Kamis, 31 Agustus 2017

Kerendahan Nabi Sulaiman di Hadapan Makhluk Allah Swt

Sulaiman bin Daud adalah satu-satunya Nabi sekaligus raja yang memperoleh keistimewaan dari Allah Swt. sehingga bisa memahami bahasa binatang. Dia bisa bicara dengan burung Hud-hud dan juga mampu memahami bahasa semut. Dalam Al-Quran surah An-Naml ayat 18-26 adalah contoh dari sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi yang sangat kaya-raya ini. Firman Allah:

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata: Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia Allah yang nyata”. (QS. An-Naml : 16)

Nabi Sulaiman adalah Nabi yang dipilih Allah Swt untuk menjadi kekasihnya. Di antara karunia besarnya adalah:

1. Mengetahui bahasa semua binatang.
2. Nabi yang paling kaya di antara manusia sepanjang sejarah peradaban.
3. Mempunyai pasukan yang paling kuat dalam sejarah manusia, yaitu pasukan manusia dan para jin yang bekerja menuruti perintahnya.
4. Ia juga dapat mengendarai angin sesuai perintahnya

Kemampuan mengendarai angin ini merupakan kendaraan yang paling cepat di antara kendaraan manapun. Tetapi justru dengan kekuasaannya yang amat agung dan besar seakan tidak terbatas, hal ini membuat Nabi Sulaiman merasa rendah hati di hadapan makhlukNya yang lain, di antaranya adalah:

1. Rasa Malu pada Allah Swt.: Nabi Sulaiman melihat karunia Allah Swt terlalu besar, tetapi ibadahnya ia merasa masih kurang, beliau malu memandang ke langit karena malu kepada Allah Swt.

2. Berdialog dengan Rakyat Kecil.

Nabi Sulaiman senang berkomunikasi dengan rakyatnya, walaupun rakyatnya (hanya) beberapa ekor semut. Ketika pasukan jin, manusia dan burung burung sampai di lembah semut berkatalah seekor semut bernama Jarsan, ia berkata:

يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

"Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari". (QS. An-Naml : 18)

Mendengar hal ini, Nabi Sulaiman bertanya: 'Mengapa engkau berkata seperti itu?

Maka Jarsan berkata: "Mohon maaf wahai Nabi, saya akan memerintah yang lain".

Maka Jarsan berkata pada warga semut: "Wahai para semut, marilah kita minggir berbaris rapi untuk menyaksikan iring-iringan pasukan Nabi Sulaiman".

Dari sinilah Nabi Sulaiman tersenyum dan berdoa pada Allah Swt supaya diberi karunia pandai bersyukur atas nikmat Allah Swt. Baca QS. An-Naml :18-26.

3. Nabi Sulaiman Senang Bekerja sebagai Wujud Syukur.
Nabi Sulaiman termasuk sebagian nabi yang paling pandai bersyukur seperti diungkap dalam Al Quran. Suatu ketika beliau bertanya pada Allah: "Ya Allah tunjukkan padaku seseorang yang bisa membuatku pandai bersyukur? "

Lalu Allah Swt memerintahnya melihat dua orang yang bekerja keras. Yang seorang bekerja keras bertujuan sekedar untuk mengganjal perut dari kelaparan. Sedangkan yang satu lagi ia bekerja bertujuan untuk bersyukur dan tidak termasuk orang yang dikatakan penganggur.

Lalu Nabi Sulaiman berdoa pada Allah Swt supaya diajari pekerjaan yang membuatnya bersyukur, lalu Allah Swt mengajarinya ilmu menyepuh besi dengan emas. Sehingga beliaulah manusia pertama yang menyepuh besi dengan emas.

4. Juga Kehebatan Kekhusyuan Shalat Nabi Sulaiman.
Sampai-sampai beliau meninggal dalam posisi sedang berdiri shalat. Sudahkah shalat kalian khusyu? Allah berfirman dalam Al-Qur'an:


فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah Jin itu, bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan (jadi pelayan yang bekerja keras untuk Nabi Sulaiman). (QS. As-Saba : 14)

Beberapa tafsir menyebutkan bahwa meninggalnya Nabi Sulaiman adalah ketika beliau sedang berdiri melaksanakan shalat. Dalam keadaan berdiri, ruhnya diambil oleh Allah Swt., dan beliau sedang berdiri memegang sambil bersandar pada tongkatnya, ia berdiri dalam posisi meninggal selama satu tahun, dan pasukannya yang juga terdiri dari jin-jin dan setan tidaklah mengetahui kalau Nabi Sulaiman telah meninggal bahkan sudah selama satu tahun.

Sehingga tongkat yang dipakai bersandar itu rapuh dimakan rayap, saat itulah Nabi Sulaiman As tersungkur jatuh, dan saat itulah para jin sadar bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal.

Demikianlah sahabat bacaan madani kisah keteladanan dan kerendahan Nabi Sulaiman di hadapan makhluk Allah Swt yang lain. Semoga kerendahan hati Nabi Sulaiman As tersebut dapat di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.