Kamis, 06 April 2017

Perlombaan yang Sangat di Sukai Allah Swt

Perlombaan adalah suatu sistem yang terdapat dalam setiap kegiatan atau even yang menggunakan istilah menang, dan kalah, tanpa ada istilah seri. Jadi perlombaan selalu berjalan searah dan dalam satu kali perlombaan dan bisa dilakukan dengan lebih dari 2 peserta sekaligus.

Perlombaan tersebut bisa jadi dibidang olah raga baik itu kecepatan, keterampilan, kesenian dan ketangkasan. Kebiasaannya perlombaan itu banyak di ikuti peserta apabila pemenangnya akan diberikan piala maupun hadiah. Terutama yang perlombaan yang mempunyai hadiah yang besar dan mahal.

Perlombaan tersebut sifatnya duniawi yang terkadang tidak memperhatikan batasan aurat para pemainnya. Kita memang tidak dilarang untuk mengikuti perlombaan, selama tidak ada unsur-unsur yang melanggar ajaran agama Islam dalam perlombaan tersebut atau penyebab kita lalai terhadap ibadah disebabkan mengikuti perlombaan tersebut.

Allah Swt sangat menganjurkan umat Islam untuk selalu berlomba-lomba. Tentunya perlombaan tersebut adalah perlombaan yang mulia dan di cintai Allah Swt. Tentu perlombaannya yang berkaitan dengan urusan agama dan kepentingan akhirat kelak.

Allah Swt menganjurkan kita untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan sebagaiman firman Allah Swt,

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 148).

Firman Allah Swt.

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ


Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al-Hadid : 21)

Dari ayat diatas jelas Allah Swt memerintahkan kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan ampunan Allah Swt. Yaitu menaati dan patuh atas perintahnya serta menjauhi larangannya dengan semangat yang tinggi. Sebab Allah akan membalas kebaikan orang yang beriman, berbuat baik, dan suka menolong dengan surga di akhirat kelak. Ini merupakan balasan yang diberikan Allah Swt kepada kita, sebab kita sudah taat kepada Allah Swt.

Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an. Firman Allah Swt.

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ .عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ .تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِي .يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ .خِتَامُهُ مِسْكٌ ۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), aknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al Muthoffifin: 22-26)

Sebagai contoh perlombaan sedekah Umar bin Khattab dan Abu Bakar.

Kisah perlombaan sedekah antara Umar bin Khattab dan Abu Bakar ra ini terjadi pada peristiwa Perang Tabuk, dimana pada waktu itu Rasulullah saw menyeru kepada para sahabatnya untuk memberikan sedekah sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Umar bin Khattab ra pada saat itu memiliki harta kekayaan untuk disedekahkan. Dalam hatinya, ia merenung, “Setiap saat Abu Bakar selalu membelanjakan hartanya lebih banyak dari apa yang telah saya belanjakan di jalan Allah.” Umar berharap dengan karunia Allah, semoga dapat membelanjakan harta di jalan Allah lebih dari Abu Bakar kali ini, saat itu Umar ra mempunyai dua harta kekayaan untuk dibelanjakan di jalan Allah Swt.

Kemudian ia pulang ke rumahnya untuk membawa harta yang akan disedekahkannya, dengan perasaan gembira sambil membayangkan bahwa pada hari ini ia akan bersedekah melebihi Abu Bakar ra. Oleh karena itu, segala yang ada di rumahnya ia ambil setengahnya untuk disedekahkan.

Lantas Umar ra membawa harta itu kepada Rasulullah Saw. Pada saat itu Rasulullah saw bersabda kepada Umar ra, “Apa ada yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, wahai Umar?” Umar ra pun menjawab, “Ya, ada yang saya tinggalkan, wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya, “Seberapa banyak yang telah kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Ia menjawab, “Saya telah tinggalkan setengahnya.”

Tidak berapa lama kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta bendanya kepada Rasulullah Saw. Umar bin Khattab ra berkata, “Saya mengetahui bahwa beliau telah membawa seluruh harta benda miliknya. Begitulah pembicaraan yang saya dengar dari pembicaraan antara beliau dengan Rasulullah Saw.”

Kemudian Rasulullah Saw bertanya kepada Abu Bakar, “Apakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar?” Abu Bakar menjawab, “Saya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka (saya tinggalkan dengan keberkahan nama Allah Swt dan Rasul-Nya serta keridhaan-Nya).” Mendengar hal itu Umar bin Khattab ra berkata, “Sejak saat itu saya mengetahui bahwa sekali-kali saya tidak dapat melebihi Abu Bakar.”

Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Jika engkau melihat orang lain mengunggulimu dalam urusan dunia, maka kalahkanlah ia dalam urusan akhirat (atau urusan agama, pent).”

Wuhaib bin Al-Ward rahimahullah berkata: “Jika engkau mampu agar tidak ada siapapun yang bisa mengalahkanmu dalam hal akhirat, maka lakukanlah.”

Sebagian ulama salaf berkata: “Jika engkau mendengar ada orang yang lebih taat pada Allah dari pada dirimu, maka sudah seharusnya engkau merasa bersedih karena telah kalah dalam hal ini.”

Al-Hafizh Ibnu Rojab Al-Hanbali rahimahullah berkata: “Para sahabat memahami bahwa mereka harus saling berlomba untuk meraih kemuliaan di surga. Mereka berusaha menjadi terdepan untuk menggapai derajat yang mulia tersebut. Oleh karena itu, jika di antara mereka melihat orang lain mendahului mereka dalam beramal, mereka pun bersedih karena telah kalah dalam hal itu. Inilah bukti bahwa mereka (berupaya) untuk menjadi yang terdepan.”

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang perlombaan yang paling di sukai oleh Allah Swt. Mudah-mudahan kita bisa berlomba-lomba dalam kebaikan yang berkaitan dengan urusan agama Allah Swt. Tentunya dengan keikhlasan karena Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.