Rabu, 25 Januari 2017

Jangan Meragukan Janji Allah SWT

Jangan sampai kita merasa ragu, terhadap janji Allah Swt, karena tidak terlaksananya apa yang telah dijanjikan itu, walaupun telah tertentu waktunya, supaya tidak menyalahi pandangan mata hati kita, atau memadamkan cahaya hati kita.

Manusia sebagai hamba tidak mengetahui kapankah Allah Swt akan menurunkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga manusia jika melihat tanda-tanda ia menduga, mungkin telah tiba saatnya, padahal bagi Allah Swt belum memenuhi semua syarat yang dikehendaki-Nya, maka bila tidak terjadi apa yang telah diduganya, hendaknya tidak ada keraguan terhadap kebenaran janji Allah Swt.


Sebagaimana yang terjadi dalam Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah, ketika Rasulullah Saw, menceritakan mimpinya kepada sahabatnya, sehingga mereka mengira bahwa pada tahun itu mereka akan dapat masuk ke kota Makkah dan melaksanakan ibadah umroh dengan aman dan sejahtera [mimpi Rasulullah saw. yang tersebut dalam surah al-Fath].

Allah Swt berfirman:

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ ۖ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَٰلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا

"Sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat." (QS. al-Fath 27).

Sehingga ketika gagal tujuan umroh karena di tolak oleh bangsa Quraisy dan terjadi penanda tanganan perjanjian Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah, yang oleh Umar dan sahabat-sahabat lainnya dianggap sangat mengecewakan, maka ketika Umar ra. mengajukan beberapa pertanyaan, dijawab oleh Nabi saw: "Aku hamba Allah Swt dan utusan-Nya dan Allah Swt tidak akan mengabaikan aku."

Firman Allah Swt:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. al-Baqoroh 214).
(Kitab Terjemahan Al Hikam Syech Ahmad Atho'illah asSyakandary)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.