Makna sahabat memang memiliki arti yang begitu banyak dalam hidup ini. Beberapa orang bahkan berpendapat jika persahabatan merupakan salah satu faktor kunci sukses seseorang dalam hidupnya.
Tentu tak ada seorang pun dari kita yang akan menampiknya jika memang dikatakan demikian karena sahabat sejati pasti akan memberikan dukungan dalam bentuk apa pun demi tercapainya keinginan dan cita-cita dari sahabatnya sendiri.
Kalau kita lihat saat ini persahabatan lebih banyak mengarah kepada materialisme. Gaya hidup konsumtif sudah menjadi syarat utama yang membuat manusia menjadikan orang-orang kaya dan punya kekuasaan sebagai pilihan utama untuk menjadi teman bergaul dan sahabat.
Padahal, persahabatan dalam makna yang benar adalah sebuah jalinan yang melibatkan luapan kecintaan karena Allah Swt dan untuk Allah Swt, sehingga dapat memiliki implikasi positif, baik dalam kondisi senang atau susah, berhasil atau gagal dan sedih atau bahagia. Sedangkan orang-orang di luar itu di nomor duakan sebagai pilihan jadi sahabat.
Persahabatan yang dibangun di atas pondasi niat yang tulus karena Allah Swt akan kekal. Nabi Saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata‘ala pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Ku.” (HR. Muslim).
Persahabatan yang benar akan menimbulkan rasa cinta dan sayang yang tulus, melahirkan kedamaian dan ketenangan, sehingga orang lain terasa nyaman di sampingnya. Sahabat sejati selalu jujur dan bicara benar apa adanya. Sahabat sejati tidak akan membungkus pukulan dengan ciuman, tidak akan berbohong demi kepentingan dan hasrat pribadinya.
Meskipun persahabatan tak selalu sejalan dan juga terkadang menjengkelkan namun itulah "bumbu-bumbu" yang membuat arti persahabatan menjadi semakin indah karena itu menandakan persahabatan sejati terus tumbuh. Seorang bijak pernah mengatakan bahwa setiap orang mungkin memiliki puluhan bahkan ratusan teman, namun jumlah sahabat sejati yang dimilikinya tak pernah melebihi jumlah jari di kedua tangannya. Ketika Ali bin Abi Tholib jadi kholifah, beliau berkata,
"Sungguh saat ini,sangat sulit bagiku mencari sahabat sejati". Saat anda susah, saat anda sakit, saat anda perlu, saat anda jatuh miskin atau saat dia lebih kaya, lebih tinggi jabatannya,lebih populer...anda lihat sahabat anda itu tidak berubah,tetap rendah hati bahkan lebih peduli, itulah sahabat sholeh anda. Bila tidak, itulah sahabat ada "maunya".
Ada pun Kriteria sahabat sejati menurut Imam Al Ghazali adalah sebagai berikut,
1. Jika kamu berbuat baik kepadanya, maka ia juga akan melindungimu.
2. Jika kamu merapatkan ikatan persahabatan dengannya, maka ia akan membalas balik persahabatanmu itu.
3. Jika kamu memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai dengan kemampuannya.
4. Jika kamu menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.
5. Jika ia memperoleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu, maka maka ia akan berupaya menutupinya.
7. Jika engkau meminta sesuatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan sungguh-sungguh.
8. Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang kamu hadapi.
9. Jika bencana datang menimpa dirimu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
10. Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.
11. Jika engkau merencanakan sesuatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencana itu.
12. Jika kamu berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga.
Itulah sahabat bacaan madani kriteria sahabat sejati menurut Imam Al-Ghazali, mudah-mudahan persahabatan yang kita jalin dengan orang lain termasuk persahabatan yang di ridhoi Allah swt. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.