Rabu, 31 Mei 2017

Ibadah Puasa Mengkader Muslim Untuk Bersifat Sabar dan Jujur

Sabar artinya menahan diri, tertahan dan mengekang. Sabar bersifat umum karena setiap manusia punya sifat sabar, namun kadangkala ia kalah dengan emosi yang membuat manusia cenderung mengedepankan hawa nafsu dalam bertindak sehingga akan menuai kerugian dan sedikit membawa manusia kepada keberuntungan.

Islam (agama Islam) sangat menganjurkan bagi umatnya untuk berlaku sabar baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau “shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”.

Puasa merupakan ajang untuk melatih kesabaran dan kejujuran. Kita dilatih sabar untuk menahan hawa nafsu sehingga dapat merasakan betapa sengsaranya tidak makan dan minum, serta kita dilatih untuk jujur menjaga nilai nilai puasa selama Melaksanakan puasa.

Ibadah Puasa Mendidik Muslim untuk Jujur.

Berpuasa di bulan suci Ramadhan banyak sekali mengandung hikmah dan makna, yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, berpuasa mendidik kita untuk memiliki sifat sabar, sabar terbagi kepada tiga macam; sabar dalam menjalankan perintah Allah, sabar dari meninggalkan larang-larang Allah, serta sabar dalam menerima cobaan dari Allah. Ketiga bentuk sabar ini terdapat dalam ibadah puasa. Dalam berpuasa kita diuji Allah dengan lapar dan haus. Dalam berpuasa kita tetap melaksanakan segala bentuk ibadah kepada Allah. Dalam berpuasa kita mengendalikan diri dari berbuat dosa kepada Allah.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw

“Dan Apapbila dihari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan bertengkar. Jika seseorang mencacinya dan memukulnya, maka hendaklah ia berkata: sesungguhnya aku sedang berpuasa.”
.
Mari kita jauhi sifat suka balas dendam, sebaliknya mari kita tumbuhkan sifat sabar dan pemaaf dalam diri kita. Pahala dan balasan orang yang memiliki sifat sabar, adalah balasan yang tak ada batasnya, sebagaimana Allah Swt berfirman:

    إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”  (QS. Az  Zumar: 10)

Ibadah Puasa Mendidik Muslim untuk Jujur.

Diantara pelajaran yang amat penting dari berpuasa adalah menanamkan sikap jujur pada diri seorang muslim, jika ia berbohong dalam berpuasa maka yang dibohonginya adalah dirinya sendiri, oleh sebab itu puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Allah Swt. mudahan-mudahan sikap jujur ini tetap bertahan dalam prilaku kita sehari-hari, sehingga peringkat yang hendak dicapai dari berpuasa itu sendiri dapat kita miliki yaitu peringkat taqwa. Telah bersabda Rasulullah Saw:

 “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan bohong maka Allah tidak butuh dalam ia meninggalakan makan dan minum.” (HR. Bukhari)

Ibadah puasa termasuk perintah Allah Swt untuk orang beriman untuk menjadi orang yang bertaqwa. Sedangkan orang yang bertaqwa Allah Swt diperintahkan bersama orang-orang jujur.
Sebagaimana Allah Swt tegaskan dalam firman-Nya:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan jadilah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah: 119)

Orang yang Puasa Termasuk Shidiqin dan Syuhada
Dari ‘Amr bin Murrah Al-Juhani Ra, ia berkata : Datang seorang pria kepada Nabi Saw kemudian berkata : “Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?” Beliau menjawab (yang artinya) : “ Termasuk dari shidiqin dan syuhada.” (HR. Ibnu Hibban (no.11 zawaidnya) sanadnya Shahih)

Sabda Rasulullah Saw.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “ Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari 4/99)

Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt. Ibadah puasa adalah media yang paling akurat untuk penerapan sifat jujur, dan bangsa ini akan tetap berada dalam kemuliaan bermartabat selama tidak menganggap kejujuran adalah suatu kerugian sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw :

“Umatku akan tetap baik dalam segala hal selagi tidak memandang amanah sebagai keberuntungan dan berlaku jujur sebagai suatu kerugian.” (HR. Muslim No.53 dalam bab Kasyfu an maayibi ruwat). 

Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagian, serta ketenteraman, yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan, seorang muslim wajib menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya sejak dini hingga diharapkan mereka dapat menjadi generasi yang meraih sukses dalam mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan adalah sumber dari segala keburukan dan muara dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya adalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.

Baca Juga : Tips Agar Puasa Tetap Sehat dan Bugar Kuncinya Pada Saat sahur dan Ketika Berbuka

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang puasa melatih muslim untuk bersikap jujur dengan mengatakan bahwa kita sedang berpuasa dan melatih kesabaran minimal sabar didalam menahan untuk tidak makan dan minun apapun hingga maghrib tiba, melatih untuk berkeyakinan yang kuat bahwa puasa merupakan perintah dari Allah Swt. Mudah-mudahan ibadah puasa ini benar-benar menjadikan kita menjadi orang yang jujur dan sabar, bukan hanya di bulan Ramadhan, akan tetapi berkelanjutan sampai akhir hayat kita. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.