Sabtu, 03 Juni 2017

Nilai Sosial yang di Hasilkan Ibadah Puasa

Islam adalah agama yang sangat menonjol dari segi sosial. Dalam ajaran Islam, hampir semua ibadah yang disyariatkan mengandung nilai-nilai sosial. Nilai sosial yang terkandung dalam ibadah bukan hanya dalam ibadah qurban saja, tapi juga dalam ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa, zakat, haji, infaq, waqaf. Yang lebih khususnya adalah ibadah puasa.

Nilai sosial adalah sebuah konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah.

Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.

Puasa adalah ibadah yang istimewa karena memiliki banyak keutamaan. Di antara keistimewaannya adalah menumbuhkan sifat sosial , sebab puasa mendidik kita untuk kesetaraan. Dalam ibadah puasa, Islam memandang manusia memiliki kesamaan derajat. Mereka yang memiliki banyak harta, status sosial yang  yang tinggi, memiliki dolar, atau yang mempunyai sedikit rupiah, atau bahkan orang yang tak memiliki sepeserpun ketika sedang berpuasa , tetap merasakan hal yang sama yaitu : lapar dan haus.

Puasa dapat menumbuhkan nilai-nilai empati dan simpati dalam diri masyarakat. puasa itu mempunyai nilai sosial yang lebih efektif daripada nilai sosial ibadah lain.

Disaat  tiba bulan Ramadan, maka gerakan masyarakat menuju persamaan derajat. Sama-sama berpuasa disiang hari ramadhan tanpa membedakan sikaya dan si miskin.

Yang biasanya Si kaya duduk menghadap meja yang penuh makanan enak, dan dengan makanan yang lezat ini mereka mengisi perutnya empat sampai enam kali sehari, tetapi si miskin, tidak kecukupan untuk makan dua kali sehari di luar dari Ramadhan.

Bagi yang miskin seringkali merasakan lapar, sedang perasaan semacam ini tidak pernah dirasakan oleh yang kaya. Lalu bagaimana caranya agar yang kaya ikut merasakan rasa lapar seperti yang dirasakan orang miskin dan menaruh empati dan simpati kepadanya?

Caranya agar membuat yang kaya ikut merasakan rasa lapar seperti saudara-saudaranya yang miskin, yang kadang-kadang satu hari tidak makan, dan pengalaman semacam itu harus mereka rasakan terus-menerus, bukan satu atau dua hari saja, melainkan selama satu bulan penuh.

Dengan demikian, orang kaya dan miskin di seluruh dunia Islam menjadi sama kedudukannya, yaitu hanya diperbolehkan makan dua kali sehari, yakni dikala berbuka dan sahur saja, dan walaupun makanan si kaya jauh berlainan dengan makanan si miskin. Akan  tetapi yang kaya telah merasakan apa yang dirasakan oleh orang miskin, sehingga yang kaya semakin dekat dengan saudara-saudaranya yang miskin.

Sudah tentu perilaku semacam itu akan menimbulkan rasa empati dan simpati terhadap kaum miskin. Oleh sebab itu, khusus dalam bulan Ramadan, orang diperintahkan untuk banyak mengeluarkan sedekah, infaq maupun zakat fitrah, untuk menolong kaum fakir miskin.

Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin  di dalam Fatawa ash-Shiyam, bahwa Puasa memiliki nilai-nilai sosial, di antaranya: Melahirkan rasa persamaan di antara sesama kaum Muslimin, bahwa mereka adalah umat yang sama, makan di waktu yang sama dan berpuasa di waktu yang sama pula. Yang kaya merasakan nikmat Allah sehingga menyayangi yang fakir. Menghindari perangkap-perangkap setan yang ditujukan kepada manusia. Lain dari itu, puasa bisa melahirkan ketakwaan kepada Allah Swt yang mana ketakwaan tersebut dapat memperkuat hubungan antar individu masyarakat.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan inilai sosial dari ibadah puasa. Kita adalah umat yang sama, berpuasa di waktu yang sama dan sama-sama berbuka setelah berpuasa. Yang kaya merasakan nikmat Allah sehingga menyayangi yang fakir. Dibulan puasa ini kita bisa merasakan persamaan tersebut. Mudah-mudahan nilai social ini bukan hanya disaat puasa saja. Akan tetapi di luar puasa pun tetap menjaga nilai social tersebut. Aamiin.

1 komentar:

  1. Nilai sosialnya meningkatkan kebesamaan, benar-benar terasa kalau sudah bulan Ramadhan

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.