Selasa, 16 Mei 2017

Pengertian Hadits Qudsi dan Perbedaannya dengan Al-Qur’an

Hadis adalah segala yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, atau karakter beliau.

Qudsi secara bahasa diambil dari kata qudus, yang artinya suci. Disebut hadis qudsi, karena perkataan ini dinisbahkan kepada Allah, al-Quddus, Dzat Yang Maha Suci.

Secara istilah adalah sesuatu (hadits) yang dinukil kepada kita dari Nabi Muhammad yang disanadnya secara langsung dari Allah Swt, atau melalui perantara malaikat Jibril.

Dengan demikian hadits qudsi adalah apa-apa yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad Saw dari Allah Swt, makna hadits tersebut dari Allah Swt sedangkan lafadznya dari Nabi Muhammad Saw. (Berbeda dengan al-Qur’an yang lafadz dan maknanya dari Allah Swt).

Perbedaan antara al-Qur’an dan hadits qudsi adalah sebagai berikut:

1. Membaca hadits qudsi tidak termasuk ibadah yang setiap hurufnya. sedangkan membaca al-Qur’an merupakan ibadah yang setiap hurufnya akan mendapatkan pahala sepuluh kebaikan.

2. Allah Swt menentang manusia untuk mendatangkan walau hanya satu ayat semisal (menunjukan al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah) dan hal ini tidak ada dalam hadits qudsi.

3. Al-Qur’an itu akan tetap terjaga  sebagaimana firman Allah Swt,

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS.al-Hijr: 9). Sedangkan hadits qudsi ada yang shohih, hasan, dho’if bahkan palsu.

4. Al-Qur’an tidak boleh di baca secara maknanya sebagaimana ijma’ kaum muslimin. sedangkan hadits qudsi di perbolehkan.

5. Al-Qur’an di syari’atkan membacanya di dalam shalat bahkan ada shalat yang tidak sah tanpa membacanya (alfatihah) berbeda halnya dengan hadits qudsi.

6. Al-Qur’an tidak boleh di pegang kecuali orang yang suci (berwudhu). berbeda halnya dengan hadits qudsi.

7. Al-Qur’an tidak diperkenankan dibaca oleh orang yang junub. berbeda halnya dengan hadits qudsi.

8. Bahwasannya al-Qur’an telah tsabat dengan mutawatir secara qhot’i (pasti) yang mengandung faidah ilmu yang menyakinkan. Dan barangsiapa mengingkari satu huruf yang di sepakti oleh para al-Quro maka ia kafir. Sedangkan hadits qudsi, jika ada yang mengingkari sesuatu darinya karena menganggap tidak tsabat maka ia tidak kafir kecuali dia mengingkarinya sepengetahuan dia bahwa Nabi Saw memang berkata seperti itu maka ia kafir karena kedustaannya.

Contoh Hadits Qudsi

:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
” لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ، كَتَبَ فِي كِتَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ، فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي”
(رواه مسلم (وكذلك البخاري والنسائي وابن ماجه

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah Saw, “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan murka-Ku.” (HR. Muslim, al-Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah)

:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
” قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: لَنْ يُعِيدَنِي كَمَا بَدَأَنِي، وَلَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا، وَأَنَا الْأَحَدُ الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفُوًا أَحَدٌ”
(رواه البخاري (وكذلك النسائي

Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra., bahwasanya Nabi Saw bersabda, telah Berfirman Allah Swt: "Ibnu Adam (anak-keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakanku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencelaku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya padaku adalah perkataanya, “Dia tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah mati)”, adapun celaan mereka kepadaku adalah ucapannya, “Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala sesuatu (al-shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai.” (HR. al-Bukhari dan an-Nasa-i)



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ؛ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ”. (رواه مسلم وكذلك ابن ماجه


Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah Saw, “Telah berfirman Allah tabaraka wa ta’ala (Yang Maha Suci dan Maha Luhur), Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barang siapa beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan itu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.