Sabtu, 28 Mei 2016

Ada Apa dengan Ibadah Shalat, Kenapa Melaksanakannya Begitu Berat?


Shalat merupakan perintah yang diutamakan dan juga merupakan suatu kewajiban dalam Islam. Shalat juga diumpamakan tiang agama Islam. Sebab jika shalat seseorang itu baik maka sudah pasti semuanya ikut baik, akan tetapi jika shalat seseorang itu jelek tentu jelek juga yang lain. Bahkan shalat juga bukan hanya sebagai tiang agama saja, namun sebagai syarat untuk mencapai keselamatan seseorang dan yang tak kalah pentingnya lagi shalat itu merupakan sebagai alat penghubung antara hamba dengan Allah Swt.

Disamping itu juga shalat itu sebagai penyejuk dan pelipur mata hati kita, sungguh mulia dan luhurnya akan nilai yang terkandung dalam ibadah shalat. Sampai-sampai amal yang pertama kali nantinya di akhirat yang akan diperhitungkan oleh Allah adalah shalat.

Sahabat sekalian, kita yakin umat muslim pasti tahu tentang ibadah shalat dan hikmah yang terkandung dalam ibadah tersebut. Namun yang menjadi pertanyaannya, mengapa masih banyak umat Islam yang berat untuk mendirikan ibadah shalat? Bahkan ada sebagian dari kita beranggapan shalat menjadi penghalangnya melakukan pekerjaan? Apakah dalam ibadah shalat dibutuhkan tenaga ekstra disebabkan beratnya mendirikannya? Tentu tidak, malah lebih berat lagi beban yang kita pikul setia hari, contoh seorang kuli bangunan mampu dia mengangkat semen seberat 2 ton perhari secara berangsur-angsur. Apalagi alasan kita berat mendirikan shalat? Padahal kalau kita pikir-pikir lima waktu shalat yang sudah Allah tentukan itu merupakan waktu ideal untuk beristirahat.  Kira-kira apa penyebabnya shalat begitu berat kita dirikan? 

Allah Swt. berfirman, “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang- orang yang khusyuk. (Yaitu) orang- orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan akan kembali kepadaNya.” (QS. Al-Baqarah: 45-46)

Pada dasarnya ada tiga hal yang menyebabkan hal tersebut, yaitu:

1. Kecintaan terhadap dunia
Kecintaan terhadap dunia bisa berakibat fatal, bisa-bisa kita lupa terhadap perintah Allah. Dan bukan berarti kita meninggalkan dunia secara total. Dunia juga kita butuhkan tetapi jangan sampai lalai untuk mengingat Allah Swt. Banyak diantara umat Islam gara-gara sibuk urusan dunia sampai lupa dan lalai beribadaha kepada Allah. Berani mengorbankan agama dan imannya demi mendapatkan kenikmatan dunia.
Allah pun jauh-jauh hari telah memperingatkan kita dengan firmannya,

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at: 37-41)

Firman Allah, “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah dunia memperdaya kamu dan sekali- kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdaya kamu tentang Allah.” (QS. Al-Faathir: 5)

2. Balasan tidak langsung diterima (pahala dan azab)
Balasan orang yang meninggalkan shalat di atas dunia ini memang tidak secara langsung didapatkan. Begitu juga dengan dengan balasan bagi orang yang mendirikan shalat. Orang mungkin sering berfikir dan melihat orang-orang yang mendirikan shalat banyak yang belum bahagia secara kasat mata. Sementara orang yang tidak shalat, mereka mendapatkan kebahagian dunia.

Ini perlu kita ingat bahwa kebahagiaan tidak bisa diukur dengan harta yang banyak. Orang yang banyak hartanya belum tentu bahagia rohaninya, begitu juga dengan orang yang sedikit hartanya belum tentu tidak bahagia.


Mereka yang bahagia di dunia tapi lalai melakukan salat tidak menyadari bahwa kebahagian itu merupakan cobaan bagi mereka. Mereka tampak bahagia tapi hati mereka kosong dan hampa. Jika Allah bekehendak Dia bisa dalam sekejap mengambil semua dari mereka.

Janji Allah pahala dan siksa memang tidak langsung kita terima. Akan tetapi rasakanlah kenikmatan, kedamaian, ketenangan, dan keberkahan serta kemudahan menjalani hidup yang merupakan nikmat yang luar biasa dengan menjadikan shalat sebagai kebutuhan kita. Dan percayalah janji Allah pasti akan datang secepatnya.

Firman Allah, “Orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang- orang yang akan mewarisi. (Yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al- Mu’minun: 9-11)

Kalau kita pernah berfikir dan merenung dengan kehidupan kita ini, sebenarnya orang yang meninggalkan shalat didunia ini saja sudah mendapat azab.

Sesuai dengan sabda Nabi SAW: “Barang siapa yang menyepelekan sholat (menggampangkan sholat), maka Allah akan menyiksanya dengan lima belas macam siksaan; enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika menjelang mati, tiga siksaan dialam kubur dan tiga siksaan ketika keluar dari alam kubur.“ (Qurtubi(Qurratul ‘uyun: hlm.2).

6 ( enam ) Azab saat di dunia : 
1. Dicabut dan tak akan diberi berkah dari amal kebaikan-nya. 
2. Doa-doanya tidak akan sampai ke langit (tertolak). 
3. Dihapuskan dan di coret tanda Orang Sholeh dari wajahnya. 
4. Ditolak dan tidak akan dihormati oleh segala makhluq di dunia. 
5. Segala balasan yang jahat dari Alloh tidak akan di tunda. 
6. Tidak akan dapat bagian dari percikan doa- doanya para Sholihin.

3. Ibadah shalat tidak dijadikan kebutuhan hidup
Hidup di atas dunia ini banyak kebutuhan yang harus kita penuhi khususnya untuk kehidupan dunia. Terbukti mulai dari bangun pagi kita sudah mulai beraktifitas sampai malam hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga tak jarang kita merasakan kekurangan waktu untuk mendapatkan kebutuhan tersebut. bermacam cara dilakukan, bahkan tenaga dan pikiran kita banyak dibutuhkan hanya untuk kebutuhan hidup tersebut. Yang menjadi pertanyaan pernahkah kita jadikan ibadah shalat seperti kebutuhan hidup?

Namun yang sangat disayangkan, mengapa ibadah shalat tidak pernah dijadikan seperti kebutuhan hidup tersebut. kalau misalnya ibadah shalat dijadikan seperti kebutuhan hidup, yakin dan percayalah mendirikan ibadah shalat jauh lebih ringan daripada mencari kebutuhan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.