Rabu, 28 Oktober 2015

Peran Penting Alumni Pondok Pesantren Musthafawiyah dari Masa Ke Masa Di Dunia Pendidikan


Pesantren Musthafawiyah adalah salah satu pesantren terbesar dan tertua di Sumatera, bahkan termasuk yang terbesar juga di seluruh Indonesia. Terbesar dilihat dari segi jumlah santri yang saat ini santri santriwati berjumlah lebih 8.000. Ponpes Musthafawiyah yang lebih dikenal dengan nama Pesantren Purba Baru didirikan pada tahun 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily Allaahummagh fir laahuu, warhamhuu, wa’aafihii, wa’fu anhuu. Pesantren ini berlokasi di kawasan jalan lintas MEDAN-PADANG, desa Purbabaru Kabupaten Mandailing Natal (MADINA) Sumut Sumatera Utara Indonesia. 

Para alumni banyak yang sudah berhasil dan bertebaran di seluruh Indonesia, khususnya di Sumut, Sumbar, Aceh, Riau, Jambi, Dan Bengkulu. Di antara mereka ada juga yang melanjutkan studi ke Mesir, Suriah, Yordania, Yaman, India, Makkah, Maroko, Sudan, Pakistan dan Malaysia. Para alumni Musthafawiyah banyak yang menjadi tokoh masyarakat, pejabat negara, di kepolisian, TNI dan pengusaha. Tak terkecuali sebagai guru sebagai ujung tombak untuk kemajuan bangsa. Keberhasilan para alumni pondok pesantren Musthafawiyah ini tidak lepas dari ilmu yang di dapatkan di Musthafawiyah serta kemandirian dan kesederhanaan yang di tanamkan di Musthafawiyah. Sehingga para alumni tidak bingung lagi apabila sudah terjun ditengah-tengah masyarakat. Peran alumni di tengah-tengah masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan agama dan berkarakter (al-akhlaq al-karimah) sangatlah besar. Sesuai dengan ucapan Gubernur Sumatera Utara bapak Gatot disaat hari jadi Pondok Pesantren Musthafawiyah yang 100 tahun (1912-2012)  

“Pesantren ini sudah berkiprah dalam bidang pendidikan khususnya dan sosial keagamaan sejak tahun 1912. Kinerja pesantren menurut saya luar biasa, terbukti dengan banyaknya putra-putri alumni pesantren ini yang telah berkiprah di berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan. Ada yang sudah menjadi dekan dan ada juga yang menjadi rektor,” ujar Gatot.

Apresiasi juga diungkapkannya pada  pesantren  dan salah satu kekhasan pondok pesantren purba ini adalah manajeman santrinya dimana setiap santri memondok digubuk* dalam rangka melatih kemandirian. “Sistem ini memenciptakan santri yang tanguh dan mampu beradaptasi serta memiliki kepercayaan diri dimanapun berada setelah tamat nanti,” kata bupati madina waktu itu.

Memang tidak bisa dipungkiri, para alumni pesantren Musthafawiyah ini telah membantu negara untuk mencerdaskan anak bangsa yang berpendidikan dan berkarakter akhlakul karimah. Baik di dunia pendidikan formal maupun non formal. Di dunia pendidikan formal tidak sedikit yang menjadi guru dan dosen, mulai dari guru tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat pendidikan atas, bahkan menjadi dosen di perguruan tinggi.

Alumni Musthafawiyah banyak juga yang berkecimpung di dunia pendidikan non formal seperti jadi Muballigh, Muballighah, membimbing mengaji anak-anak di masjid (gharim)*dan privat agama kerumah.

Dengan demikian Pondok Pesantren Musthafawiyah ini sangat besar perannya di dunia pendidikan, khususnya di negara yang kita cintai ini. Untuk memajukan dan mencerdaskan anak bangsa yang berkarakter akhlaqul karimah.

Marilah sama-sama kita do’akan semoga pesantren Musthafawiyah ini selalu dalam lindungan Allah swt. dan selalu mencetak kader-kader umat yang istiqhamah. Dan kita do’akan semoga ayah-ayah* dan encik-encik* yang telah mendahului kita di ampuni Allah swt. segala dosa-dosanya. Begitu juga dengan ayah-ayah dan encik-encik yang masih hidup Allah swt selalu limpahkan rahmat, karunia dan selalu dalam lindungannya. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

*gubuk istilah rumah kecil yang ukurannya lebih kurang 2,5 x 2,0 meter
*gharim istilah penjaga masjid di Pekanbaru dan sekitarnya.
*ayah adalah panggilan untuk ustadz
*encik adalah panggilan untuk ustadzah

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.