Jumat, 17 Februari 2017

Saat Istrinya Berusia 80 Tahun Nabi Zakariya di Karuniai Anak

Rahasia Allah Memberikan Keturunan Di Saat Istri Nabi Zakaria Berusia 80 Tahun
Zakaria bin Dan bin Muslim dari keturunan Rahbaam bin Sulaiman. Nabi Zakaria adalah bapak dari Nabi Yahya AS yang lahir setelah ia mencapai usia senja yaitu usia sembilan puluh tahun. Sejak beristeri Hanna, ibu saudaranya Maryam, Nabi Zakaria mendambakan mendapat anak yang akan menjadi pewarisnya kelak.

Siang dan malam ia tiada henti-hentinya memanjatkan doa dan permohonan kepada Allah Swt agar diberi seorang anak yang akan mampu meneruskan tugasnya memimpin Bangsa Bani Israil. "Kapankah Allah Swt akan memberikan aku seorang putra ?” Pertanyaan tersebut selalu mengusik pikiran Nabi Zakaria AS. Yang dikhawatirkan Zakaria ialah kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorangpun diantara mereka yang dapat dipercayainya sebagai penggantinya, oleh sebab itu dia meminta dianugerahi seorang anak.

وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا

“Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,” (QS. Maryam : 5)

Nabi Zakaria tiap hari sebagai tugas rutin pergi ke mihrab besar atau tempat shalat untuk melakukan sembahyang serta menjenguk Maryam binti Imran anak iparnya yang diserahkan kepada mihrab oleh ibunya sesuai dengan nazarnya sewaktu ia masih dalam kandungan. Dan memang Zakaria-lah yang ditugaskan oleh para pengurus mihrab untuk mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya.

Suatu waktu masuklah Nabi Zakaria AS untuk menemui keponakannya yang masih kecil, Maryamyang selalu menyepi dalam mihrab. Beliau mendapatkan makanan, minuman dan buah-buahan yang lezat terhidang dimeja tempat itu.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ 

"Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya, dia berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa". (QS. Ali-Imran :38)

Pada waktu itu, setelah melihat pertumbuhan jasmani dan rohani Maryam, anak yang dinazarkan oleh ibunya itu, sampai ketika ditanya dari mana dia mendapat makanan, Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah yang aku dapat tanpa kucari dan aku minta. Di waktu pagi dikala matahari terbit aku mendapatkan rezeki ini sudah berada di depan mataku, demikian pula bila matahari terbenam di waktu senja.” Maryam telah memberikan jawaban yang demikian penuh iman, padahal dia masih kecil, tersadarlah Zakaria akan dirinya. Mungkin kalau dia memohon pula dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, doanyapun akan dikabulkan, sebagaimana doa isteri Imran telah dikabulkan.

فَنَادَتْهُ الْمَلائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ 

"Kemudian malaikat memanggil Nabi Zakaria, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab (katanya), "Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi panutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh". (QS. Ali-Imran :39)

يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam :7)


Yahya adalah kalimat yang diarabkan dari bahasa Ibrani Yohanes, arti keduanya sama, yaitu hidup. Di dalam Surat Maryam kelak disebutkan bahwa sebelum anak itu, belum ada orang yang bernama Yahya atau Yohana. Anak itu hidupnya akan sangat baik dan bahagia. Lalu Malaikat itu menerangkan keutamaan anak yang bernama Yahya, dengan memberikan pengakuan dan kesaksian bahwa memang Isa Al-Masih lahir karena kalimat Allah “kun”, maka lahirlah.

Jadi Nabi Yahya adalah Nabi yang dilantik menjadi Rasul pada usia balita, serta terjauhkan dari rayuan perempuan.

قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلامٌ وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ وَامْرَأَتِي عَاقِرٌ قَالَ كَذَلِكَ اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ 

Nabi Zakariya berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?". Allah berfirman, "Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ali-Imran :40)

Nabi Zakariya percaya apabila Tuhan telah menjanjikan, itu pasti terjadi. Tetapi bagaimana jalannya Sebab hamba ini telah tua dan isteri hamba mandul. Nabi Zakaria dan istri kalau sesuai jalan yang biasa tidak mungkin mendapat anak lagi. Kalau laki-laki telah tua (usianya ketika itu menurut riwayat, telah lebih 90 tahun, dan lain riwayat 120 tahun). Dalam usia yang tua, mani seorang laki-laki tidak lagi mempunyai bibit yang akan jadi anak. Istri Nabi Zakariya waktu itu diriwayatkan lebih 80 tahun, sehingga tidak mungkin akan dapat anak. Inilah yang dicengangkan oleh Zakaria.

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً قَالَ آيَتُكَ أَلا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ إِلا رَمْزًا وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ 

Zakariya berkata, "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, adalah bahwa kamu tidak dapat berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari". (QS. Ali-Imran :41)

Tuhan memerintahkan Nabi Zakaria berpuasa lamanya tiga hari. Selain dari puasa makan dan minum, puasa pula dari bercakap-cakap dengan manusia. Sehingga kalau hendak bertegur sapa dengan manusia, cukup dengan isyarat saja. Tetapi selama tiga hari itu pula hendaklah dipenuhinya dengan mengingat Tuhan (zikir) sebanyak-banyaknya, dan bertasbih atau sembahyang petang dan pagi. Bercakap dengan manusia hentikan dan ganti dengan menyebut nama Tuhan.

Tetapi dari wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Saw. kita telah mendapat khabar pasti bahwa ini bukanlah hukuman Tuhan kepada Zakaria, tetapi anjuran berpuasa, termasuk berpuasa bercakap tiga hari, Sebab mengelu-elukan nikmat Tuhan yang akan beliau terima itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.