Senin, 14 Maret 2016

Hati-hati, Orang Tua Juga Bisa Durhaka Terhadap Anak


Siapa orang tua yang tidak ingin anaknya menjadi anak shaleh dan shalehah? pastinya semua orang tua menginginkan itu. keinginan seperti itu tidak cukup dengan do'a saja. Tetapi orang tua juga harus berperan penting dalam pendidikan anak.

Meskipun banyak orang tua yang mengetahui, bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak orang tua yang lalai dan menganggap remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak menaruh perhatian terhadap perkembangan anak-anaknya.

Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka itu.

Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya ; yang tanpa kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun kenakalan remaja. Dan kedurhakaan anak itu sendiri disebabkan orang tua terlebih dahulu durhaka kepada anaknya sendiri. Sebagaimana kisah seorang laki-laki yang mengadukan kedurhakaan anaknya kepada khalifah Umar bin Khattab ra. Sebagai berikut,

Alkisah pada suatu hari, seorang laki-laki menemui Umar bin Khattab untuk mengadukan kedurhakaan anaknya. Umar memanggil anak tersebut dan menegur perbuatannya itu. Setelah itu anak tersebut bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah  anak memiliki hak atas orangtuanya?”

Umar menjawab, “Benar.”
“Apa hak anak?” tanya sang anak. Dijawab Umar, “Memilihkan calon ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang baik, dan mengajarinya Al-Qur’an.”

Anak itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang tuan sebutkan itu. Ibuku wanita berkulit hitam bekas budak beragama Majusi. Ia menamakanku Ju’lan (tikus), dan dia tidak mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur’an.

Umar segera memandang orangtua itu dan berkata, “Engkau datang mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”

Belakangan ini sering kita menonton acara TV tentang kezaliman yang dilakukan orangtua kepada anaknya. Ada ayah yang memperkosa anaknya selama bertahun-tahun, Ibu yang menjual anaknya, menelantarkan anaknya sendiri bahkan ada yang sampai membunuh anak sendiri.  Padahal agama Islam sangat tidak suka kekerasan terhadap anak, termasuk tak menunjukkan kasih sayang kepada anak saja dilarang.

Dari Abu Hurairah ra katanya Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali. Ketika itu duduk Aqra bin Habis. Al Aqra berkata: ”Saya mempunyai sepuluh anak, tidak seorangpun di antara mereka yang pernah saya cium”. Rasulullah memandang kepadanya, kemudian berkata:”Siapa yang tidak mengasihi tidak akan di kasihi”(HR. Bukhari)

Islam memerintahkan perlindungan dan kasih sayang terhadap mereka sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw terhadap anaknya, cucunya, bahkan anak para sahabatnya. Beliau bersabda, “Man laa yarham laa  yurham” siapa yang tidak mencinta maka dia tidak dicintai. (HR. Muslim)

Ibnul Qoyyim ra mengatakan, “Bila terlihat kerusakan pada diri anak-anak, mayoritas penyebabnya adalah bersumber dari orangtuanya.”

Tidak salah memang Ibnul Qoyyim ra mengatakan seperti itu. Sebab orang tua saat ini banyak yang kurang waktunya bersama anak-anaknya. Karena kesibukan-kesibukan di luar sana yang bersifat duniawi. Terkadang berbulan-bulan baru bertemu dengan anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian.

Kenakalan anak remaja banyak disebabkan kurangnya kasih sayang dan perhatian dan contoh tauladan orang tuanya dirumah. Mereka hanya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seorang pembantu rumah tangga yang terkadang pendidikannya tidak tamat sekolah dasar. Tentu sangat jauh berbeda dengan kasih sayang orang tuanya sendiri.

Pendidikan agama anak hanya diserahkan kepada guru agamanya disekolah. Tetapi orang tua juga harus berperan penting dalam pendidikan anak, sebab orang tua adalah pendidik utama dan pertama, bukan guru disekolah. guru disekolah itu sebagai orang tua yang kedua dan membantu orang tua dirumah sebagai orang tua utama yang lebih banyak bergaul dengan anaknya sendiri.

Firman Allah swt dalam Al-Qur’an sebagai nasehat untuk kita semua khususnya orangtua,

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim: 6)

Untuk itulah sebagai orang tua harus menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini kepada anak. Itu akan menjadi modal baginya untuk tidak melakukan kezaliman. bahkan melindungi anak dari aniaya orang lain bahkan menganiaya orang lain. Kalau hal yang demikian sudah dilaksanakan berarti telah menjadi pemutus mata rantai kezaliman terhadap anak. Amirul Mukminin Ali ra memberikan teladan, “Ajarilah diri-diri kalian dan keluarga-keluarga kalian kebaikan dan bimbinglah mereka.”

Demikianlah sahabat bacaan madani pembahasan tentang orangtua juga bisa durhaka kepada anaknya sendiri. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari sifat tercela tersebut. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.