Kamis, 05 April 2018

Kitab Hadis Mu’tabarah | Mengenal Kitab Sunan Ibnu Majah

Salah satu dari karya terbesar Imam Ibnu Majah adalah Sunan Ibnu Majah. Nama asal Sunan Ibnu Majah ialah as-Sunan. Nama ini telah digunakan sendiri oleh Ibnu Majah, tetapi kemudian beliau memandang bahwa al-Sunan itu terlalu umum karena terdapat juga kitab-kitab hadis lain yang dinamakan al- Sunan. Maka dengan itu, dihubungkan nama kitab kepada penyusunnya dan dinamakan Sunan Ibnu Majah. Kitab yang terdiri dari empat jilid ini adalah salah satu karya Ibnu Majah yang masih beredar sampai sekarang. Beliau menyusun sunan menjadi beberapa kitab dan bab. Kitab ini disusun secara baik dan indah menurut sistematika fiqih. Beliau memulai sunan ini dengan bab mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Dalam bab ini dia membahas hadis yang menunjukkan kekuatan sunnah, kewajiban untuk mengikuti dan mengamalkannya.

Sebagian ulama sudah sepakat bahwa kitab hadis yang pokok ada lima (Kutub al Khamsah), yaitu Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan an Nasa’i, Sunan at-Tirmidzi. Mereka tidak memasukkan Sunan Ibnu Majah mengingat derajat kitab ini lebih rendah dari lima kitab tersebut. Tetapi sebagian ulama yang lain menetapkan enam kitab hadis pokok, dengan menambah Sunan Ibnu Majah sehingga terkenal dengan sebutan Kutub al- Sittah (enam kitab hadis).

Ulama pertama yang menjadikan kitab Sunan Ibnu Majah sebagai kitab keenam adalah al-Hafiz  Abdul Fadli Muhammad bin Tahir al-Maqdisi (w. 507 H) dalam kitabnya At raf al-Kutub al-Sittah dan dalam risalahnya Syurut al-A’immah as- Sittah. Pendapat ini kemudian diikuti oleh al Hafiz Abdul Gāni bin al-Wahid al-Maqdisi (w. 600 H) dalam kitabnya al- Ikmal fi Asma’ ar-Rijal. Pendapat mereka inilah yang diikuti oleh sebagian besar ulama.

Mereka memasukkan Sunan Ibnu Majah sebagai kitab keenam tetapi tidak memasukkan al-Muwatta’ Imam Malik. Padahal kitab ini lebih shahih daripada kitab milik Ibnu Majah. Hal ini dikarenakan di dalam Sunan Ibnu Majah banyak terdapat hadis yang tidak tercantum dalam Kutub al-Khamsah, sedangkan hadis yang terdapat di dalam al-Muwatta’ seluruhnya sudah termaktub dalam Kutub al-Khamsah. Sebenarnya derajat al-Muwatta’ lebih tinggi dari Sunan Ibnu Majah.

Sunan Ibnu Majah merupakan karya terbesar beliau. Dalam kitabnya itu, Ibnu Majah telah meriwayatkan sebanyak 4000-an hadis seperti yang diungkapkan Muhammad Fuad Abdul Baqi, penulis buku Mu’jam Al-Mufahras li Alfaz Al-Qur’an (Indeks AlQur’an), jumlah hadis dalam kitab Sunan Ibnu Majah sebanyak 4.341 buah hadis. Sebanyak 3002 di antaranya termaktub dalam lima kitab kumpulan hadis yang lain. Ia bukan hanya mencakup hukum Islam, namun masalah-masalah akidah dan muamalat. Sunan Ibnu Majah berisi hadis sahih, hasan dan daif bahkan hadis munkar dan maudu’, meskipun jumlahnya kecil.

Seperti sunan yang lain, Sunan Ibnu Majah juga di-syarah-i oleh beberapa orang ulama yang terkenal, di antaranya:

Misbaḥ az-Zujajah `ala Sunan Ibnu Majah karya as-Suyuti (w. 911 H)
Al-‘Ilam bi Sunanih alaihi as-Salam, karya al-Mugtalatai (w. 726)
Kifayat al-Hajat fi Syarh Ibnu Majah karya Abi al-Hassan bin Abdul Hadi as-Sindi (w. 1136 H).
Syarh Sunan Ibnu Majah karya al-Kamaluddin Muhammad bin Musa (w. 808 H)

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang mengenal kitab Sunan Ibnu Majah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Hadis Ilmu Hadis Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.