Selasa, 09 Mei 2017

Ketika Unta Dijadikan Rasulullah Sebagai Hakim

Unta adalah dua spesies hewan berkuku belah berpunuk tunggal – dan berpunuk ganda - yang hidup ditemukan di wilayah kering dan gurun di Asia dan Afrika Utara.

Perlu dicatat bahwasanya unta memiliki peran besar bagi masyarakat jazirah Arab. Unta adalah kendaraan utama masyarakat di sana ketika mereka hendak melakukan perjalanan jauh melintasi hamparan gurun pasir.

Unta memiliki keistimewaan tersendiri dari hewan yang lainnya. Bahkan didalam Al-Qu’an diperintahkan untuk memperhatikan unta. Sebagaimana disebutkan dalam surah al-Ghaasiyah ayat 17.

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

Artinya, "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan?"

Menurut Adnan Oktar atau biasa dikenal Harun Yahya, seorang ilmuwan dan dai terkemuka asal Ankara, Turki, unta memang memiliki daya tahan fisik luar biasa. Dia mampu bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan hari. Hal ini karena unta mampu mengonsumsi air hingga 50-100 liter sekali minum. Ia juga dapat melahap sekitar 30-50 kilogram makanan dalam sekali makan.

Air dan makanan tersebut kemudian akan disimpannya sebagai persediaan dalam bentuk lemak dan air di punuknya. Hal ini menyebabkan unta mampu bertahan tanpa makan dan minum selama berhari-hari. Unta juga memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya yang 100 kali lebih besar dibandingkan milik manusia. Dengan selaput lendir tersebut, ia mampu menyerap sekitar 66 persen kelembapan yang ada di udara.

Pada zaman Rasulullah Saw, ada seorang Yahudi yang menuduh orang Muslim mencuri untanya. Maka dia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan munafik. Nabi Saw lalu memutuskan hukum unta itu milik orang Yahudi dan memotong tangan Muslim itu sehingga orang Muslim itu kebingungan.

Maka ia pun mengangkatkan kepalanya menengadah ke langit seraya berkata, “Tuhanku, Engkau Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak mencuri unta itu.”

Selanjutnya orang Muslim itu berkata kepada Nabi Saw, “Wahai Rasulullah, sungguh keputusanmu itu adalah benar, akan tetapi mintalah keterangan dari unta ini.”

Kemudian Nabi Saw bertanya kepada unta itu, “Hai unta, milik siapakah engkau ini ?”

Unta itu menjawab dengan kata-kata yang fasih dan terang, “Wahai Rasulullah, aku adalah milik orang Muslim ini dan sesungguhnya para saksi itu adalah dusta.”

Akhirnya Rasulullah Saw berkata kepada orang Muslim itu, “Hai orang Muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang engkau perbuat, sehingga Allah Swt menjadikan unta ini dapat berbicara tentang perkara yang benar.”

Jawab orang Muslim itu, “Wahai Rasulullah, aku tidak tidur di waktu malam sehingga lebih dahulu aku membaca shalawat ke atas engkau sepuluh kali.”

Rasulullah Saw bersabda,

“Engkau telah selamat dari hukum potong tanganmu di dunia dan selamat juga dari siksaan di akhirat nantinya dengan sebab berkatnya engkau membaca shalawat untukku.”

Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt. Memang membaca shalawat itu sangat dianjurkan oleh agama sebab pahala-pahalanya sangat tinggi di sisi Allah Swt. Lagi pula boleh melindungi diri dari segala macam bencana yang menimpa, baik di dunia dan di akhirat nanti. Sebagaimana dalam kisah di atas, orang Muslim yang dituduh mencuri itu mendapat perlindungan daripada Allah Swt. melalui seekor unta yang menghakimkannya. Mudah-mudahan kita bisa selalu membacakan shalawat kepada Rasulullah Saw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.