Rabu, 23 Mei 2018

Kebaikan Hati Dengan Sikap Adil

Oleh Muhammad Ilham Syahroni 
Mahasiswa STEI SEBI DEPOK <syahroniilham01@gmail.com>
Al-‘adl adalah berprilaku adil. Perilaku adil merupakan kebaikan qolbu (hati). Sedangkan perilaku zalim merupakan kerusakan qolbu (hati), oleh karena itu, seseorang yang melakukan dosa apa saja berarti ia telah menzalimi dirinya sendiri, karena kezaliman itu kebalikan dari keadilan. Jadi ia telah berprilaku adil terhadap dirinya sendiri , akan tetapi berprilaku zalim. Kebaikan qolbu itu terletak pada sikap adil. Sedangkan kerusakan hati itu terletak pada sikap zalim. Kalau seorang hamba menzalimi dirinya sendiri,berarti dialah yang berprilaku zalim dan dia pula yang telah dizalimi. Demikian juga ketika dia berprilaku adil, dirinyalah yang berprilaku adil, dirinyalah yang berprilaku adil dan dirinya juga yang diperlakukan adil. Karena dialah yang melakukan dan kepadanyalah akibat perbuatan itu akan kembali, baik berupa kebaikan tau keburukan. Allah Subhanahuwata’ala berfirman:

لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ

“Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (QS. Al Baqarah : 286)

Dan amal perbuatan itu memiliki pengaruh terhadap hati,berupa manfaat, mudharat,dan kebaikan, sebelum ia memberikan efek terhadap apa yang diluar qolbu. Oleh karena itu baiknya pribadi itu berarti perlakuan adil terhadap pribadi sendiri. Dan buruknya pribadi itu berarti perlakuan zalim terhadap pribadi itu sendiri. Allah Subhanahuwata’ala berfirman:

مَّنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri.” (QS. Fushshilat : 46)

  Allah Subhanahuwata’ala juga  berfirman :

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." (QS. Al-Isra' : 7)

Sebagian generasi terdahulu mengatakan bahwa kebaikan itu membawa cahaya ke dalam qolbu (hati) , menghasilakan kekuatan pada tubuh, menimbulkan sinar wajah,membawa kelapangan rizki, dan melahirkan kecintaan di qolbu (hati) orang banyak. Dan sesungguhnya keburukan itu membawa kegelapan ke dalam qolbu (hati) menimbulkan kesuraman di wajah, mengakibatkan kelemahan pada tubuh,membuat rizki menjadi sempit dan melahirkan kebencian di qolbu (hati) orang banyak.

Allah  Subhanahuwata’ala berfirman :

كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur : 21)

Allah  Subhanahuwata’ala berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

"Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya." (QS. Al-Muddatstsir : 38)

Allah  Subhanahuwata’ala juga berfirman :

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا
 
“Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan   senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri.” (QS. Al-An’am : 70)

Tubsal maksudnya ditahan, ditawan.seperti halnya tubuh manakala telah pulih dari sakitnya. Orang akan mengatakan bahwa kondisi tubuhnya telah seimbang. Sakit itu tidak lain adalah kondisi tubuh yang tidak seimbang. Meskipun begitu, kondisi seimbang secara penuh tanpa sedikitpun campuran itu tidak akan pernah tercapai. Begitu pula sikap adil,sehatnya hati tergantung dari proporsi keadilan walaupun keadilan belum tentu manusia bisa sempurna dengannya, setidaknya kita senantiasa berbuat adil dalam berbagai aspek.

Allah Swt telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab agar manusia dapat menerapkan keadilan.dan keadilan  yang paling agung adalah menyembah hanya kepada Allah Subhanahuwata’ala  tidak ada sekutu baginya. Kemudian berprilaku adil terhadap dirinya sendiri.

Kezaliman pun memiliki berbagai macam dan kezaliman merupakan penyakit hati. Sedangkan berprilaku adil merupakan kesehatan dan kebaikan hati. Ahmad bin hambal mengatakan kepada sebagian orang : ”Kalau engkau dalam keadaan sehat, tentu engkau tidak akan takut terhadap siapapun.” Maksudnya rasa takutmu terhadap mahkluk itu adalah akibat penyakit pada dirimu,seperti penyakit kesyirikan dan dosa-dosa. 

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang kebaikan hati dengan sikap adil. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Daftar Pustaka
https://tafsirq.com/ ( Disadur pada 13 April 2018 : 05.30)
Tim Naskah Asyifa, Kebaikan Hati, (Asyifa :2012) hal : 24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.