa menunjuki jalan yang diinginkan. Seperti yang tercantum dalam do'a Sayyidina Muadz bin Jabal diatas, hanya kepada Allah-lah kita meminta pertolongan dan petunjuk.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Qs Al-Fatihah:5)

Komunikasi adalah melakukan dialog langsung secara lugu dan polos sesuai dengan keadaan hati kita, tidak perlu bergaya-gaya dihadapan Allah apalagi dilagu-lagukan. Cukup diam dengan rasa rendah hati (tawadhu'), dan menjaga kesopanan dihadapan Allah, serta rasakan bahwa Allah sedang berada sangat dekat  bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Panggillah Asma-Nya yang baik-baik .... Ya Allah...Ya Allah  ... Ya Allah berulang -ulang dengan menghadirkan hati serta kerinduan yang dalam. Hal tersebut selalu harus terus Anda lakukan setiap habis melakukan shalat. Kemudian  kalau ada kesempatan waktu lakukanlah dialog-dialog dimana saja berada  karena  Allah ada dimana saja anda berada.

Kalau seandainya tiba-tiba anda menangis ketika berdzikir atau bahkan ketika shalat ... hal tersebut tidak perlu dirisaukan karena Alquran telah menjamin  dan akan membimbing perjalanan kita ... mudah-mudahan anda mendapatkan karunia dari Allah swt.   Amin
( Buka surat Maryam ayat 58)

Didalam tafakkur kita sebaiknya tetap berbekal ilmu syariat , bahwa Allah bukan laki-laki juga bukan wanita atau  tidak bisa dibayangkan dan disamakan dengan makhluqnya.

Mulailah setiap melakukan dialog dengan didahului membaca :

Bismillahirrahmanirrahim.....
Dua kalimat syahadat
Shalawat kepada Rasulullah

Bisa dilakukan dalam posisi berdiri, duduk , maupun berbaring .

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. Annisa : 103)

Hubungkan hati kita, perasaan kita , dan coba timbulkan rasa rindu dan cinta kepada Allah.  panggil Asman-Nya berulang-ulang (tanpa menghitung-hitung jumlahnya) dengan suara hati yang dalam ... lakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terasa ada sambutan yang menyeruak dalam kalbu kita ... rasakan kedamaian dan keheningan yang sejuk didada ... sebut terus Ya Allah ...Ya Allah ... Ya Allah ... dan kuatkan hati kita tetap berpegang kepada tauhid hanya Allah tujuan kita, hunjamkan sampai kedalam lubuk hati yang dalam ... sehingga akan ada bimbingan didalam hati kita untuk selalu ingat Allah ... hati kita akan bergerak terus seakan-akan tidak mau diajak untuk berhenti ... terkadang ucapan dzikirnya berubah dengan sendirinya ... ya Allah .... ya Allah berganti la ilaha illallah ....dan seterusnya ...

Tubuh akan semakin ringan dan pasrah ... hati menjadi lebih tenang dan terang benderang ... rasanya sejuk  dan nyaman  yang akan mengakibatkan hati menjadi lunak dan mudah terkendali.

Keadaan tubuh kadang semakin  berat dirasa ... getaran jiwa semakin kuat dan  ... emosi jiwa semakin tidak bisa dibendung, rasanya ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya  untuk mengungkapkan rasa kerinduan yang dalam kepada Allah ...

Saat itulah kita pasrahkan seluruh jiwa raga kita dengan ikhlash ... sehingga Allah akan berkehendak membimbing sholat ... membimbing ruku' dan membimbing hati kita untuk bersabar ... ( lihat surat Azzumar 22-23)

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ


"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Allah (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Alqur'an yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah,  itulah petunjuk Allah. dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.