Kamis, 03 Agustus 2017

Keutamaan Menunaikan Shalat Sunnah Rawatib

Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang mengiringi shalat lima waktu, yang dilakukan sebelum atau sesudah salat lima waktu. Shalat yang dilakukan sebelumnya disebut shalat sunah qabliyah, sedangkan yang dilakukan sesudahnya disebut shalat sunah ba'diyah.

Shalat sunah rawatib ini terbagi dua bagian, yaitu sunah muakkad dan sunah ghairu muakkad. Shalat sunah rawatib muakkad amat besar kemuliaannya dan selalu dikerjakan oleh Rasulullah Saw.

Sedangkan Shalat sunat rawatib ghairu muakkad adalah shalat sunah yang dikerjakan oleh rasulullah Saw, tetapi tidak sesering shalat sunah muakkad.

Di antara tujuan disyari’atkannya shalat sunnah qobliyah adalah agar jiwa memiliki persiapan sebelum melaksanakan shalat wajib. Perlu dipersiapkan seperti ini karena sebelumnya jiwa telah disibukkan dengan berbagai urusan dunia. Agar jiwa tidak lalai dan siap, maka ada shalat sunnah qobliyah lebih dulu.

Sedangkan shalat sunnah ba’diyah dilaksanakan untuk menutup beberapa kekurangan dalam shalat wajib yang baru dilakukan. Karena pasti ada kekurangan di sana-sini ketika melakukannya.

Hadits-hadits Rasulullah Saw tentang shalat sunnah rawatib serta keutamaannya.

Dari Ummul Mukminin Ummu Habibah (Romlah) bin Abu Sufyan ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

“Tiada seorang muslim yang mengerjakan shalat karena Allah, setiap hari dua belas rakaat, melainkan Allah menyediakan baginya sebuah rumah di dalam surga, atau melainkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: "Saya bersama-sama dengan Rasulullah Saw. mengerjakan shalat dua rakaat sebelum shalat Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat Jum’at, dua rakaat sesudah shalat Magrib, dan dua rakaat sesudah shalat Isya’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Mughaffal ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Di antara setiap adzan dan iqamah ada shalat sunnah, di antara setiap adzan dan iqamah ada shalat, di antara setiap adzan dan iqamah ada shalat.” 

Setelah beliau mengucapkan yang ketiga kalianya, Beliau bersabda: “Bagi orang yang suka mengerjakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra.

"bahwasannya Nabi saw. tidak pernah meninggalkan shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat shubuh.” (HR. Bukhari)

Dari ‘Aisyah ra. ia berkata:

"Nabi saw. selalu menepati di dalam mengerjakan shalat sunnah melebihi dua rakaat fajar (sebelum shalat shubuh).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda:

“Dua rakaat fajar [sebelum shalat shubuh] adalah lebih baik daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim)

Dari ‘Aisyah ra.

"bahwasannya Nabi Saw. shalat sunnah dua rakaat yang ringan antara adzan dan iqamat shalat subuh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Hafshah ra.

"bahwasannya Rasulullah Saw. apabila telah mendengar muadzdzin mengumandangkan adzan subuh maka beliau mengerjakan shalat dua rakaat yang ringan.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Dari Ibnu Umar ra. ia berkata:

“Saya shalat dua rakaat sebelum shalat dzuhur dan dua rakaat sesudahnya bersama-sama dengan Rasulullah Saw.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra.

"bahwasannya Rasulullah Saw. tidak pernah meninggalkan shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat Dzuhur.” (HR. Bukhari)

Dari Ummu Habibah ra. ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda:

“Barangsiapa selalu mengerjakan shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, niscaya Allah mengharamkan dirinya dari api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Abdullah bin As-Saib ra. bahwasannya Rasulullah Saw. selalu shalat sunnah empat rakaat setelah matahari tergelincir, sebelum beliau mengerjakan shalat Dzuhur. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya saat-saat seperti ini pintu-pintu langit sedang dibuka, oleh karena itu aku ingin agar amal kebaikanku naik ke atas pada saat-saat seperti ini.” (HR Turmudzi)

Dari ‘Aisyah ra.

"bahwasannya apabila Nabi Saw. tidak mengerjakan shalat empat rakaat sebelum Dzuhur, maka beliau mengerjakannya sesudah shalat Dhuhur.” (HR. Turmudzi)

Dari Ali bin Abu Thalib ra. ia berkata: 

"Nabi Saw. selalu shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat asyar, dimana beliau memisahkannya dengan salam yang ditujukan kepada malaikat Muqarrabin dan kaum muslimin dan kaum mukminin yang mengikutinya.” (HR. Turmudzi)

Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda:

“Semoga Allah selalu memberikan rahmat kepada seseorang yang suka mengerjakan shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat Asyar.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Dari Ali bin Abi Thalib ra. "bahwasannya Nabi saw. sering shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat Asyar.” (HR. Abu Dawud)

Dari Abdullah bin Mughaffal ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda: “Shalatlah kalian, sebelum mengerjakan shalat maghrib.” 

Kemudian pada perintah yang ketiga kalinya, Beliau bersabda: “Bagi orang yang mau mengerjakannya.” (HR. Bukhari)

Dari Anas ra. ia berkata: “Pada masa Rasulullah saw. kami biasa shalat sunnah dua rakaat sesudah matahari terbenam dan sebelum mengerjakan shalat maghrib.”

Kemudian ada seseorang bertanya: “Apakah Rasulullah Saw. mengerjakan shalat sunnah itu?” 

Anas menjawab: “Beliau melihat kami mengerjakan shalat sunnah itu, beliau tidak menyuruh dan melarang kami.” (HR. Muslim)

Dari Anas ra. ia berkata: “Ketika kami di Madinah, apabila muadzdzin telah mengumandangkan adzan Maghrib maka orang-orang selalu terburu-buru untuk mengerjakan shalat sunnah dua rakaat, sehingga kalau ada orang asing masuk ke masjid itu maka ia akan menyangka bahwa shalat maghrib telah dikerjakan karena banyaknya orang yang mengerjakan shalat sunnah itu.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat Jum’at maka hendaklah ia mengerjakan shalat sunnah empat rakaat sesudahnya.” (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar ra. "bahwasannya Nabi Saw. tidak mengerjakan shalat sunnah sesudah shalat Jumat sehingga beliau pulang, kemudian beliau shalat sunnah dua rakaat di rumahnya.” (HR. Muslim)

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang keutamaan menunaikan shalat sunnah rawatib. Mudah-mudahan kita bisa selalu menunaikan shalat sunnah rawatib tersebut dan mendapatkan keutamaannya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.