Sabtu, 21 Januari 2017

Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Masa Modern

Kebudayaan umat Islam pada masa pembaharuan berkembang ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat dipelajari di berbagai negara Islam atau negara yang berpenduduk mayoritas umat Islam, seperti Saudi Arabia, Mesir, Irak, Iran, Kuwait, Pakistan, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.

1. Arsitektur
Arsitektur ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti masjid, makam, madrasah dan ada pula yang berfungsi melayani kepentingan sekuler, seperti istana, benteng, pasar, karavan serai (sejenis hotel), jalan-jalan raya, rel-rel kereta api, dan banyak lagi lainnya.

Setelah ditemukannya ladang minyak pada tahun 1933, Saudi Arabia tidak lagi sebagai negara miskin tetapi termasuk salah satu negara kaya. Dengan kekayaannya yang melimpah, Saudi Arabia banyak membangun jalan raya antarkota, jalan kereta api antara Kota Riyad dengan Kota Pelabuhan Ad-Dammam di pantai Teluk Persia. Juga membangun Maskapai Penerbangan Internasional (Saudi Arabia Air Lines) di Jeddah, Zahran, dan Riyad. Di bidang perhotelan telah dibangun hotel-hotel mewah bertaraf internasional, antara lain terdapat di sekitar Masjidil Haram Mekah dan Masjid Nabawi Madinah.

Masjidil Haram artinya masjid yang dihormati atau dimuliakan. Masjid ini berbentuk empat persegi terletak di tengah-tengah kota Mekah, serta merupakan masjid tertua di dunia. Di tengah-tengah masjid itu terdapat Ka’bah, yang juga disebut Baitullah (Rumah Allah) dan Baitul Atiq (Rumah Kemerdekaan), yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai kiblat umat Islam di seluruh dunia dalam mengerjakan salat. Selain itu, terdapat pula Hajar Aswad (batu hitam yang terletak di dinding Kakbah), makam Ibrahim, Hijr Ismail, dan sumur Zamzam yang letaknya tidak jauh dan Kakbah.

Keadaan Masjidil Haram pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup, dengan keadaan Masjidil Haram sekarang ini jauh berbeda. Pada masa Nabi SAW masih hidup, keadaan Masjidil Haram tidak begitu luas dan bersifat sederhana. Sekarang ini, keadaan Masjidil Haram sangat luas dan merupakan bangunan yang begitu megah dan indah. Masjidil Haram sekarang ini berlantai empat yang untuk naik dan lantai dasar ke lantai di atasnya sudah disediakan eskalator.

Masjid Nabawi adalah sebuah masjid yang megah dan indah juga sangat luas. Kalau pada masa Nabi Muhammad SAW luas Masjid Nabawi ± 2.500 m2 kini luasnya menjadi ± 165.000 m2 (luas seluruh kota Madinah pada masa Rasulullah SAW). Hal ini mengakibatkan makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar r.a., dan Umar bin Khatthab r.a. yang dulu berada di luar masjid sekarang berada di dalam masjid. Demikian juga tempat pemakaman umum (maqbarah) baqi yang dulu berada di pinggir kota Madinah, sekarang ini berada di samping atau di pinggir halaman masjid.

Masjid Nabawi bertambah indah dan megah dengan adanya sepuluh buah menara yang menjulang tinggi, 95 buah pintu masjid yang lebar dan indah. juga kubah masjid yang dapat terbuka dan tertutup.

Selain itu, pada atap Masjid Nabawi bagian belakang yaitu di atas pintu Al-Majidi dari sebe!ah barat memanjang ke timur, telah dibangun tingkat dua yang dimanfaatkan untuk perkantoran, perpustakaan. gudang, peralatan dan selebihnya digunakan sebagai tempat salat, apabila jamaah di lantai bawah terlalu padat. Perlu pula diketahui bahwa seluruh ruangan dari lantai bawah (dasar) Masjid Nabawi sekarang ini memakai pendingin ruangan (AC).

Arsitektur yang berfungsi untuk melayani kepentingan agama dan kepentingan sekuler, selain terdapat di Saudi Arabia, juga terdapat di negara lain, terutama di negara berpenduduk mayoritas Islam. Misalnya di Turki sekarang ini memiliki tidak kurang dari 62.000 masjid dan pembangunan masjid mencapai 1.500 buah per tahun. Selain itu, telah dibangun lebih dari 2.000 unit sekolah Al-Qur’an.

Di Iran ketika Dinasti Qatar berkuasa (pada tahun 1794-1925) telah dibangun kota Teheran sebagai ibukota Iran (dibangun pada abad ke-18 M). Perkembangan kota ini sangat pesat, terutama pada masa kekuasaan Dinasti Pahlevi (1925-1979). Sekarang ini Teheran merupakan salah satu kota terbesar di Asia. Bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar antara lain :

Istana Niavarand, tempat kediaman Syah Muhammad Reza Pahlevi dan keluarganya.

Pekuburan Behesyti Zahra’ (bahasa Persia yang artinya Taman Zahra, putri Rasulullah SAW). Pekuburan ini tempat dimakamkannya puluhan ribu syuhada (pahlawan) Revolusi Islam. Di pekuburan ini juga dimakamkan pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Khomaeni (wafat 1989 M).

Pada masa pembaharuan di Irak, selain terdapat arsitektur yang berfungsi melayani keagamaan, seperti masjid, madrasah, dan makam, juga terdapat arsitektur yang berfungsi melayani kepentingan sekuler misalnya bangunan-bangunan industri, jalan kereta api yang menghubungkan Basrah dan Bagdad. jalan-jalan yang beraspal antarkota, dua bandara internasional di Basrah dan Bagdad, serta dua pelabuhan internasional di Basra dan Um Al-Qasar.

2. Sastra 
Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang karya-karya sastranya bersifat Islami di berbagai negara, misalnya :

• Seorang sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir di Pakistan (1877-1938) yang bernama Muhammad Iqbal. Beliau telah mengungkapkan filsafatnya dalam bentuk puisi dengan menggunakan bahasa Urdu dan Persi. Dan karya puisinya, yang penting adalah Asrari Khudi, di samping karya filsafatnya yang berjudul “The Reconstruction of Religious Thoughs in Islam” (kedua buku ini sudah diterjemahkan dan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia). Beliau juga telah menulis beberapa prosanya dalam Bahasa Inggris dan Arab.

Mustafa Luffi Al-Manfaluti (1876-1926) seorang sastrawan dan ulama Al-Azhar (Mesir) termasuk pengarang cerita pendek bergaya semi klasik dan semi modern.

Dr. Muhammad Husain Haekal (1888-1956) pengarang Mesir terkenal, yang telah menulis Hayatu Muhammad (Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW, telah terbit dalam terjemahan Bahasa Indonesia) adalah juga seorang sastrawan dan dianggap perintis karya sastra modern setelah novelnya yang berjudul Zainab terbit tahun 1914. Beliau juga banyak menulis kritik sastra dan cerita pendek.

Jamil Siqdi Az-Zahawi (1863-1936) di Irak terkenal sebagai perintis sajak modern dan seorang penyair tua yang bernada keras dan dikenal sebagai pembela hak-hak wanita bersama-sama dengan Ma’ruf Ar-Rasafi (1877-1945).

Abdus Salam Al-Ujaili (lahir 1918) adalah seorang sastrawan di Suriah yang juga seorang dokter medis, aktif dalam penulisan novel dan cerita pendek.

• Peranan perempuan dalam perkembangan sastra modern ternyata tidak banyak. Dari yang sedikit itu, misalnya Binti Syati’ yang sebenarnya bernama Aisyah Abdurrahman. Beliau meraih gelar doktor dalam sastra klasik, terkenal sebagai sastrawati, wartawati dan editor harian Al-Ahram Mesir. Selain itu, beliau banyak menekuni Al-Qur’an, lalu menulis tafsir Al-Qur’an dari segi sastra. Sastrawati lainnya seperti Fatwa Tawqan dan Nazek Al-Malaikah (Palestina) serta Layla Ba’albaki (Lebanon).

3. Kaligrafi
Kata kaligrafi berasal dan Bahasa Yunani : kaligrafia atau kaligraphos. Kallos berarti indah dan grapho berarti tulisan. Jadi, kaligrafi berarti tulisan (aksara) indah yang mempunyai nilai estetis. Dalam Bahasa Arab kaligrafi disebut khatt, yang dalam pengertian sehari-hari berarti tulisan indah yang memiliki nila estetis.

Kaligrafi (khatt) merupakan satu-satunya seni Islam, yang murni dihasilkan oleh orang Islam, berbeda dengan seni Islam lainnya seperti seni lukis dan ragam hias yang terpengaruh unsur non-Islam.

Kaligrafi terdiri dari bermacam-macam gaya antara lain enam macam gaya yang disebut Al-Aqlam As-Sittah (The Six Hands/Styles).

Seni kaligrafI berkembang sangat cepat ke seluruh pelosok dunia, khususnya ke negara-negara yang penduduknya mayoritas umat Islam seperti Indonesia.

Seni kaligrafi dipakai sebagai hiasan di masjid-masjid, penyekat ruang, hiasan dinding rumah, kotak penyimpanan perhiasan, alat-alat rumah tangga dan lain-lain. Media yang digunakannya pun beragam yakni dan kertas, kain, kulit, kaca, emas, perak, tembaga, kayu, dan keramik.

Perhatian umat Islam Indonesia terhadap seni kaligrafi cukup bagus. Hal in ditandai antara lain :

• Diadakannya pameran lukisan kaligrafi bertaraf nasional, yakni pada acara MTQ Nasional XI di Semarang (1979), pada Muktamar Pertama Media Massa Islam sedunia di Jakarta (1980), pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh (1981), dan pada pameran kaligrafi Islam di Balai Budaya Jakarta dalam rangka menyambut tahun baru Hijriah 1405 (1984).

• Diselenggarakannya Musabaqah Khatt Indah Al-Quran (MKQ) dalam setiap MTQ. MKQ ini mulai diselenggarakan pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh (1981) dan MTQ Nasional XIII di Padang (1983).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.