Kamis, 20 April 2017

Kisah Tabiat Istri Pengaruhi cara Suami Mencari Nafkah

Tabiat adalah pembawaan dasar manusia. Setiap orang tidak lepas dari tabiat, dan dialah yang sering dituding orang sebagai bagian kejiwaan manusia yang sulit diubah. Orang yang bertabiat buruk dimana saja suka berbuat buruk. Untuk mengubahnya tidak mudah karena harus melalui tahapan yang berat.

Tabiat yangb dimiliki manusia bisa juga mempengaruhi orang yang ada disekitarnya. Walaupun dengan hanya terpaksa. Untuk itu kita tidak boleh terpengaruh dengan tabiat buruk orang lain. Sebab akan merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

Dalam satu kisah pernah salah satu pedagang menikahi wanita 2 kali. Istri pertamanya dengan yang kedua berbeda tabiat. Disaat pedagang ini bersama istrinya yang pertama sebelum meninggal, tabiat istrinya mempengaruhi cara kerjanya. Begitu juga dengan istrinya yang kedua.

Hasan al-Bashri berkata:
“Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu, lalu akupun beli dari pedagang lain.”

Dua  tahun setelah itu aku berhaji dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah, Lalu aku tanya kepadanya:”Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?”

Ia menjawab : “Iya benar”

Aku bertanya lagi:”Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!”

Ia pun bercerita:”Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rezki, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rezki yang banyak ia menganggapnya sedikit.


Lalu Allah Swt mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:

"Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain).”

Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt. Dari kisah tersebut bisa kita lihat bahwa suamitersebut terpengaruh dengan tabiat 2 istrinya yang berbeda. Tentunya ini juga kembali kekeimanankita masing-masing. Sejelek apapun tabiat istrinya, kalau iman kuat tidak akan mempengaruhi hidupnya. Begitu juga sebaliknya. (Kitab al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (5/252) karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.