Senin, 05 Februari 2018

Hamzah dan Umar bin Khattab Masuk Islam Disaat Quraisy Menentang Keras Dakwah Nabi

Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab merupakan tokoh Quraisy. Hamzah bin Abdul-Muththalib adalah sahabat, paman, sekaligus saudara sepersusuan Nabi Muhammad Saw. Hamzah memiliki julukan "Singa Allah" (asadullah) karena kepahlawanannya saat membela Islam.

Hamzah mempunyai otak yang cerdas dan pendirian yang kuat; dia termasuk tokoh Quraisy yang disegani. Dia memeluk Islam pada tahun keenam kenabian (tahun 7 sebelum hijrah). Sejak memeluk Islam, Hamzah telah berniat untuk membaktikan segala keperwiraan, keperkasaan, dan juga jiwa raganya untuk kepentingan da'wah islam. Karena itu tidaklah mengherankan jika Nabi Muhammad Saw menjulukinya dengan sebutan "Asadullah" yang berarti singa Allah Swt.

Ketika Nabi Muhammad Saw menyebarkan Islam di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui.

Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad Saw. Bahkan Umar pernah memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad Saw.

beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal yang selama ini selalu membelanyani membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad Saw.

Disaat Nabi Muhammad Saw. melaksanakan dakwah Islam kepada kaum kafir Quraisy yang menentang dengan keras dakwah beliau, ada dua tokoh terkemuka Quraisy yang masuk Islam, mereka adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khathab. Dengan masuknya kedua tokoh terkemuka Quraisy ini merupakan menambah kekuatan bagi kaum muslimin dan harapan akan adanya kemenangan.

Umar bin Khathab telah dijuluki oleh Rasulullah dengan al-Faruq, karena Allah Swt telah memisahkan antara yang haq dan yang bathil. Beberapa hari setelah keIslamannya Umar bin Khathab berkata kepada Rasulullah Saw: “Wahai Rasulullah, bukankah kita di atas kebenaran?”

Beliau mejawab: “Memang demikian’.

Umar berkata: “Kalau begitu untuk apa kita bersembunyi dan menutup diri?”

Setelah itu, Rasulullah Saw bersama kaum muslimin yang ada di Darul Arqam membentuk dua barisan. Satu barisan dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib dan barisan lainnya dipimpinn Umar bin Khattab bergerak menuju jalan-jalan di kota Mekkah dalam gerakan yang menggambarkan kekuatan dalam perjalanan dakwah, dan sekaligus memulai dakwah secara terang-terangan.

Kaum kafir Quraisy terus berusaha memerangi dakwah ini dengan berbagai macam cara; menyiksa, menganiaya, mengintimidasi, dan membujuk. Namun, semua itu tidak menghasilkan apapun, selain justru menambah keteguhan mereka terhadap agama Islam dan menambah jumlah orang-orang yang beriman.

Inilah pemikiran kaum kafir Quraisy untuk memunculkan cara baru, yaitu menulis sebuah lembaran (perjanjian) yang ditanda tangani oleh mereka semua, dan digantung di Ka’bah untuk mengembargo kaum muslimin dan Bani Hasyim. Embargo ini berlaku di semua aspek; tidak boleh terjadi transaksi jual beli, pernikahan, tolong-menolong, dan bergaul dengan mereka. Kaum muslimin terpaksa keluar dari kota Mekkah menuju ke salah satu celah gunung di Mekkah yang bernama celah gunung Abu Thalib.

Di sana kaum muslimin sangat menderita, mereka merasakan kelaparan dan berbagai macam kesulitan. Orang-orang yang mampu di antara mereka menyumbang sebagian harta mereka, bahkan Khadijah menyumbang semua hartanya. Wabah penyakit melanda mereka yang menyebabkan kematian sebagian mereka. Namun demikian, mereka dapat bertahan dan bersabar, tidak ada seorangpun dari mereka yang mundur. Embargo ini terus berlangsung selama tiga tahun.

Kemudian sekelompok pembesar Quraisy yang memiliki hubungan kekerabatan dengan beberapa orang Bani Hasyim berusaha mencabut isi lembaran di atas, dan mengumumkan pada khalayak ramai. Ketika mengeluarkan lembaran, mereka menemukannya telah termakan oleh rayap, tidak ada yang tersisa kecuali satu sisi kecil yang diatasnya tertulis “lafadz bismika allahumma” (dengan menyebut nama-Mu, ya Allah).

Akhirnya, krisispun sirna dan kaum muslimin beserta Bani Hasyim kembali ke kota Mekkah. Namun kaum kafir Quraisy tetap pada sikap mereka yang kejam dan bengis dalam memerangi kaum muslimin.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang Hamzah dan Umar bin Khattab masuk Islam disaat Quraisy menentang keras dakwah Nabi. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.