Sabtu, 17 Juni 2017

Tanda Orang Beriman yang Mewarisi Surga Firdaus

Surga adalah tempat yang disediakan Allah Swt, untuk hambanya yang taat kepada Allah Swt dan Rasulnya sewaktu hidup di alam dunia yang berisi kenikmatan. Kenikmatan surga juga Allah Swt gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang besar. Sebagaimana Allah Swt berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An-Nisaa’ : 13)

Surga Firdaus adalah surga yang paling tinggi diantara surga yang lain. Surga Firdaus, disediakan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu, menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat, tidak membuat kemungkaran, serta menjalankan segala yang diperintahkan-Nya. Allah Swt menjadikan penghuni Surga ini sebagai kekasih-Nya. Firman Allah Swt,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal." (QS. Al-Kahfi :107)

Di dalamnya juga diperolehi berbagai macam buah-buahan. Ada lagi empat mata air yaitu: Salsabil, Zanjabil, Rohiiq, dan Tasniim. Ada lagi dua mata air yang mengalir dan dua mata air yang memancar, yaitu Al-kaafuur dan Al-kautsar.

Di dalamnya juga disediakan segala sesuatu yang tidak pernah dilihat, tidak pernah didengar, tidak pernah terlintas dalam hati manusia.

Adapun orang beriman yang mewarisi surga Firdaus di jelaskan Allah Swt melalui firmannya dalam Al-Qur'an surat Al-Mu'minun ayat 1 sampai ayat 11.

1. Orang yang Khusuk Shalatnya.
Firman Allah Swt.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ . الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya," (QS. Al-Mu'minun : 1-2)

Khusyu' dalam shalat merupakan salah-satu tanda orang-orang yang beriman kepada Allah Swt,
Khusyu'  berasal dari kata Khasya'a  yang artinya dari segi bahasa:

"Tunduk, merendah dan menyerah".

Namun, yang dimaksud di sini bukan secara lahiriyah, akan tetapi tunduk, merendah dan menyerah secara bathiniyyah; yaitu tunduk, merendah dan menyerahnya hati atau qalbu. Karena khusyu' itu tempatnya di dalam hati, sebagaimana ditegaskan oleh Al-Imâm Al-Qurthubi:

"Adapun khusyu' tempatnya di dalam hati". (Tafsir Al-Qurthubi jilid VI hal. 414)

Jadi, shalat yang khusyu' adalah shalat yang dilakukan penghayatan yaitu dengan menghadirkan hati yang tunduk, merendah dan menyerah sepenuhnya kepada Allah Swt. Dan ini tidak mungkin dicapai kecuali dengan memahami arti dari bacaan yang dibaca dalam shalat dan juga dengan pelaksanaan shalat yang sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah Saw.

Untuk itu seorang muslim/muslimah harus benar-benar serius mempelajari tata-cara shalat Rasulullah Saw. melalui hadits-hadits yang shahih atau kitab-kitab yang memang  membahas soal tersebut dengan cermat.

2. Orang yang Menjauhkan Diri dari Perbuatan dan Perkataan yang Tidak Bermanfaat.
Firman Allah Swt.

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

"dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna," (QS. Al-Mu'minun :3 )

Dari Abu Hurairah ra, bahawa Nabi Saw bersabda,

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. shahih dari Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits )

Diantara tanda kebaikan seorang hamba adalah meninggalkan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan agamanya. Ini adalah karakteristik khas dalam perilaku, perkataan maupun akhlak diri hamba beriman.

Dalam Ad-Daa`wa Ad-Dawaa`, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa salah satu contoh meninggalkan apa-apa yang tidak penting adalah menjaga lisan dari ucapan yang tidak berguna.

Artinya jangan sampai seseorang mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Apabila dia berkata hendaklah berkata yang diharapkan terdapat kebaikan padanya dan manfaat bagi agamanya. Apabila dia akan berbicara hendaklah dia fikirkan, apakah dalam ucapan yang akan dikeluarkan terdapat manfaat dan kebaikan atau tidak?

Apabila tidak bermanfaat hendaklah dia diam, dan apabila bermanfaat hendaklah dia fikirkan lagi, adakah kata-kata lain yang lebih bermanfaat atau tidak? Supaya dia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan yang tidak bermanfaat.

3. Orang yang menunaikan Zakat.
Firman Allah Swt.

وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ

"dan orang-orang yang menunaikan zakat," (QS. Al-Mu'minun :4)

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti shalat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia di mana pun.

4. Orang yang Menjaga Kemaluannya.
Firman Allah Swt.

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ . إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ . فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ

"dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Mu'minun : 5-7)

Ayat di atas mengandung tiga perkara, yakni siapa saja yang tidak menjaga kemaluannya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung. Ia menjadi orang yang terhina. Akhirnya, ia termasuk orang yang melampaui batas. Jika itu terjadi, keberuntungan tidak akan menghampirinya. Ia akan mempunyai perilaku yang melampaui batas, dan ia tentu menjadi terhina.

Allah Swt menetapkan keberuntungan seorang hamba tergantung ada penjagaan atas kemaluannya dari perbuatan zina. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkan keberuntungan kecuali dengan menjaga kemaluan.

5. Orang Memelihara Amanah dan Janji.
Firman Allah Swt.

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya." (QS. Al-Mu'minun :8)

Ini berarti bahwa yang diperintahkan Allah Swt kepada kita adalah bukti iman, sedangkan lawannya, yaitu mengkhianati amanah, merupakan bukti kemunafikan. Dinyatakan dalam sebuah hadits,

''Ada empat hal, jika keempat-empatnya terdapat pada diri seseorang, berarti dia benar-benar murni seorang munafik, sedangkan orang yang menyimpan salah satunya, berarti terdapat pada dirinya salah satu tanda orang munafik, sampai ia meninggalkannya. Jika diberi amanah ia berkhianat, jika bicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika bermusuhan ia keji.'' (HR. Bukhari dan Muslim)

Setiap janji pasti diminta pertanggung jawaban, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an,

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولً

''dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.'' (QS al-Israa': 34)

Dalam ayat lain,

وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

''Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu, sesudah meneguhkannya, sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu) Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.'' (QS An Nahl: 91)

Dari dua ayat di atas, hendaknya kita menunaikan amanah dan menepati janji agar kita menjadi kaum mukminin sejati. Firman Allah Swt,

الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

''(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang merugi.'' (QS Al-Baqarah: 27)

6. Orang yang Memelihara Shalatnya.
Firman Allah Swt.

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ

"dan orang-orang yang memelihara shalatnya." (QS. Al-Mu'minun :9)

Orang yang selalu menjaga shalat, memakmurkan masjid, serta memperbanyak langkah menuju masjid ialah orang mukmin yang hakiki. Allah Swt telah menyebut mereka sebagai orang-orang yang beriman, bertaqwa dan wara'. Mereka akan mendapatkan keamanan, kemuliaan dan ampunan dari Allah Swt atas segala dosa dan kesalahannya jika ada.

Sebab, masjid tidak akan dimakmurkan, kecuali oleh orang-orang yang berhati bersih. Yaitu, hati orang mukmin yang jujur dan bertaqwa. Merekalah orang-orang yang akan ditinggikan derajatnya serta akan dihiasi dengan hiasan kemuliaan dan kehormatan saat mereka berada dihadapan Allah Swt. Allah Swt berfirman,

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yanng diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. At-Taubah:18)

Enam golongan orang beriman di atas akan mewarisi surga Firdaus dan kekal didalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt selanjutnya,

أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ . الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Mu'minun :10-11)

Demikianlah sahabat bacaan madani penjelasan tentang 6 golongan orang beriman yang mewarisi surga Firdaus. Mudah-mudahan enam syarat di atas bisa kita jalankan dengan baik, agar kita menjadi mukmin yang mewarisi surga Firdaus. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.