Senin, 27 Februari 2017

Kisah Sahabat Sang Pemegang Rahasia Rasulullah Saw

Rahasia adalah sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Setiap orang pastinya ada rahasianya. Ada rahasia seseorang itu yang tertutup rapi dan tidak pernah di ceritakan kepada orang lain. Ada juga rahasia itu yang diceritakan kepada orang-orang tertentu yang dapat dipercaya oleh orang yang memiliki rahasia tersebut.

Rasulullah Saw sendiri mempunyai rahasia. Yang mana rahasianya sendiri hanya di ceritakan kepada salah satu sahabat beliau. Rasulullah Saw sendiri menceritakan hal tersebut kepada salah satu sahabatnya supaya berita tersebut tidak tersebar luas. Sebab rahasia tersebut menyangkut orang-orang munafik yang ingin membunuh Rasulullah Saw.

Hudzaifah ra. selalu berjalan di atas sunah Rasulullah Saw segala hal. Para sahabat Rasulullah Saw lainnya biasa datang kepada Nabi Saw untuk bertanya tentang kebaikan. Akan tetapi, Hudzaifah ra. datang kepada Nabi untuk bertanya tentang kejahatan karena khawatir jatuh ke dalamnya.

Hudzaifah telah diberikan kecerdasan dan kebijaksanaan yang membuatnya mengetahui bahwa kebaikan-kebaikan di dunia ini sudah sangat jelas bagi orang yang ingin mengerjakannya. Namun keburukan, masih kabur dan sering tersembunyi. Oleh karena itu, seseorang yang cerdas mestilah benar-benar mempelajari apa itu keburukan beserta tokoh-tokohnya dan apa itu kemunafikan beserta tokoh-tokohnya.

Suatu hari Hudzaifah bertanya kepada Nabi Saw, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kita dulu berada dalam kejahiliahan dan kejahatan, lalu Allah mendatangkan kepada kita kebaikan ini (maksudnya Islam), apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?”

Rasulullah Saw menjawab, “Ya.”
“Lalu apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?” tanya Hudzaifah kembali.
“Ya, dan di dalamnya ada kerusakan yang tersembunyi.”
“Apa kerusakan yang tersembunyi itu wahai Rasulullah?”

Rasulullah Saw menjawab“Orang-orang yang menunjuki tanpa petunjuk yang benar, ada hal yang engkau terima dari mereka dan ada pula yang engkau ingkari.”
Hudzaifah kembali bertanya “Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan?”

Rasulullah Saw kembali menjawab“Ya orang-orang yang berdakwah di pintu-pintu Jahannam, siapa yang menyambut seruan mereka akan mereka lemparkan ke dalamnya.”

Hudzaifah kembali bertanya“Ya Rasulullah, terangkanlah mereka kepada kami.”

Rasulullah Saw kembali menjawab“Mereka juga dari bangsa kita dan berbicara memakai bahasa kita.”

Hudzaifah kembali bertanya“Apa yang engkau wasiatkan kepadaku andaikan aku mendapat masa itu?”

Rasulullah Saw menjawab“Berpegang teguh dengan jamaah muslimin dan pemimpin mereka.”

Hudzaifah kembali bertanya“Andaikan mereka tidak punya jamaah dan pemimpin?”

Rasulullah Saw kembali menjawab.“Jauhi semua kelompok itu walaupun untuk itu engkau akan berpegangan pada akar pohon sampai kematian menjemput dan engkau tetap dalam keadaan demikian.”

Oleh karena itu, Hudzaifah menjalani kehidupan dengan sangat menyadari dan peka terhadap berbagai fitnah dan celah-celah keburukan sehingga ia bisa menghindarinya dan juga memperingatkan manusia agar tidak terjebak ke dalamnya. Ia pernah berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu tentang seluruh fitnah yang akan terjadi saat ini sampai hari Kiamat nanti.”

Hudzaifah Orang Kepercayaan Untuk Menjaga Rahasia Rasulullah
Masalah yang paling besar dihadapi oleh Rasulullah Saw dan kaum muslimin di Madinah al-Munawwarah adalah munculnya orang-orang munafik dan antek-anteknya dengan berbagai tipu daya, isu-isu bohong, dan konspirasi yang mereka lancarkan terhadap Nabi dan para sahabatnya.

Pada perang Tabuk, ketika Rasulullah Saw kembali bersama sahabatnya ke Madinah, sekelompok kaum munafik bermaksud untuk membunuh Nabi saw dengan melemparkan Nabi dari atas bukit.

Allah Swt memberitahukan rencana jahat orang-orang munafik itu kepada Nabi-Nya. Akhirnya Nabi Saw memilih Hudzifah dari sekian sahabatnya untuk menjadi orang kepercayaan memegang rahasia karena kepercayaan Nabi kepadanya dan posisinya yang tinggi di mata Nabi. Nabi memberitahukan kepadanya nama-nama semua orang munafik dan berbagai konspirasi yang mereka rencanakan.

Hudzaifah bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, kenapa tidak engkau perintahkan saja untuk membunuh mereka?”

Rasululullah Saw menjawab,

“Aku tidak ingin orang-orang berkata bahwa Muhammad membunuh sahabat-sahabatnya.”

Nabi Saw meminta Hudzaifah bin Yaman untuk selalu mengikuti gerakan orang-orang munafik itu dan memonitor segala kegiatan mereka untuk mengantisipasi bahaya mereka terhadap Islam dan kaum muslimin.

Di samping sifat-sifat mulia yang dimilikinya, Hudzaifah juga memiliki ingatan yang sangat kuat. Ia pernah berkata,

“Aku pernah melihat sesuatu yang sebelumnya pernah aku lupakan, tapi aku segera mengenalnya sebagaimana halnya seseorang mengenal sahabatnya apabila sahabatnya itu sempat menghilang lalu ketika ia lihat ia segera mengenalnya.”

Sejak hari itu Hudzaifah dijuluki sebagai orang kepercayaan rahasia Rasulullah Saw.

Ketika Umar bin Khaththab mengetahui bahwa Rasulullah Saw menyampaikan secara rahasia nama orang-orang munafik kepada Hudzaifah bin Yamaan –suatu rahasia yang tidak diberitahukan kepada sahabat yang lain selain Hudzaifah– ia segera menemui Hudzaifah. Sambil berharap, ia berkata, 

“Aku bersumpah dengan nama Allah, mohon engkau jawab, apakah aku termasuk orang munafik?”

Karena kasihan melihat Umar bin Khaththab, Hudzaifah menjawab, “Tidak, tapi aku tidak bisa menjamin seorang pun selainmu.” Hal itu ia katakan agar ia tidak menyebarkan rahasia yang telah diamanahkan Rasulullah Saw kepadanya.

Ketika Umar bin Khaththab menjadi khalifah –setelah Rasulullah Saw dan khalifah pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq, wafat– ia bertanya kepada Hudzaifah, “Apakah ada di antara pejabat-pejabatku di berbagai daerah yang termasuk orang munafik?”
Hudzaifah menjawab, “Ya, ada satu.”
“Siapa dia?” tanya Umar.
“Tidak akan aku sebutkan.”

Tapi tidak berapa lama setelah itu Umar bin Khaththab mengetahui siapa orang yang dimaksud sehingga ia segera memecatnya dari jabatannya.

Apabila ada salah seorang kaum muslimin yang wafat, Umar bin Khaththab segera bertanya tentang Hudzaifah. Apabila ia tahu Hudzaifah ikut menyalatkannya, maka ia juga akan menyalatkannya. Tapi apabila Hudzaifah tidak ikut menyalatkannya maka Umar juga tidak akan ikut menyalatkannya.
Sumber: Pendekar Rasulullah Saw, Ksatria Islam yang Gagah Berani, Asyraf Muhammad al-Wahsy.

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.