Jumat, 13 Januari 2017

Ciri-ciri Dajjal Menurut Rasulullah SAW

Dari Anas r.a., berkata: “Rasulullah Saw. bersabda: “Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorongpun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir di luar Madinah lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik.” (HR. Muslim)

Dari Annawwas bin Sam’an r.a., katanya: “Rasulullah Saw. menyebut- nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau Saw. menghuraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan  dan Dajjal itu sendiri oleh beliau Saw. kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang- kadang di-perbesarkan hal ihwalnya sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau Saw. kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, 

lalu bertanya: “Ada persoalan apakah engkau semua ini?”

Kami menjawab: “Ya Rasulullah,Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara  dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya kerana besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahawa ia sudah ada di kelompok pohon kurma.”

Beliau Saw. lalu bersabda:

“Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penentangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penentang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim.

Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakan-nya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerusakan di bahagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua.”

Kami para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?”

Beliau Saw. menjawab: “Empat puluh hari, yang sehari hari pertama itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi hari kedua lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga seperti sejum’at yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini.”

Kami bertanya lagi: “Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja yakni lima waktu?”

Beliau Saw. menjawab: “Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-nasing.” Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.

Kami bertanya pula: “Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?”

Beliau Saw. bersabda: “yaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. la menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul atau berpunuk sepanjang atau sebesar yang pernah ada, juga mempunyai dada sekenyang yang pernah ada  yakni penuh air susu dan terpanjang tubuhnya sebab semuanya kenyang.

Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini kerana ketetapan keimanannya pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan tanaman Iain-Iain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun.

Dajjal itu lalu berjalan melalui puing–puing bekas istana yang rosak-rosak, 

kemudian ia berkata: “Keluarkanlah harta-harta simpananmu,” tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya (menurut riwayat yang dimaksudkan ialah Al-Hidhr) lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bahagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa. (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.