Minggu, 15 Januari 2017

4 Sikap dan Perilaku Jika Beriman Kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. ialah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab suci-Nya kepada Rasul-rasul pilihan-Nya. Kitab-kitab tersebut berisi wahyu-Nya untuk disampaikan kepada manusia. Kumpulan wahyu tersebut, ada yang disebut suhuf dan ada yang disebut kitab.

Percaya kepada wahyu (kitab-kitab) yang diturunkan Allah Swt., berarti tidak hanya percaya kepada Al-Qur’an, tetapi juga percaya kepada segala wahyu yang diturunkan dalam semua masa, serta yang diturunan kepada setiap umat.

Seorang muslim wajib beriman kepada Kitab-kitab Allah, baik yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw maupun kepada nabi-nabi sebelumnya. Secara umum, ada empat perilaku seorang muslim yang menunjukkan sikap iman kepada kitab-kitab Allah. Keempat tindakan tersebut, yaitu :

1. Meyakini keberadaan kitab-kitab Allah.
Seorang muslim wajib menyakini adanya kibat-kitab Allah, selain kitab suci Al-Qur’an. Sikap ini merupakan konsekuensi dari sikap iman seorang Muslim terhadap Al-Qur’an. Dengan kata lain, ketika Al-Qur’an mengataka bahwa ada kitab-kitab Allah selain AlQur’an maka seorang Muslim wajib beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.

2. Meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt kepada manusia.
Kehadiran ajaran-ajaran kitab suci yang sebelumnya, tetap dapat berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan kitab suci Al-Qur’an. Hal ini terkait dengan adanya bukti bahwa kitab suci sebelum Al-Qur’an banyak yang sudah direkayasa oleh manusia sehingga sudah tidak asli lagi.  Sementara terhadap, ajaran-ajaran yang masih relevan dengan Al-Qur’an dapat digunakannya sebagai pengetahuan sekaligus memperkuat keimanan kita terhadap ayat suci Al-Qur’an.

Ada beberapa contoh yang membuktikan bahwa ajaran dalam kita suci sebelum Al-Qur’an pun ada juga yang relevan dengan Islam. Misalnya saja 10 Perintah Tuhan (The Ten Commandements)  yang disampaikan kepada Nabi Musa as dan Nabi Isa as.

Dalam The Ten Commandements tersebut di nyatakan bahwa 
(1) jangan perserikatkan Tuhan dengan apa pun, 
(2) Tunjukkan keramahan kepada kedua orangtua, atau jangan berbuat kasar kepada mereka, 
(3) jangan membunuh anak-anak kalian karena takut miskin, sebab Kami melengkapi kebutuhan hidup kalian dan mereka, 
(4) jangan menghampiri perbuatan-perbuatan onar, baik yang terbuka maupun yang tertutup, 
(5) jangan membunuh siapapun yang di larang Tuhan, kecuali melalui proses hukum. Tuhan menginstruksikan ini kepada kalian supaya kalian menggunakan akal sehat, 
(6) jangan mendekati kekayaan anak yatim sebelum ia mencapai usia matang, kecuali untuk mengembangkannya, 
(7)  penuhkan sukatan dan timbangan dengan segala keadilan, Tuhan tidak membebani seseorang kecuali semampunya, 
(8) kapanpun kalian berbicara, adillah sekalipun terhadap kaum kerabat, 
(9) penuhi janji Tuhan. Tuhan telah menginstruksikan ini kepada kalian semoga kalian ingat, 
(10) inilah jalan-Ku yang lurus. Ikutilah dan jangan mengikuti jalan-jalan sehingga kalian terpisah dari jalan-Nya. Demikian Tuhan menginstrukskan kepada kalian semoga kalian melakukan tugas kalian.

3. Menjaga shilaturahmi dan atau ukhuwwah dengan sesama ahlul kitab.
Siapapun orangnya, bila dia menganut kepercayaan terhadap kitab-kitab yang telah turunkan Allah Swt., dia dapat dikelompokkan sebagai saudara bagi seorang muslim.

4. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Islam memberikan keterangan bahwa salah satu fungsi turunnya Al-Qur’an itu adalah memberikan penjelasan atau keterangan kepada manusia tentang ajaranajaran dalam kitab yang sudah diturunkan sebelumnya.  Dengan demikian, melalui ajaran Al-Qur’an ini manusia dapat memberikan keputusan atau hukum kepada sesama manusia secara adil sesuai dengan syari’at Islam. Allah Swt berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 48:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,"

Al-Qur’an membenarkan apa yang termasuk dalam kitab-kitab suci yang lain, tetapi juga menguji kemurinian dari kitab-kitab suci itu. Karena itu Al-Qur’an memuat kisah-kisah dari nabi-nabi yang tedahulu, selain untuk mengambil pelajaran, juga mendudukan kejadian yang sebenarnya. Begitulah Al-Qur’an memuat kisah-kisah dari Nabi Adam as., Nabi Nuh as., Nabi Ibrahim as., dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.