Selasa, 06 Desember 2016

Pengertian Khutbah dan Tata Cara Khutbah Jum'at


Khutbah secara bahasa, adalah ‘perkataan yang disampaikan di atas mimbar’. Sebagian ulama mendefinisikan “khotbah” sebagai ‘perkataan tersusun yang mengandung nasihat dan informasi

Khutbah Jumat ialah ‘perkataan yang disampaikan kepada sejumlah orang secara berkesinambungan, berupa nasihat dengan bahasa Arab, sesaat sebelum shalat Jumat setelah masuk waktunya, disertai niat serta diucapkan secara keras, dilakukan dengan berdiri jika mampu, sehingga tercapai tujuannya.

Khutbah yang disyari’atkan dalam Islam, yaitu khutbah jumat, khutbah, Idul Adha, khutbah Idul Fitri, khutbah pada shalat istisqa (shalat minta hujan), khutbah nikah dan khutbah tatkala wuquf di ‘Arafah. Dari sejumlah jenis khutbah yang ada, hal yang paling penting diketahui yaitu mengenai khutbah jumat. Karena memang, khutbah Jumat itu memerlukan rukun yang harus terpenuhi, agar bisa sah secara aturan. Bilamana salah satu rukun itu tidak terpenuhi, maka khutbah tidak sah.

Yang paling pokok untuk diketahui bahwa khutbah Jumat itu terdiri dari dua bagian. Yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua, di mana keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khurbah. Selain itu yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa khutbah Jumat itu dilakukan sebelum shalat Jumat. Berbeda dengan khurtbah Idul fitri atau Idul Adha yang justru dilantunkan setelah selesai shalat Id.

Ketentuan Khutbah Jumat

Khutbah jumat dilakukan sebelum shalat jumat. Seperti yang dicontohkan Rasullullah khutbah jum'at merupakan berita gembira kepada orang yang bertakwa dan kabar duka bagi orang yang durhaka.
Supaya tujuan mulia dari khutbah tercapai maka seorang khatib hendaknya memiliki syarat sebagai berikut :

a. Syarat Khatib.
1. Memahami tentang ajaran Islam atau tema yang akan disampaikan di mimbar.
2. Memahami dan mengetahui betul mengenai syarat, rukun dan sunahnya khutbah.
3. Mampu melafalkan syahadat, salawat, Al-Qur’an dan hadis secara baik dan benar.
4. Sudah baligh, berakal sehat dan berakhlak baik.
5. Dipandang sebagai orang terhormat  dan disegani

b. Syarat-syarat Dua Khutbah Jumat.
Syarat dua khutbah sebagai berikut :

1. Suci dari hadas dan najis.
2. Khutbah dilaksanakan sesudah matahari tergelencir.
3. Khatib hendaknya berdiri jika mampu.
4. Khatib hwndaknya duduk diantara dua khutbah.
5. Diucapkan dengan suara yang keras supaya terdengar.
6. Tertib dan baik dalam rukun-rukunnya

c. Rukun Khutbah
Khutbah memenuhi rukun-rukunnya sebagai berikut :

1. Mengucap hamdalah dan puji-pujian kepada Allah Swt. Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah, yaitu lafaz yang memuji Allah Swt.

2. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.

3. Membaca syahadat tauhid dan syahadat rasul. Misalnya dengan kalimat, “asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhμ wa rasuluh.”

4. Membaca salawat Nabi Muhammad Swt., misalnya “Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa ala ali sayidana Muhammad”

5. Berwasiat memberi nasehat untuk menyampaikan ajaran tentang akidah, ibadah, akhlak, muamalah yang bersumber dari Allah Swt.

6. Membaca ayat Al–Qur’an pada salah satu dua khutbah.

7. Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummagfir lil muslimin wal muslimat ( Ya Allah, ampunilah orang-orang muslim laki dan wanita). Atau kalimat Allahumma ajirna minannar ( Ya Allah, selamatkan kami dari api neraka).

d. Sunnah Khutbah Jumat
Sunah Khutbah jumat sebagai berikut :

1. Khatib berdiri diatas mimbar sebelah kanan tempat berdiri imam salat
2. Mengawali khutbahnya dengan memberikan salam.
3. Khutbah hendaknya jelah, mudah dipahami, tidak telalu panjang atau pendek.
4. Berkhutbah menghadap kepada jamaah khutbah.
5. Menertibkan tiga rukun yaitu puji-pujian, shalawat dan nasihat.
6. Membaca Al Ikhlas ketika duduk diantara dua khutbah.
7. Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dua khutbah.

e. Mendengarkan Khutbah.
Khutbah jumat merupakan syarat sahnya pelaksanaan salat jumat. Dan jamaah  jumat hendaknya mendengarkan dengan sebaik – baiknya. Jika ada seseorang dari jamaah jumat yang berbicara maka khatib berhak untuk menegurnya tanpa membuat suasana berkhutbah menjadi ramai.

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.