Selasa, 28 Juni 2022

Macam-macam Syu’abul Iman, Cabang Iman yang Berkaitan dengan Niat, Aqidah dan Hati, Lisan dan Perbuatan dan Anggota Badan

Cabang Iman yang Berkaitan dengan Niat, Aqidah dan Hati, Cabang Iman yang Berkaitan dengan Lisan, Cabang Iman yang Berhubungan dengan Perbuatan dan Anggota Badan

Macam-macam Syu’abul Iman

Terdapat beberapa ahli hadis yang menulis risalah mengenai syu’abul iman atau cabang-cabang iman. Di antara para ahli hadis tersebut adalah:


a. Imam Baihaqi RA yang menuliskan kitab Syu’bul Iman

b. Abu Abdilah Halimi RA dalam kitab Fawaidul Minhaj; 

c. Syeikh Abdul Jalil RA dalam kitab Syu’bul Iman; 

d. Imam Abu Hatim RA dalam kitab Washful Iman wa Syu’buhu

Para ahli hadis ini menjelaskan dan merangkum 77 cabang keimanan tersebut menjadi 3 kategori atau golongan berdasarkan pada hadis Ibnu Majah berikut ini:

Artinya:"Dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda: iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan perwujudan perbuatan" (H.R. Ibnu Majah)


Dengan kata lain, dimensi dari keimanan itu menyangkut tiga ranah yaitu: 

1. Ma'rifatun bil qalbi yaitu meyakini dengan hati 

2. Iqrarun bil lisan yaitu diucapkan dengan lisan 

3. ‘Amalun bil arkan yaitu mengamalkannya dengan perbuatan anggota badan


Dari pengelompokan berdasarkan dimensi keimanan tersebut, maka syu’abul iman dibagi menjadi tiga bagian yang meliputi: 

a. Niat, akidah dan hati; 

b. Lisan / ucapan; 

c. eluruh anggota badan;


Adapun pembagian 77 cabang keimanan berdasarkan pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Cabang Iman yang Berkaitan dengan Niat, Aqidah dan Hati

Yang dimaksudkan dengan iman yang sejati adalah iman dengan keyakinan penuh yang terpatri di dalam hati. Tidak ada perasaan ragu sedikit pun serta akan selalu mempengaruhi orientasi dan arah kehidupan, sikap hidup dan aktivitas dalam kehidupan

Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt. dalam QS. Ibrahim/14: 27 berikut ini:

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ

Artinya : Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki


Berkaitan dengan hal tersebut, maka pengelompokan cabang-cabang iman yang termasuk dalam kelompok niat, aqidah dan hati terdiri dari 30 (tiga puluh) hal, yaitu:

1. Iman kepada Allah Swt.

2. Iman kepada malaikat Allah Swt.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

4. Iman kepada rasul-rasul Allah Swt.

5. Iman kepada takdir baik dan takdir buruk Allah Swt.

6. Iman kepada hari akhir

7. Iman kepada kebangkitan setelah kematian

8. Iman bahwa manusia akan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar setelah hari kebangkitan

9. Iman bahwa orang mukmin akan tinggal di surga, dan orang kafir akan tinggal di neraka

10.Mencintai Allah Swt.

11.Mencintai dan membenci karena Allah Swt.

12.Mencintai Rasulullah Saw. dan yang memuliakannya

13.Ikhlas, tidak riya dan menjauhi sifat munafiq

14.Bertaubat, menyesal dan janji tidak akan mengulang suatu perbuatan dosa

15.Takut kepada Allah Swt.

16.Selalu mengharapkan rahmat Allah Swt.

17.Tidak berputus asa dari rahmat Allah Swt.

18.Syukur nikmat 19.Menunaikan amanah

20.Sabar

21.Tawadlu dan menghormati yang lebih tua

22.Kasih sayang termasuk mencintai anak-anak kecil

23.Rida dengan takdir Allah Swt.

24.Tawakkal

25.Meninggalkan sifat takabur dan menyombongkan diri

26.Tidak dengki dan iri hati

27.Rasa Malu

28.Tidak mudah marah

29.Tidak menipu, tidak suudzan dan tidak merencanakan keburukan kepada siapapun

30.Menanggalkan kecintaan kepada dunia, termasuk cinta harta dan jabatan


b) Cabang Iman yang Berkaitan dengan Lisan

Islam mengajarkan kepada setiap muslim untuk menjaga lisan, agar lisan senantiasa dipergunakan untuk sesuatu yang baik dan tidak bertentangan dengan kehendak Allah Swt.


Tentang hal tersebut, Rasulullah Saw. bersabda:

“Lisan orang yang berakal, muncul dari balik hati nuraninya, sehingga ketika ia hendak berbicara, terlebih dahulu ia akan kembali ke hati nuraninya. Apabila (pembicaraannya) bermanfaat baginya, maka ia berbicara, dan apabila dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang bodoh terletak pada mulutnya dan ia berbicara apa saja sesuai yang ia kehendaki” (HR. Bukhari-Muslim).


Oleh karena itulah, pada syu’abul iman, berdasarkan pengelompokan para ahli hadis sebagaimana disebutkan sebelumnya, implementasi iman akan termanifestasikan dalam hal-hal yang konkrit dari ranah iqrarun bil lisan yang terdiri dari 7 (tujuh) cabang keimanan sebagai berikut: 

1. Membaca kalimat thayyibah (kalimat-kalimat yang baik) 

2. Membaca kitab suci Al-Qur`an 

3. Belajar dan menuntut ilmu 

4. Mengajarkan ilmu kepada orang lain 

5. Berdoa 

6. Dzikir kepada Allah Swt. termasuk istighfar 

7. Menghindari bacaan yang sia-sia


c) Cabang Iman yang Berhubungan dengan Perbuatan dan Anggota Badan

Dalam syu’abul iman, para ulama telah memilah sebanyak empat puluh cabang dari dimensi perbuatan yang mencerminkan konkritnya keimanan seseorang. Semakin baik kualitas iman seseorang, maka akan semakin baik pula perilaku dan perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari, begitu pun sebaliknya.

Dan ke 40 (empat puluh) cabang iman dalam dimensi perbuatan tersebut, antara lain adalah:

1. Bersuci atau thaharah termasuk di dalamnya kesucian badan, pakaian dan tempat tinggal

2. Menegakkan shalat baik salat fardu, salat sunah maupun mengqadla salat

3. Bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, membayar zakat fitrah dan zakat mal, memuliakan tamu serta membebaskan budak.

4. Menjalankan puasa wajib dan sunah

5. Melaksanakan haji bagi yang mampu

6. Beri’tikaf di dalam masjid, termasuk di antaranya adalah mencari lailatul qadar

7. Menjaga agama dan bersedia meninggalkan rumah untuk berhijrah beberapa waktu tertentu

8. Menyempurnakan dan menunaikan nazar

9. Menyempurnakan dan menunaikan sumpah

10.Menyempurnakan dan menunaikan kafarat

11.Menutup aurat ketika sedang salat maupun ketika tidak salat

12.Melaksanakan kurban

13.Mengurus perawatan jenazah

14.Menunaikan dan membayar hutang

15.Meluruskan muamalah dan menghindari riba

16.Menjadi saksi yang adil dan tidak menutupi kebenaran

17.Menikah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan haram

18.Menunaikan hak keluarga, dan sanak kerabat, serta hak hamba sahaya

19.Berbakti dan menunaikan hak orang tua

20.Mendidik anak-anak dengan pola asuh dan pola didik yang baik

21.Menjalin silaturahmi

22.Taat dan patuh kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama

23.Menegakkan pemerintahan yang adil

24.Mendukung seseorang yang bergerak dalam kebenaran

25.Menaati hakim (pemerintah) dengan catatan tidak melanggar syariat

26.Memperbaiki hubungan muamalah dengan sesama

27.Menolong orang lain dalam kebaikan

28.Amar ma’ruf nahi munkar

29.Menegakkan hukum Islam

30.Berjihad mempertahankan wilayah perbatasan

31.Menunaikan amanah termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang

32.Memberi dan membayar hutang

33.Memberikan hak-hak tetangga dan memuliakannya

34.Mencari harta dengan cara yang halal

35.Menyedekahkan harta, termasuk juga menghindari sifat boros dan kikir

36.Memberi dan menjawab salam 37.Mendoakan orang yang bersin

38.Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain

39.Menghindari permainan dan senda gurau

40.Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang macam-macam syu’abul iman, cabang iman yang  berkaitan dengan niat, aqidah dan hati, lisan dan perbuatan dan anggota badan. Semoga keimanan kita selalu meningkat setiap saat dan mendapatkan ridha Allah Swt. Aamiin. Sumber Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.