Jumat, 29 Juli 2016

Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar dalam Kehidupan


Islam itu ajaran yang tinggi (mulia), bersifat universal, sangat sesuai dengan fitrah, suci, indah, sempurna, dan tidak ada ajaran lain yang mampu menandinginya. Salah satu pokok ajarannya ialah keimanan pada qada dan qadar. Setiap muslim dan muslimah wajib beriman bahwa ada qada dan qadar Allah yang beriaku untuk seluruh makhluk-Nya, balk takdir yang menguntungkan dirinya atau sesuai keinginannya maupun sebaliknya. Apa pun kenyataannya, kita harus yakin bahwa di balik setiap takdir yang terjadi pasti mengandung hikmah bagi manusia.
Di antara fungsi beriman pada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.

1. Mempunyai Semangat Ikhtiar.
Qada’ dan qadar Allah SWT tentang nasib manusia rahasia Allah SWT yang yang semata. Karna tidak tau nasibnya,maka manusi tidak boleh menunggu dengan pasrah. Manusia harus tau nasibnya. Bagaimana caranya? yaitu dengan mempajari dan dengan mempraktikkan hukum-hukum Allah SWT, yang telah diberikan kepada manusia.

Ikhtiar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah , seorang muri akan bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan sebagainya.
Allah SWT berfirman;

Artinya:“Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya.Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).’(QS.An-Najm,53:39-40)

2. Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran.
Allah berfirman bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya sudah diberi ukuran, takaran, sifat, dan undang-undang. Panas matahari tidak mampu membuat air mendidih, tetapi is sangat berguna bagi kesehatan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan, selain sebagai alat penerang yang mengalahkan cahaya bulan dan lampu. Bumi, langit, dan isinya diciptakan untuk manusia sebagai khalifah. Dengan iman kepada takdir, hendaknya manusia man menyelidiki dan mempelajari alam sehingga mampu memanfaatkannya. Bagaimana mungkin manusia dapat memanfaatkan alam jika tidak mengetahui sifat, ukuran, sebab¬akibat, atau sunatullah?

Bagaimana cara memanfaatkan sinar matahari, air terjun, racun, udara, gas, angin, bulu domba, bisa ular, dan lain sebagainya? Dengan yakin pada takdir, maka manusia dapat mempelajari suatu hukum yang pasti sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.

3. Menghindari Sifat Sombong.
Dengan beriman kepada takdir, seseorang yang memperoleh sukses besar, meraih jabatan yang tinggi, menjadi penguasa, atau memiliki harta berlimpah, is tidak akan merasa sombong, melainkan semakin rendah hati karena menyadari bahwa sukses yang diperoleh bukan semata-mata hasil usahanya sendiri, kecuali sudah menjadi ketetapan Allah. Tanpa pertolongan dan ketetapan Allah seseorang tidak akan mampu memperoleh kesuksesan itu sehingga ketika mendapatkannya, is justru menjadi tawadu atau rendah hati menyadari akan kemudahan dan keagungan Allah swt. Firman Allah swt.

Artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah datangnya dan bila kamu ditimpa kemudaratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan." (QS An Nahl: 53)

4. Melatih Berhusnuzan (Baik Sangka).
Iman kepada takdir mendidik manusia untuk berbaik sangka pada ketetapan Allah karena apa yang kita inginkan belum tentu berakibat baik, demikian pula sebaliknya.

5. Melatih Kesabaran.
Orang beriman pada qada dan qadar akan tetap tabah, sabar, dan tidak mengenal putus asa pada saat mengalami kegagalan karena menyadari bahwa semua sudah ditetapkan oleh Allah. Akan tetapi, bagi orang yang tidak beriman pada takdir, kegagalan mengakibatkan stres, putus asa, dan kegoncangan jiwa. Firman Allah swt.

Artinya: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmatAllah, sesungguhnya tidak putus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir." (QS. Yusuf : 87)

6. Terhindar dari Sifat Ragu dan Penakut.
Iman pada qada dan qadar akan menumbuhkan sifat pemberani. Semangat dan jiwa seseorang akan bangkit karena is tidak memiliki keraguan atau gentar sedikit pun untuk maju. Orang yang beriman itu meyakini bahwa apa pun yang bakal terjadi tidak akan menyimpang dari ketentuan atau takdir Allah. Sejarah Islam telah mencatat bahwa Khalid bin Walid pada setiap peperangan tampil gagah berani tanpa rasa takut sedikit pun. Akan tetapi, Allah tidak menetapkan bahwa ia wafat di medan perang. la senantiasa diselamatkan nyawanya dan selalu dilindungi oleh Allah sehingga ia dapat hidup hingga usia tua. Khalid bin Walid wafat di atas pembaringan meskipun terdapat lebih dari 500 bekas luka dalam peperangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.