Senin, 27 Maret 2017

Kisah Sebiji Kurma Penyebab Tertolaknya Doa

Ibrahim bin Adham Lahir di Balkh dengan nama Abu Ishak Ibrahim bin Adham pada tahun 168 Hijriah  atau 782 Masehi. Ibrahim bin Adham merupakan seorang raja di Balkh yakni sebuah daerah tempat awal perkembangan ajaran Budha. Kisah Ibrahim bin Adham adalah satu kisah yang cukup menonjol di masa wal kesufian. Ibrahim bin Adham terlahir dari keluarga bangsawan Arab yang dalam sejarah sufi ia sangat dikenal karena meninggalkan kerajaannya dan memilih menjalani latihan pengendalian tubuh dan jiwa sama seperti yang dilakukan oleh Budha Sidharta. Dalam tradisi kesufian banyak menceritakan tentang tindakan keberanian, rendah hati, serta gaya hidupnya yang cukup bertolak belakang dengan kehidupannya semasa menjadi Raja Balkh.

Dalam satu kisah setelah selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke masjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari seorang pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebiji kurma terletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa.

Empat bulan setelah kejadian itu, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan Allah Swt," kata malaikat yang satu.

"Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yang lalu ia memakan sebiji kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia tersentak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah Swt gara-gara memakan sebiji kurma yang bukan haknya.

"Astaghfirullahal adzhim." Ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma. Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda.

"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?" tanya Ibrahim.

"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma." jawab anak muda itu.

"Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?". 

Lantas Ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. "Nah, begitulah" kata Ibrahim setelah bercerita,

"Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebiji kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?".

"Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatasi nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya."

"Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu."

Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui saudara-saudara pemuda tersebut. walaupun jarak satu dengan yang lainnya berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebiji kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim. 4 bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada dibawah kubah Sakhra.

Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap.

"Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain."

"Tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebiji kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas."

Sahabat bacaan madani yang selalu dirahmati Allah Swt. dari kisah di atas dapat kita mengambil kesimpulan, bahwa Islam mendidik umatnya untuk selalu memakan makanan yang halal. Sebab dengan makanan dan minuman yang tidak jelas kehalalannya bisa menyebabkan doa tertolak. Mudah-mudahan kita selalu di jauhkan dari makanan dan minuman yang diharamkan maupun yang subhat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.