Kamis, 31 Agustus 2017

Adab Berzikir | Akidah Akhlak

Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah Swt dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, para sahabat, dan orang-orang yang soleh sebelum kita.

Allah Swt. berfirman dalam surah al-A’raf ayat 205:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (QS. al-A’raf :205).

Ayat di atas, maka kita akan paham bahwa zikir adalah suatu yang diperintahkan oleh Allah Swt sesering mungkin. Kita sebagai seorang Muslim tentunya tidak asing lagi dengan zikir. Hanya saja,terkadang kita tidak memperhatikan adab/cara berzikir. Sehingga tidak jarang zikir yang kita lakukan tidak berbekas sama sekali terhadap kehidupan kita.

Padahal minimal, zikir bisa menentramkan hati pelakunya, sebagaimana firman Allah Swt yang berarti:

“Bukankah dengan berzikir/ mengingat Allah hati akan menjadi tentram? ”

Oleh karenanya, perlu kita perhatikan adab-adab saat berzikir kepada Allah Swt. Adapun adab berzikir di antaranya adalah:

1. Menghadirkan makna zikir dalam hati, sesuai dengan tingkatannya dalam musyahadah.

2. Berzikir dengan zikir dan wirid yang telah dicontohkan Rasulullah, karena zikir adalah ibadah. Membaca Al-Quran dengan niat berzikir juga dianjurkan.

3. Berusaha memahami maknanya dan khusu’ dalam melakukannya.

4. Duduk disuatu tempat atau ruangan yang suci seperti duduk dalam shalat juga dianjurkan.

5. Mewangikan pakaian dan tempat dengan minyak wangi, pakaian yang bersih dan halal.

6. Memilih tempat yang agak sunyi, boleh memejamkan dua mata, karena dengan mata terpejam itu, tertutup jalan-jalan panca indra lahir, sehingga mengakibatkan terbukanya panca indra hati.

7. Ikhlas, yaitu membersihkan amal dari segala ketercampuran. Dengan kejujuran serta keikhlasan  seseorang yang berdzikir akan sampai derajat ash-shidiqiyah dengan syarat dia mau mengungkapkan segala yang terbesit di dalam hatinya (berupa kebaikan dan keburukan) kepada syaikhnya. Jika dia tidak mau mengungkapkan hal itu, berarti dia berkhianat dan akan terhalang dari fath (keterbukaan bathiniyah).

8. Mengosongkan hati dari segala apapun selain Allah  dengan La ilaaha illallah , agar pengaruh kata “illallah” terhujam di dalam hati  dan menjalar ke seluruh anggota tubuh.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang adab berzikir. semoga kita selalu bisa berzikir kepada Allah Swt tanpa meninggalkan adab-adab tersebut. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.