Selasa, 29 Mei 2018

Dalam Islam Akhlak adalah Mutiara dalam Diri dan Bentengnya Akidah

Oleh Widya Nurahmanita
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Ekonomi Pembangunan / 2 <nurahmanitawidya942014@gmail.com>

Dalam Islam diajarkan bagaimana menjadi muslim yang terbaik, bukan hanya melaksanakan sholat lima waktu, puasa dan zakat. Mungkin orang orang membuat persepsi bahwa seorang muslim yang baik adalah muslim yang melaksanakan hal tersebut. Namun ada satu hal yang banyak di lupakan oleh orang-orang kalau seorang muslim yang baik adalah manusia yang mempunyai akhlak yang mulia. Begitu pentingnya akhlak bagi setiap umat muslim dalam membentengi kaidahnya dalam Islam. Karena jika seorang muslim membentengi dirinya dengan akhlak yang mulia maka sama saja ia menjaga dan membentengi akidahnya dari hal-hal buruk yang masuk kepada dirinya.

Sebegitu pentingnya akhlak bagi umat muslim, juga diperkuat dengan hadist nabi besar umat Islam yaitu ”tiada lurus imam seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya”. Dari hadist tersebut hendaknya seorang muslim yang taat menyeimbangkan ibadahnya dengan akhlak perbuatannya sehari-hari, karena jika seorang muslim hanya menjalankan ibadahnya saja bahkan siang dan malam tidak pernah putus, itu sama saja ia menyekutukan Allah Swt dengan hawa nafsunya. Pada hakikatnya beribadah dengan menyembah Allah Swt harus di selaraskan dengan perbuatan dan akhlak yang baik di dalam kehidupan. Jika seorang muslim menjalankan keduanya secara seimbang, maka muslim tersebut telah membentengi akidah islamnya dengan baik.

Akhir akhir ini kita bisa lihat di media media seperti televisi, Koran bahkan internet akan maraknya aksi pengeboman yang mengatasnamakan akidah, hal tersebut terjadi karena kurangnya jiwa muslim di dalam diri para teroris tersebut, mereka tidak membentengi diri mereka sendiri dengan akhlak yang mulia. Aksi mereka tersbut sama saja dengan menyekutukan Allah SWT. Islam tidak pernah mengajarkan hal hal membunuh manusia seperti yang mereka lakukan inilah yang dinamakan gagal paham tentang ajaran Islam sehingga menyebabkan kurangnya ilmu dan akhlak.

Contoh lain, krisis yang dimula dari sebagian kecil elite politik seperti penindasan, memfitnah, adu domba, penyelewengan, lalu menjalar ke masyarakat luas termasuk kalangan pelajar. Sementara itu krisis akhlak yang menimpa kalangan masyarakat umum seperti melanggar peraturan tanpa merasa bersalah, main hakim sendiri, mudah terpancing krisis pada kalangan pelajar terlihat dari banyaknya keluhan dari para orang tua mereka atas ulah yang sulit dikendalikan, tawuran, mabuk-mabukan, dan suka membolos sekolah.

Sebagai manusia yang beriman khusunya anak muda zaman sekarang yang sebagian besar tidak mementingkan akhlak dalam bertindak di kehidupan sehari-hari, hendaknya menjalankan kesempurnaan islam  dengan berpondasi kepada akhlak yang baik dan terpuji dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena akhlak merupakan mutiara dalam diri yang merepresentasikan sempurnanya akidah dalam islam. Tentunya bisa kita bayangkan jika anak muda zaman sekarang tumbuh dengan akhlak yang tidak baik maka krisis moral dan kehancuran di masyarakat akan terjadi di masa depan.

Terhadap kondisi yang demikian, perlunya evaluasi dari berbagai pihak dalam rangka pembinaan akhlak mulia, karena berbagai krisis dan kesulitan yang melanda bangsa Indonesia dan berpangkal pada krisis akhlak bangsa. Mengatasi krisis akhlak itu dapat dilakukan dengan berbagai cara dalam bidang pendidikan.

1. Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan menetapkan pelaksanaan pendidikan agama, baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat.

2. Menintregasikan antara pendidikan dengan pengajaran. Pada setiap pengajaran sesungguhnya terdapat pendidikan. Pengajaran berisikan pengalihan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang ditujukan untuk mencerdaskan akal. Sedangkan pendidikan tertuju kepada membantu kepribadian, sikap dan pola hidup yang sesuai nilai luhur.

3. Pendidikan akhlak harus didukung oleh kerjasama kelompok dan usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

4. Sekolah harus dapat menciptakan nuasnsa keagamaan, seperti sebelum memulai pelajaran dilakukan pembacaan Al-Quran bersama-sama, melaksanakan shalat berjamaah, diadakan tausiyah setiap hari Jumat, menjaga kebersihan lingkungan, dsb.

5. Lingkungan masyarakat yang kondusif juga diperlukan guna pembentukan akhlak yang baik, seperti menjaga kebersihan lingkungan, bebas dari maksiat, bebas dari perjudian. Lalu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti diadakan perkumpulan remaja masjid, kegiatan pengembangan bakat, dsb.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang akhlak adalah mutiara dalam diri dan bentengnya akidah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Daftar Pustaka

Agil, Said Husin Al Munawar. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005

Drs. Supriadi, M.Ag & Dra. Hasanah, M.Ag & Drs. Pabali H. Musa, M.Ag. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam,  Ciputat: CV. Grafika Karya Utama, 2001

Ali, Sarpuji & Shobron, Sudarno & Jinan, Mathohharun,  Lisensi Ajaran Islam, Surakarta: Lembaga Studi Islam

Nur, M. Qodirun, Mutiara Akhlak Al Karimah, Jakarta: Pustaka Amani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.