Minggu, 11 Maret 2018

Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148

A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148 dan Terjemahannya.

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

walikullin wijhatun huwa muwalliihaa fastabiquu lkhayraati aynamaa takuunuu ya'ti bikumu laahu jamii'an inna laaha 'alaa kulli syay-in qadiir

“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqarah  :148).

B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 148.
(Dan bagi masing-masing) maksudnya masing-masing umat (ada arah dan tujuan) maksudnya kiblat (tempat ia menghadapkan wajahnya) di waktu salatnya. Menurut suatu qiraat bukan 'muwalliihaa' tetapi 'muwallaahaa' yang berarti majikan atau yang menguasainya, (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan) yakni segera menaati dan menerimanya. (Di mana saja kamu berada, pastilah Allah akan mengumpulkan kamu semua) yakni di hari kiamat, lalu dibalas-Nya amal perbuatanmu. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu). (Tafsir al-Jalalain)

Secara umum ayat ini dapat dipahami sebagai dorongan kepada umat Islam untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentunya untuk melihat sebuah perbuatan tersebut baik atau tidak, harus merujuk sesuai dengan aturan Allah Swt yaitu al-Qur’an dan sesuai dengan hadits yang sahih. Untuk menelisik lebih jauh kandungan ayat ini, mari kita ikuti uraian berikut.

Pada ayat ini, Allah Swt menerangkan bahwa bagi setiap pemeluk suatu agama mempunyai kiblatnya sendiri-sendiri. Tentunya kiblat itulah yang menjadi kecenderungan mereka untuk menghadap sesuai dengan keyakinan mereka. Dan Kaum muslimin mempunyai kiblat yang ditetapkan langsung oleh Allah Swt yaitu Ka’bah.

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan Umat Yahudi berkiblat ke Baitul-Maqdis, dan umat yang lain melalui Nabi dan Rasulnya untuk menghadap ke arah tertentu. Namun, dalam ayat ini Allah Swt memerintah untukmengarah ke Kaʻbah dan berlaku untuk semua. Perintah ini adalah membatalkan perintah Allah Swt sebelumnya termasuk untuk Nabi Muhammad Saw yang sebelumnya pada saat shalat menghadap selain ke Kaʻbah. Hal yang penting dalam pengarahan kiblat ini adalah menghadapkan hati langsung kepada Allah Swt.

Dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk senantisa berlombalomba dalam mengerjakan kebaikan (fastabiqul-khairat). Menghadap ke Kiblat (Kaʻbah) bukanlah tujuan tapi harus dipahami bahwa umat Islam adalah satu. Dan kandungan ayat ini yang dapat kita ambil maknanya adalah hendaknya kita giat bekerja serta berlomba dalam segala bentuk kebaikan baik salat,bersedekah, menuntut ilmu, dan amalan-amalan positif yang lain. Kita harus berkompetisi dalam melakukan hal-hal yang positif. Dampak positif yang dihasilkan dari kompetisi dalam kebaikan yaitu terciptanya kondisi kehidupan yang dinamis, maju dan senantiasa bersemangat untuk berkreasi dan berinovasi .

Ayat ini juga menjelaskan bahwa saatnya nanti, Allah Swt  akan mengumpulkan semua manusia, di manapun dan dari arah manapun mereka berada. Tidak ada seorang pun yang luput dan lepas dari pengawasan Allah Swt, yaitu pada sasat manusia menjalani kehidupan di alam akhirat. Mereka akan diperlihatkan semua amal baik atau buruk yang pernah dilakukan pada saat hidup di dunia dan semua akan mendapat balasan sesuai dengan amalnya masing masing.

Kesimpulannya.
1. Setiap umat mempunyai kiblat / syariat atau aturan masing-masing. Bagi umat Islam kiblatnya adalah Ka’bah sebagai pusat menghadap ketika shalat.

2. Kaum muslimin hendaknya giat beribadah, beramal, bekerja, dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Pada hari Kiamat nanti Allah Swt akan mengumpulkan setiap umat manusia.

3. Pada saat itu, manusia akan diadili dengan seadil-adilnya tentang perbuatan yang mereka lakukan ketika di dunia. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan.  Pada saat itu pula akan diketahui siapa di antara mereka yang paling benar dan paling baik amalnya.

Umat Islam dan umat manusia pada umumnya diperintahkan untuk berlomba- lomba berbuat kebajikan yaitu melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia baik lahiriyah maupun bathiniah, seperti berlomba-lomba mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran hidup di dunia, bukan sebaliknya yang digunakan untuk menyengsarakan atau mengancam kelangsungan kehidupan manusia.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi Kandungan Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 148. Sumber Buku Al Qur'an Hadits Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.