Jumat, 14 Oktober 2016

Bacaan Ayat Pengusir Jin Menurut Imam Al Ghazali


Jin makhluk Allah swt yang diciptakan dari api dan yang bersifat gaib. Jin menurut bahasa berasal dari lafatz ijtinan yang berarti istitar (sembunyi) dari lafazh jannatul lail ajanahuu yaitu jika malam menutupinya. Mereka sembunyi dan tidak terlihat oleh mata manusia maka disebut jin, mereka bisa melihat manusia tetapi mereka tidak bisa dilihat oleh manusia sebagaimana firman Allah Swt:

"Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."(QS. Al A'raaf 27)

Jin menurut istilah adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam dalil-dalil dari Al Qur'an dan hadits yang menunjukan bahwa jin diciptakan dari api. Allah Swt berfirman:

"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. Al Hijr 27)

Jin memiliki roh dan jasad. Dalam hal ini, Syaikhuna Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan:

“Jin memiliki roh dan jasad. Hanya saja mereka dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu, serta mereka bisa masuk dari tempat manapun." Jin bisa berujud seperti manusia dan binatang.

Jin dengan manusia juga hampir sama tabiatnya, artinya ada yang jahat dan ada yang baik bahkan ada juga yang usil yang selalu menggangu manusia. Sehingga manusia takut melihat jin apabila menggangu melalui penampakan wujud atau mengeluarkan suara tanpa ada yang nampak. Lalu bagaiman cara kita untuk mengusir makhluk halus tersebut?

Inilah penjelasan imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali menerangkan dalam kitabnya, Khawasul Qur’an: bahwa Ibnu Kutaibah meriwayatkan suatu peristiwa yang terjadi dinegeri Basrah, yaitu salah seorang pedagang kurma bernama Ka’ab telah pergi kenegeri Basrah membawa barang dagangnya, untuk dijual dipasar Basrah. Setelah Ka’ab sampai disana, ia mencari tempat penginapan, tetapi semuanya telah penuh diisi oleh pedagang-pedagang yang telah datang terlebih dahulu.

Kemudian Ka’ab melihat sebuah rumah kosong, didindingnya terdapat banyak sarang laba-laba. Kelihatannya rumah itu telah lama tidak didami orang. Ka’ab datang kepada yang mempunyai rumah, ia ingin menyewa tempat itu selama kurang lebih satu minggu. Kata yang mempunyai rumah,

"Rumah itu aneh sekali, selalu menjadi buah masyarakat ramai. Menurut kata-kata orang: rumah itu ditempati oleh jin ifrit. Banyak orang yang menempatinya binasa karenanya." 

Ka’ab berkata, "Meskipun demikian, karena tempat lain tidak ada, saya bersedia tinggal ditempat itu, asal saja yang mempunyai mengizinkan."

“Baiklah” kata yang mempunyai rumah. “Saya tidak keberatan dan saya tidak memungut sewa apa-apa.” 

Ka’ab tinggal dirumah itu mulai sore hari tidak merasa takut, tetapi setelah tengah malam Ka’ab menampak bayangan hitam dengan dua buah mata bernyala-nyala seperti api, mendekati Ka’ab, maka segera Ka’ab maka segera bangun dan membaca:

“Allaahu laa ilaa ha illaa huwal hayyul qayyuum” 

Tetapi bayangan hitam itu selalu mengikuti apa yang dibaca oleh Ka’ab sehingga hampir pada akhir ayat. Tetapi setelah Ka’ab membaca akhir ayat yang berbunyi,

“Walaa ya udlu hifdluhumaa wa huwal 'aliyyul adhiim” tidak terdengar lagi suara yang mengikutinya.

Ka’ab heran dan diulanginya lagi: “Walaa ya uudluhuu hifdluhumaa wahuwal aliyyil  ‘adhim” 

Tetapi tidak terdengar lagi suara yang mengikutinya, maka dibacanyalah berulang kali dan bayang hitam itu pun lenyaplah dari pandangan Ka’ab dan tercium, suatu bau seperti ada sesuatu ada yang terbakar. Kemudian Ka’ab tidur ditempat itu dengan tidak mendapatkan gangguan apa-apa. Dipagi hari Ka’ab melihat disalah satu sudut rumah itu bekas-bekas seperti ada sesuatu yang telah terbakar dan tampak ada bau

Disaat itu Ka’ab mendengar suatu suara berkata hai Ka’ab, "Engkau telah membakar jin ifrit yang ganas.” 

Ka’ab heran dan berkata : “Dengan apa aku membakarnya ?” 

jawab suara itu: “Dengan firman Allah,

‘Walaa ya uuduhuu khifdluhumaa wahuwal ‘aliyyul adhiim."

Siapa yang membaca ayat kursyi dengan dawan setiap kali selesai sembahyang fardlu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah dan kepasar, setiap kali masuk ketempat tidur dan pergi musfir, insya allah ia akan diamankan dari godaan syaitan dan kejahatan raja-raja yang kejam, diselamatkan dari kejahatan manusia dan kejahatan dan binatang-binatang yang memudaratkan. Hartanya, rumahnya dari kecurian, kekaraman dan kebakaran. Didapatnya keselamatan dan kesehatan jasmani dengan izin Allah yang hidup dan berdiri sendiri.

Demikianlah yang terdapat dalam keterangan pada kitab khawasul Qur’an, karya Imam Ghazali.
Inilah bacaan ayat kursi selengkapnya:

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.