Selasa, 17 Mei 2016

Keistimewaan, Keutamaan Bulan Sya'ban dan Malam Nisfu Sya'ban


Bulan Sya’ban adalah bulan yang ke delapan dalam kalender tahun Hijriyah. Bulan ini memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri dari bulan-bulan yang lain dalam kalender Hijiriyah. Bulan Sya'ban ini bulan yang terletak di antara 2 bulan yang juga penuh dengan kemuliaan, yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan Sya'ban seringkali dilupakan manusia karena terletak di antara dua bulan yang mulia yaitu bulan Rajab yang merupakan salah satu dari bulan Haram, dan juga Ramadhan yang merupakan bulan yang tidak perlu kita pertanyakan lagi kemuliaannya.

Dinamakan dengan Sya’ban dikarenakan dalam bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang banyak bagi bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda :

Dari Anas ra berkata, “Tahukah kalian mengapa bulan Sya’ban dinamakan dengan Sya’ban? Karena dalam bulan Sya’ban bercabang-cabang kebaikan yang banyak bagi bulan Ramadhan”.

Dalam pendapat lain, Ibnu Manzhur mengutip perkataan Tsa’lab yang mengatakan bahwa sebagian ulama berpendapat bulan tersebut dinamakan dengan Sya’ban karena ia sya’ab, artinya zhahir (menonjol) di antara dua bulan, yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Adapun keistimewaan dan keutamaan bulan Sya'ban sebagai berikut,

A. Keistimewaan Bulan Sya'ban.

1. Dalam bulan Sya’ban (bertepatan hari Selasa pada 15 Sya’ban) Allah SWT memerintahkan perubahan kiblat dari Bait al-Muqaddis ke Ka’bah Baitullah.

2. Dalam bulan Sya’ban Allah SWT menurunkan ayat perintah bershalawat kepada Rasulullah SAW, yaitu :

“Sesungguhnya Allah SWT dan malaikat-malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab : 56)

3. Bulan Sya’ban adalah bulan dimana Nabi SAW paling banyak melakukan puasa. ‘Aisyah meriwayatkan :

“Adalah Rasulullah SAW berpuasa sehingga kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan tidak pernah sama sekali saya melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan dan tidak pernah saya melihat beliau lebih banyak berpuasa dalam sebulan yang lebih banyak daripada bulan Sya`ban.” (HR. Imam Muslim)

4. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah SWT. Nabi SAW bersabda :

 “Dari Usamah bin Zaid, beliau berkata : Saya berkata : “Ya Rasulullah, saya melihat engkau berpuasa dalam sebulan yang tidak saya lihat engkau berpuasa seperti demikian dalam bulan yang lain.” Rasulullah SAW berkata : “Bulan mana?” Saya berkata : “Bulan Sya`ban.” Rasul SAW menjawab : “Bulan Sya`ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang banyak di manusia lalai darinya. Dalam bulan Sya`ban di angkat amalan manusia, maka aku cintai tidak di angkatkan amalanku kecuali sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” Saya berkata: “Saya melihat engkau berpusa hari Senin dan Kamis dan tidak engkau tinggalkan keduanya.” Rasul SAW menjawab : “Sesungguhnya amalan hamba di angkat dalam kedua hari tersebut, maka aku cintai tidak di angkatkan amalanku kecuali sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Imam al-Baihaqi)

5. Kemenangan berpihak kepada Islam dan terjadinya perang Badar yang terakhir pada tahun keempat Hijrah.

B. Keutamaan Bulan Sya’ban.

1. Puasa Sunnah di Bulan Sya'ban
Sahabat, Rasulullah Saw biasa memperbanyak puasa sunnah di bulan ini. Beliau hampir penuh puasa di bulan ini. Beliau hanya berbuka atau tidak berpuasa pada beberapa hari saja. 

Dari Aisyah r.a beliau mengatakan, "Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan, 'Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya'ban." (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Aisyah mengatakan,

"Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh." (H.R. Al Bukhari dan Msulim)

Aisyah mengatakan,

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap hilal bulan Sya'ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari." (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan sanad-nya disahihkan Syaikh Syu'aib Al Arnauth).

Ummu Salamah radhiallahu 'anha mengatakan, 

"Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam belum pernah puasa satu bulan penuh selain Sya’ban, kemudian beliau sambung dengan Ramadhan." (HR. An Nasa'i dan disahihkan Al Albani)

Hadis-hadis di atas merupakan dalil keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, melebihi puasa di bulan lainnya.

Puasa Sya'ban juga dilaksanakan oleh Rasulullah paling banyak diantara puasa sunah yang lain, karena berpuasa di bulan ini ibarat ibadah rawatib yang dibarengi dengan ibadah wajib yang sedang dikerjakan.

2. Malam Nisfu Sya’ban.
Rasulullah Saw bersabda,

“Dari Abu Musa, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah muncul (ke dunia) pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan orang yang dengki dan iri kepada sesama muslim.” (HR. Ibn Majah, dan Syaikh Albani menilainya sebagai hadits Hasan sebagaimana disebutkan dalam bukunya Shahih Ibn Majah no hadits 1140).

Rasulullah Saw juga bersabda,

“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalam hadits yang lain Rasulullah Saw juga bersabda,

Artinya: “Dari Abdullah bin Amir, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menemui makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, dan Dia mengampuni dosa hamba-hambanya kecuali dua kelompok yaitu orang yang menyimpan dengki atau iri dalam hatinya kepada sesama muslim dan orang yang melakukan bunuh diri.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban sebagaimana ditulisnya dalam buku Shahihnya).

Namun, Syaikh Syu’aib al-Arnauth menilai hadits tersebut hadits yang lemah, karena dalam sanadnya ada dua rawi yang bernama Ibn Luhai’ah dan Huyay bin Abdullah yang dinilainya sebagai rawi yang lemah. Namun demikian, ia kemudian mengatakan bahwa meskipun dalam sanadnya lemah, akan tetapi hadits tersebut dapat dikategorikan sebagai hadits Shahih karena banyak dikuatkan oleh hadits-hadits lainnya (Shahih bi Syawahidih).

Sabda Rasulullah Saw,

Artinya: “Dari Utsman bin Abil Ash, Rasulullah saw bersabda: “Apabila datang malam Nishfu Sya’ban, Allah berfirman: “Apakah ada orang yang memohon ampun dan Aku akan mengampuninya? Apakah ada yang meminta dan Aku akan memberinya? Tidak ada seseorang pun yang meminta sesuatu kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang musyrik.” (HR. Baihaki).

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila tiba malam Nisfu Syaaban, lalu berqiyamullail pada malamnya, dan berpuasa di siangnya, maka sesungguhnya Allah SWT turun ke langit dunia ketika matahari terbenam dan berfirman,“Adakah disana orang yang memohon keampunan, lalu Aku mengampunkan dia? Adakah di sana orang yang memohon rezeki, lalu Aku memberi dia rezeki? Adakah di sana orang yang di beri ujian bala bencana, lalu Aku menyejahterakan dia? Adakah di sana adakah di sana? sehingga terbit fajar.”(Riwayat ibn Majah)


Sahabat bacaan madani yang di Rahmati Allah Swt. Itulah ulasan tentang keistimewaan dan keutamaan dari bulan Sya'ban. Mudah-mudahan kita bisa meningkatkan amal ibadah kita di bulan Sya'ban ini. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.