Jumat, 27 Mei 2016

Hadits Tentang Dukun dan Peramal


Syeikh Sholeh Fauzan menjelaskan: “Kaahin (dukun) adalah Orang yang mengaku mengetahui tentang hal-hal ghaib pada masa yang akan datang dengan cara melalui setan (Jin). Dimana setan (Jin) tersebut memberitakan  sesuatu yang tidak diketahui oleh manusia. Karena setan bisa dapat mengetahui sesuatu yang susah untuk diketahui manusia. Maka ia memberitahu manusia dengan imbalan bahwa manusia itu mau tunduk kepadanya. Sehingga mereka melakukan hal-hal kesyirikan dan kekufuran kepada Allah. Maka mereka berusaha mendekatkan dirinya kepada setan (Jin) tersebut. Apabila manusia sudah mau tunduk kepada setan (Jin) tersebut sesuai permintaan mereka, maka setan akan membantu mereka untuk mengetahui hal-hal yang ghaib.

Adapun arti ‘Arraaf (peramal) menurut imam Baghawy adalah: orang yang mengaku mengetahui peristiwa dengan cara-cara tertentu untuk mengetahui tempat barang yang dicuri, tempat barang yang hilang dan semisalnya.

Menurut Syeikh Islam Ibnu Taimiyah: ‘Arraaf (peramal) adalah nama untuk dukun, ahli nujum dan Rammal (tukang tenung)

1. "Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima." (HR. Muslim)

2. "Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw." (Abu Dawud)

3. "Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik." (HR. Ibnu Majah)

4. "Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)

5. "Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal." (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan:
Thair artinya burung. Ramalan tentang mujur dan sial semula dikaitkan dengan burung yaitu suara atau arah terbangnya.
Baca Juga :Hadits Tentang Cinta dan Benci
Hadits Tentang Berbicara Dengan Baik dan Larangan Banyak Bicara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.