Senin, 15 Januari 2018

Memahami Makna al-asma’ al-Husna al-Ghaffar, al-Basit, dan an-Nafi’

Al-Ghaffar (Maha Pengampun).
Al-Ghaffar adalah nama Allah Swt yang menunjukkan sifat-Nya bahwa Allah Swt Maha Pengampun yang akan memberikan ampunan pada hamba-Nya yang mu’min. Allah Swt amat senang dalam memberikan ampunan (maghfirah) kepada hamba-Nya jikalau hamba tersebut mau memohon ampunan pada-Nya. Allah Swt memerintah hamba-Nya untuk meminta ampunan padaNya, karena tiada hamba yang selalu berada di atas kebenaran 100 %. Beberapa Nabi juga mengalami hal yang sama, mereka ada yang melakukan kekhilafan, lalu Allah Swt memberitahu cara mereka memohon ampunan, lalu mereka memohon ampunan dan bertaubat pada Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam QS. Nuh :10-12.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

"Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Qs. Nuh :10-12).

Al-Basit (Maha Melapangkan).

Arti al-Basit adalah Maha Meluaskan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Karena Allah-lah yang melapangkan rizki dan juga menyempitkannya, yang membentangkan rizki itu dengan rahmatNya dan menahannya dengan kebijakan-Nya terhadap hambaNya yang bersangkutan.

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

“Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hambahambaNya”. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. (QS. al-Isra’:31)

Al-Basith adalah membentangkan rizki kepada hamba-Nya dan meluaskannya kepada mereka dengan kedermawanan-Nya dan rahmat-Nya. Lawanya adalah al-Qabidh yang artinya menahan rizki dengan kebaikan hati-Nya. Dengan demikian, Allah Swt adalah Zat yang Memberi dan sekaligus Menahan.

Dalam kehidupan ini, makhluk Allah Swt mengalami pasang surut kehidupan. Ada kalanya miskin, lalu Allah Swt menjadikan dan juga termasuk manusia akan mengalami roda kehidupan.

Allah Swt sudah mengatur rizki makhluk-Nya, bahkan Allah sudah mengatur rizkinya semut, bakteri dan lain-lain sebagainya, Allah Swt itu Maha Melapangkan rizki, sehingga kita sebagai hambaNya dilarang takut akan mengalami kesempitan rizki selagi kita melaksanakan perintah Allah Swt.

Allah Swt. senantiasa membentangkan rahmatNya dan kasih-Nya untuk menerima taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki (memperbanyak rezeki) yang dibutuhkan hamba-Nya, dan Dia pula mempersempit rezeki kepada hamba yang dikehendaki Nya. Firman Allah Swt. :

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ

“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.”(QS. ar-Ra’d 13:26)

An-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat).

Allah Swt dalam menciptakan segala yang ada di alam ini tiada yang sia-sia. Allah Swt mempunyai tujuan dan manfaat, sehingga ciptaan Allah Swt mesti akan bermanfaat pada makhlukNya yang lain. Allah Swt menciptakan bakteri umpamanya, ada sebagian besar bakteri yang juga mempunyai manfaat bagi tubuh manusia. Allah Swt menciptakan buah manggis misalnya, maka buah ini dapat dikonsumsi sebagai buah-buahan yang segar. Bahkan sekarang ini, kulit dari buah manggispun dijadikan sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit yang dialami oleh manusia seperti obat penyakit kanker, jantung, kolesterol jahat dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwasannya Allah Swt tidak menyia-nyiakan hal-hal kecil-pun dari ciptaanNya. Allah Swt Maha Cermat dalam memberikan aspek manfaat ciptaanNya.

Allah Swt berfirman dalam surah Ali Imran [3] 190-191:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang sungguh ada tanda-tanda ayat Allah bagi insan ulil albab. Yaitu orang-orang yang berzikir pada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, dan mereka ber¿kir pada penciptaan langit dan bumi, lalu berkata: ya Rabb kami, tidaklah Engkau cipta ini semua sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka" (QS. Ali Imran :190-191)

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang memahami makna al-Asma’u al-Husna: al-Ghaffar, al-Basit, dan an-Nafi’. Semoga kita bisa mengamalkan sifat Allah Swt al-Ghaffar, al-Basit, dan an-Nafi’ dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.