Senin, 25 Desember 2017

Hubungan Tasawuf dengan Akhlak dan Syariat

Pengertian Tasawuf adalah suatu ilmu untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridaan Allah Swt. Adapun hubungan tasawuf dengan akhlak dan syariah adalah sebagai berikut :

1. Tasawuf Falsafi.
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran, tasawuf model ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran dari para filsuf, baik menyangkut filsafat tentang Tuhan manusia dan sebagainnya.

2. Tasawuf Akhlaki.
Tasawuf akhlaki Adalah tasawuf yang menggunakan pendekatan akhlak. Tahapan– tahapannya terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), taḥalli (menghiasinya dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang [ḥijab] yang membatasi manusia dengan Tuhan, sehingga Nur Illahi tampak jelas padanya).

3. Tasawuf Amali.
Tasawuf amali adalah tasawuf yang menggunakan pendekatan amaliyah atau wirid, kemudian hal itu muncul dalam tharikat.

Sebenarnya, tiga macam tasawuf memiliki tujuan yang sama, yaitu sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah), karena itu untuk wilayah tasawuf, seseorang harus mempunyai akhlak yang mulia berdasarkan kesadarannya sendiri.

Bertasawuf pada hakekatnya adalah melakukan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ibadah itu sendiri sangat berkaitan erat dengan akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari tasawuf sangat erat kaitannya dengan Al-Quran dan Sunnah yang mementingkan akhlak.

Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada pembinaan akhlak yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di kalangan kaum sufi dikenal istilah al-takhalluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah Swt, atau juga istilah al-ittiṣaf bi ṣifatihi, yaitu mensifati diri dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah Swt.

Jadi akhlak merupakan bagian dari tasawuf akhlaqi, yang merupakan salah satu ajaran dari tasawuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawuf akhlaki adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah Swt.

4. Syariah.
Syariah adalah merupakan amalan-amalan lahir yang difardukan dalam agama, yang dikenal rukun Islam, dan segala hal yang berhubungan dengan hal itu tentunya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis, karena itu seseorang yang ingin memasuki dunia tasawuf harus lebih dahulu mengetahui secara mendalam tentang ajaran syariat dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga setiap sufi, pada akhirnya orang-orang yang telah mengamalkan perintah Allah Swt. secara baik, benar, tuntas dan menyeluruh, sebab tanpa melalui tahapan ini seseorang tidak akan mampu ke jenjang yang lebih tinggi. Dan jika ada orang yang mengaku sebagai pengamal ajaran tasawuf, tetapi ia meninggalkan syari’ah, maka dapat dikatakan bahwa ia mengikuti jalan yang sesat.

Selain itu, syariah menurut para sufi diartikan dengan perintah dalam melaksanakan ibadah dan hakikah diartikan dengan musyahadah terhadap Tuhan.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang hubungan tasawuf dengan akhlak dan syariat. Sumber Buku Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.