Rabu, 26 Juli 2017

Keutamaan Masjid Al-Aqsha Menurut Al-Qur’an dan Hadits

Nama Masjid Al Aqsha sangatlah akrab bagi umat Islam. Masjid di Yerusalem ini merupakan masjid tersuci ke tiga bagi kaum muslim, setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Sebagian besar umat Islam juga sudah mahfum masjid ini pernah menjadi kiblat pertama shalat. Posisinya baru digantikan Kabah di Masjidil Haram pada bulan ke-17 setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah.

Masjid Al Aqsha juga terkenal karena berdiri di atas kompleks suci tiga agama, Islam, Nasrani dan Yahudi. Dalam sejarahnya, masjid ini pernah berada di bawah kekuasaan kekuatan besar, mulai Romawi, Bizantium, hingga Islam.

Adapun keutamaan Masjid Al-Aqsha Menurut Al-Qur'an dan Hadits sebagai berikut,

1. Masjid Al-Aqsha Tempat Persinggahan Nabi Muhammad Saw Saat Isra’ dan Mi’raj.

Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw pada tahun 620 M. Masjidil Aqsa disebut menjadi perjalanan akhir Isra’ Nabi dari Masjidil Haram. Dari tempat ini pula Nabi Muhammad memulai perjalanan ke Sidrat Al Muntaha atau langit lapis ke tujuh.

Pada saat malam Isra’ dan Mi’raj itu pula, masjid yang juga disebut dengan nama Baitul Maqdis ini diyakini menjadi tempat Nabi Muhammad shalat, sebagai imam berjamaah bersama 25 Rasul dan lebih dari 160.000 Nabi.

Firman Allah Swt

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : "Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang diberkahi sekelilingnya untuk Kami perlihatkantanda-tanda kekuasaan Kami, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat“. (QS. Al-Isra  : 1).

2. Masjid Al-Aqsha adalah Kiblat Pertama Umat Islam.

Masjid Al-Aqsha di Palestina adalah kiblat pertama umat Islam, sebelum Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan mengubah arah kiblat dari Masjid Al-Aqsha Palestina ke Masjid Al-Haram di Mekkah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menunaikan shalat menghadap Masjid Al-Aqsha sewaktu berada di Mekkah sebelum Hijrah hingga hijrah ke Madinah, dalam kurun waktu 16 bulan. Kemudian atas perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala beliau shalat menghadap Ka'bah (Masjid Al-Haram) di Mekkah.

Di dalam hadits disebutkan sebagai berikut :

Dari Al-Bara bin ‘Azib berkata, “Saya shalat bersama Nabi Saw menghadap ke arah Baitul Maqdis selama enam belas bulan, sampai turun ayat di dalam Surah Al-Baqarah WAHAITSU MA KUNTUM FAWALLAU WUJUHAKUM SYATROH...” (H.R. Bukhari).

Ayat di dalam Surah Al-Baqarah yang dimaksud adalah ayat 144 yaitu :



قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Artinya : “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al-Baqarah : 144).

Bukti peninggalan adanya peralihan kiblat dari Masjid Al-Aqsha ke Masjid Al-Haram, terbukti dengan adanya Masjid Qiblatain di Madinah. Masjid Qiblatain merupakan masjid tempat di mana Rasulullah Saw menerima perintah pemindahan arah kiblat itu. Maka disebut Masjid Qiblatain artinya masjid dua kiblat.

3. Masjid Al-Aqsha Memilki Keutamaan Bagi yang Shalat Didalamnya.

Abu Dzar -ra berkata,

“Kami pernah berbincang-bincang, sedang kami di sisi Rasulullah Saw, “Manakah yang lebih afdhol (utama), apakah Masjid Rasulullah Saw ataukah Masjid Baitul Maqdis?”

Maka Rasulullah Saw bersabda, “Shalat di masjidku ini lebih afdhol dibandingkan empat kali shalat di dalamnya (di dalam Masjidil Aqsho). Dia adalah sebaik-baik tempat shalat. Hampir-hampir seorang tidak memiliki tanah senilai tali kuda, dimana akan diperlihatkan Baitul Maqdis baginya dari tempat itu. Itu (tanah sekecil itu) adalah lebih baik baginya dibandingkan dunia seluruhnya”. atau beliau bersabda, “lebih baik dibandingkan dunia, dan sesuatu yang ada di dalamnya“. (HR. Ibrohim bin Thohman Al-Khurosaniy dalam Masyikhoh-nya (hal.119), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath (6983 & 8230), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (8553), Al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman (4145), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (7/955))

4. Masjid Al-Aqsha Merupakan Tempat Ziarah yang Sangat Dianjurkan oleh Rasulullah Saw

Tentang anjuran yang sangat untuk berziarah Masjid Al-Aqsha disebutkan oleh Rasulullah Saw di dalam hadits :


Dari Abu Hurairah Ra Rasulullah Saw Bersabda: "Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan dasar hadits ini, Masjid Al-Aqsha merupakan tempat kunjungan yang mulia. Maka sangat dianjurkan untuk berziarah ke sana, shalat di dalamnya, dan mengetahui secara mendalam tentangnya.

5. Masjid Al-Aqsha adalah Bangunan Kedua yang Diletakkan Allah di Bumi.

Di dalam sebuah hadits disebutkan :

Yang artinya : "Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?"

Beliau bersabda, "Al-Masjid Al-Haram". Abu Dzar bertanya lagi, "Kemudian apa?".

Beliau bersabda, "Kemudian Al-Masjid Al-Aqsha". Berkata Abu Mu’awiyah “Yakni Baitul Maqdis.”

Abu Dzar bertanya lagi, "Berapa lama antara keduanya?"

Beliau menjawab, "Empat puluh tahun". (HR. Ahmad dari Abu Dzar).

Pondasi Masjid Al-Aqsha diletakkan Allah Swt sejak zaman Nabi Adam As. Dalam kurun waktu sekian lama, bangunan itu rusak dan runtuh dimakan waktu. Areal tanah sekitar Masjid Al-Aqsha juga termasuk ke dalam kawasan masjid tersebut. Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam shalat di tanah itu, bagian Masjid Al-Aqsha.

Ibnul Qayyim Al-Jauzy menyebutkan, Masjid Al-Aqsha dibangun kembali di atas pondasinya oleh cucu Nabi Ibrahim As, yakni Nabi Ya`qub bin Ishaq bin Ibrahim As. Keturunan berikutnya, Nabi Daud bin Ya’qub As membangun ulang masjid itu. Bangunan Masjid Al-Aqsha diperbaharui oleh putera Nabi Dawud 'Alaihis Salam, yakni Nabi Sulaiman As. Mereka para Nabi utusan Allah Swt membangun kembali Masjid Al-Aqsha adalah untuk tempat ibadah mendirikan shalat di dalamnya, bukan mendirikan kuil sinagog seperti klaim Zionis Yahudi.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang keutamaan Masji Al-Aqsha menurut Al-Qur’an dan Hadits. Mudah-mudahan Masjid Al Aqsha selalu di lindungi Allah Swt dari penguasaan orang-orang yang mengingkari Allah Swt. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.