Rabu, 12 April 2017

Ketika Umar bin Khattab Mengakui tidak Bisa Melebihi Abu Bakar Shiddiq

Abu Bakar Shiddiq adalah merupakan sahabat Nabi yang paling awal memeluk Islam. Ia dikenal sebagai khalifah pertama yang meneruskan perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam memimpin ummat islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw beliau menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Dan merupakan satu di antara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.

Umar bin Khattab berasal dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekah saat itu. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Beliau juga menjadi khalifah kedua setelah meninggalnya khalifah Abu Bakar.

Tanpa mengenyampingkan sahabat Rasul yang lain, khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar bin Khattab memilki peran penting dalam pengembangan Islam semasa hidup Rasulullah Saw maupun setelah meninggalnya Rasulullah Saw. Pengorbanan khalifah yang dua ini sungguh luar biasa untuk umat Islam. Keduanya bukan hanya mengorbankan tenaga dan pikiran, akan tetapi kedua sahabat Rasul ini juga mengorbankan harta dan jiwanya untuk kepentingan agama Islam.

Suatu ketika setelah terjadi peperangan Tabuk Rasulullah Saw menyeru kepada para sahabatnya untuk memberikan sedekah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Banyak sahabat-sahabat yang memberikan sedekah dan tidak ketinggalan dua sahabat Rasul ini.

Umar bin Khattab ra pada saat itu memiliki harta kekayaan untuk disedekahkan. Dalam hatinya, ia merenung, “Setiap saat Abu Bakar selalu membelanjakan hartanya lebih banyak dari apa yang telah saya belanjakan di jalan Allah Swt.”

Umar berharap dengan karunia Allah Swt, semoga dapat membelanjakan harta di jalan Allah Swt lebih dari Abu Bakar kali ini, saat itu Umar ra mempunyai dua harta kekayaan untuk dibelanjakan di jalan Allah Swt.

Kemudian Umar bin Khattab pulang ke rumahnya untuk menjemput harta yang akan disedekahkannya, dengan perasaan gembira sambil membayangkan bahwa pada hari ini ia akan bersedekah melebihi Abu Bakar. Oleh karena itu, segala yang ada di rumahnya iabeliau akan mengambil setengah hartanya untuk disedekahkan.

Selanjutnya Umar bin Khattab membawa hartanya kepada Rasulullah Saw. Pada saat itu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar bin Khattab, “Apa ada yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, wahai Umar?”

Umar ra pun menjawab, “Ya, ada yang saya tinggalkan, wahai Rasulullah.”

Rasulullah bertanya, “Seberapa banyak yang telah kamu tinggalkan untuk keluargamu?”

Ia menjawab, “Saya telah tinggalkan setengahnya.”

Tidak berapa lama kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta bendanya kepada Rasulullah Saw. Umar bin Khattab berkata, “Saya mengetahui bahwa beliau telah membawa seluruh harta benda miliknya. Begitulah pembicaraan yang saya dengar dari pembicaraan antara beliau dengan Rasulullah Saw.”

Kemudian Rasulullah Saw bertanya kepada Abu Bakar, “Apakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar?”

Abu Bakar menjawab, “Saya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka (saya tinggalkan dengan keberkahan nama Allah Swt dan Rasul-Nya serta keridhaan-Nya).” 

Mendengar hal itu Umar bin Khattab berkata, “Sejak saat itu saya mengetahui bahwa sekali-kali saya tidak dapat melebihi Abu Bakar.”

Demikianlah sahabat bacaaan madani kisah pengorbanan Abu bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab untuk umat Islam. Dari kisah diatas sahabat yang dua ini selalu mementingkan kepentingan agama terlebih dahulu daripada kepentingan diri sendiri maupun keluarga. Hal ini bukan hanya terjadi disaat kehidupan Rasulullah Saw. Ini juga terjadi disaat dua sahabat Rasulullah ini menjadi Khalifah sepeninggalan Rasulullah Saw.

1 komentar:

  1. Subhanallah.. indah nian perbuatan para sahabat Rasulullah SAW, Radhiallahu 'anhum. Karena tauladan Rasulullah SAW, perjuangan dan pengorbanan para sahabat dan juga para muslimin yang tak mengenal lelah dan pamrih dalam mendakwahkan Islam maka Alhamdulillah Islam telah sampai ke negeri Indonesia tercinta ini. Seperti kita ketahui, abad ke 7 dahulu Borobudur telah eksis di negeri ini..

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.