Sabtu, 13 Agustus 2016

Fungsi Ridha dalam Kehidupan Pribadi dan Bermasyarakat


Ridha termasuk salah satu akhlak terpuji. Ridha artinya sudah merasa cukup dengan apa yang ia miliki, baik harta maupun pekerjaan. Sebagian orng mungkin menganggap, bahwa sikp yang demikian termasuk sikap yang buruk. Karena dengan merasa cukuo dengan apa yang dimilikinya itu maka akan menimbulkan kemalasan pada dirinya dan tidak akan mau bekerja. Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang sesat dan keliru. 

Islam tidak mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas. Ridha dapat menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia, yang membuat orang lupa akan Allah SWT dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat kelak. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut atas ancaman yang akan diterimanya sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas-batas norma agama. Maka, untuk menghindari hal itu seorang muslim ditunut utnuk bersikap Qana’ah da dalam hidupnya. Qana’ah yang harus mengandung arti :

1). Menerima dengan rela apa yang ada,
2). Menerima dengan sabar semua ketentuan Allah SWT
3). Mertawakal kepada Allah SWT
4). Memohon kepad Allah SWT tambahan yang pantas, yang disrtai denga usaha dan ikhtiar
5). Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Maka jelaslah, bahwa Ridha itu berkaitan dengan sikap hati atau sikap mental dalam menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang menimpa kepada diri kita. Kita terima dengan rela apa yang ada, dan kita terima pula dengan tabah apa yang menimpa pada diri kita.

Tetapi, kita tetap  bekerja sebagaimana mestinya dan tawakal kepada Allah. Apaila pekerjaan kita berhasil maka kita bersyukur kepada Allah, artinya kita diberi karunia nikmat dari-Ny. Adapun nikmat itu sdikit atau banyak, semuanya kita terima dengan senang hati. 

Sebaliknya, jika apa yang kita usahakan itu belum membawa keberhasilan maka kita terima juga ketentuan yang demikian itu dengan tabah dan sabar. Sebab, Tuhan Maha Kuasa utnuk berbuat atas segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Kita tidak boleh sombong kalau sedang beruntung. Sebaliknya, kita juga tidak gelisah jika sedang merugi. Karena itu, sungguh beruntung bagi orang yang hatinya telah mencapai qana’ah.

Seperti sabda Rasulullah SAW, yang artinya :

“Berbahagialah bagi orang yang mendapat petunjuk untuk masuj Islam sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi Qana’ah”. (HR. Turmudzi )

Selain itu dalam hadits lain beliau bersabda, yang artinya : “Qana’ah itu adalah harta yang tidak hilang dan simpanan yang didak akan lenyap”. (HR. Thabrani dan Jabir )

Orang yang berjiwa qana’ah adalah orang yang merasa cukup dengan ap yang ia miliki. Orang yang memiliki jiwa qana’ah itu ia akan bebas dan tiddak terikat dengan segala sesuatu, sebab ia tidak mempunyai ambisi apapun. Ia rela (Ridha) dengan kedudukan, harta dan ilmu yang ia miliki, sebab ia mempinyai keyakinan bahwa ini semua sudah menjadi kepastian Allah SWT. Karena itu, orang yang berjiwa Qana’ah hidupnya akan tenteram, tidak tamak dan rakus. Semua pemberian Allah yang berupa apapun ia menerima dengan ridha dan rasa syukur. 
Allah berfirman :

Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Jadi, orang yang mensyukuri nikmat Allah niscaya Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tetpi, ada pula orang yang hidupnya. selalu meras kurang , sehingga hidupnya gelisah dan tidak tenang. Maka, orang itu tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya, karena itu disebut kufur. 

Fungsi Ridha dalam Kehidupan Pribadi
1). Menjadilan seseorang hidup tidak tamak
2). Menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian Allah, dan selalu mensyukuri semua nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya
3). Menjadikan seseorang dalam hidup di dunia ini untuk mencari kebahagiaan hidup di akirat, dengan tetap ber ikhtiar.

Fungsi Ridha dalam Kehidupan Bermasysrakat
1). Seseorang tidak tamak dan tidak ambisi terhadap kekayaan dan kedudukan yang dimiliki orang lain
2). Seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di dunia 
3). Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.