Selasa, 01 November 2016

Hukum Bunuh Diri Menurut Islam Serta Penyebabnya

Membunuh diri sendiri adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan akibat putus asa, yang penyebabnya seringkali dikaitkan dengan gangguan jiwa misalnya depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, ketergantungan alkohol/alkoholisme, atau penyalahgunaan obat.

Belakangan ini boleh dikatakan sering kita mendengar berita bunuh diri, baik di media massa maupun media elektronik. Orang yang bunuh diri ini tidak hanya kalangan orang bawah, golongan atas juga. Bukan hanya orang non Islam, orang Islam juga ada.

Lalu bagaimana menurut pandangan agama Islam tentang hukum bunuh diri ini? dalam agama Islam di larang mengharapkan kematian, apalagi sampai bunuh diri, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,

“Janganlah mengharapkan kematian karena tertimpa musibah duniawi, jika terpaksa, maka hendaklah ia mengucapkan: ‘Ya Alloh panjangkan hidupku, jika kehidupan itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku’!” (HR. Bukhari, no. 5671, An-Nasa’i, no. 1820, dishahihkan oleh Albani)

Dibawah ini beberapa alasan tentang Islam melarang bunuh diri. Allah Swt berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa' : 29)

Selanjutnya Allah Swt juga berfirman,

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا

"Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi ; 6)

Rasulullah Saw juga menggambarkan bagaimana kelak siksaan dineraka bagi orang-orang yang bunuh diri. Sebagaimana Beliau bersabda,

Baca Juga :

1. Melaksanakan Sholat Hajat Permintaan Akan Dikabulkan
2. Hukum Sholat Orang yang Mendapatkan Najis di Bajunya Setelah Salam

Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.” (HR. Muslim)

Dari Tsabit bin Dhahhak ra, katanya Nabi saw., sabdanya : “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama selain Islam, baik sumpahnya itu dusta maupun sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya sendiri. “Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, katanya : “Kami ikut perang bersama-sama Rasulullah saw., dalam perang Hunain. Rasulullah saw., berkata kepada seorang laki-laki yang mengaku Islam, “Orang ini penghuni neraka.” Ketika kami berperang, orang itu pun ikut berperang dengan gagah berani, sehingga dia terluka. (HR. Muslim)

Maka dilaporkan orang hal itu kepada Rasulullah saw., katanya “Orang yang tadi anda katakan penghuni neraka, ternyata dia berperang dengan gagah berani dan sekarang dia tewas.” Jawab Nabi saw., “Dia ke neraka.” Hampir saja sebahagian kaum muslimin menjadi ragu-ragu. Ketika mereka sedang dalam keadaan demikian, tiba-tiba diterima berita bahwa dia belum mati, tetapi luka parah. Apabila malam telah tiba, orang itu tidak sabar menahan sakit karena lukanya itu.

Lalu dia bunuh diri. Peristiwa itu dilaporkan orang pula kepada Nabi saw. Nabi saw., bersabda, : “Kemudian beliau memerintahkan Bilal supaya menyiarkan kepada orang banyak, bahwa tidak akan dapat masuk surga melainkan orang muslim (orang yang tunduk patuh).

Dari Syaiban ra., katanya dia mendengar Hasan ra, bercerita : “Masa dulu, ada seorang laki-laki keluar bisul. Ketika ia tidak dapat lagi menahan sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak panah, menyebabkan darah banyak keluar sehingga ia meninggal. Lalu Tuhanmu berfirman : Aku haramkan baginya surga.” (Karena dia sengaja bunuh diri.) (HR. Muslim)

Kemudian Hasan menunjuk ke masjid sambil berkata, “Demi Allah! Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari Rasulullah saw., di dalam masjid ini.”

Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Telah berkata: Abu Bakar Ibn Arabi: "Didalamnya tidak ada hadits shahih dan tidak pula hadits hasan. Sedangkan Ibnul Jauzi telah Bunuh diri adalah  telah menjelaskan bahwa orang yang bunuh diri suatu dosa besar. Nabi  akan disiksa sepadan dengan cara yang ia gunakan untuk membunuh dirinya.  bersabda:  Nabi  Dari Abu Hurairah

"Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, lalu membunuh dirinya, maka ia berada didalam neraka Jahannam meluncur didalamnya dengan kekal selama-lamanya didalamnya, barangsiapa meminum racun lalu membunuh dirinya, maka racun itu berada ditangannya, ia selalu meminumnya didalam neraka Jahannam kekal selama-lamanya didalamnya, dan barangsiapa membunuh dirinya dengan sebuah besi, maka besinya berada ditangannya, ia akan menusuk-nusukkannya di perutnya didalam neraka Jahannam dengan kekal selama-lamnya didalamnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak diragukan lagi bahwa segala sesuatu ada dengan takdir Allah Swt  sesuatu yang terjadi dialam ini dari kebaikan dan keburukan, maka ia , pengaturan dan kehendak-Nya, karena tidak terjadi dengan takdir Allah  ada lagi Penguasa, Pemilik dan Pengatur alam ini selain Dia. Akan , maka tidak bolehtetapi sesuatu yang menyalahi hukum syariat Allah  dibenarkan dengan alasan takdir.

Penyebab Terjadinya Bunuh Diri.

Faktor-faktor yang memengaruhi risiko bunuh diri antara lain gangguan jiwa, penyalah gunaan obat, kondisi psikologis, budaya, kondisi keluarga dan masyarakat, dan genetik. Penyakit jiwa dan penyalahgunaan zat biasanya saling berkaitan. Faktor risiko lain termasuk pernah melakukan percobaan bunuh diri, adanya sarana yang tersedia untuk melakukan tindakan tersebut, peristiwa bunuh diri dalam sejarah keluarga, atau adanya luka trauma otak. Contohnya, angka bunuh diri di keluarga yang memiliki senjata api jumlahnya lebih besar daripada di keluarga yang tidak memilikinya. Faktor sosial ekonomi seperti pengangguran, kemiskinan, gelandangan, dan diskriminasi dapat mendorong pemikiran untuk melakukan bunuh diri.

Kalau di perhatikan, maka nampak jelas, faktor penyebab bunuh diri diatas, sama-sama tidak mampu menghadapi kenyataan dalam hidup ini. Mereka tidak mampu menghayati dalam memahami, bahwa dunia ini dengan segala isinya adalah pemberian Allah dan pinjaman yang akan dikembalikan, dan suka dukapun silih berganti dalam menghadapinya.

Hidup dan mati itu ada ditangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang Allah SWT, maka Islam melarang orang melakuakn pembunuhan, baik terhadap orang lain (kecuali, dengan alasan yang dibenarkan oleh agama) maupun terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dengan alasan apapun.

Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang disebut motif.

Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu :
1. egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
2. altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan
3. anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).

Sahabat bacaan madani. Penyebab utama terjadinya bunuh diri dimasyarakat adalah karena kurang iman dan kurang percaya pada diri sendiri. Karena itu untuk menangkalnya harus diintensifkan pendidikan agama sejak masa kanak-kanak dan ditingkatkan akwah Islamiyah kepada seluruh lapisan lapisan masyarakat Islam guna peningkatan iman, ibadah, dan takwanya kepada Allah yang maha kuasa.
Baca Juga :
1. Hukum Aqiqah Sesudah Dewasa dan Mengaqiqahkan Diri Sendirit
2. Inilah Sumber dari Semua Maksiat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.