Senin, 03 April 2017

Kunci Keberhasilan dan Kemenangan Rasulullah

Keberhasilan dan kemenangan merupakan impian setiap manusia. Namun tidak semua manusia yang berjuang dan berusaha itu selalu berhasil dan menang.

Keberhasilan adalah pencapaian hasil usaha seseorang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Untuk memenuhi standar keberhasilan individual, setiap orang harus meningkatkan kemampuannya masing-masing baik dari segi skill, professional dan pendidikan.

Sehingga ketika kemampuan yang dimiliki setiap individual telah memadai, maka terciptalah keberhasilan individual itu. Apabila keberhasilan individu telah terapai dan berkembang dikalangan banyak orang, dan mensejahterakan masyarakat luas, maka disebutlah sebagai keberhasilan masyarakat.

Sedangkan kemenangan merupakan istilah yang diberikan pada seseorang yang berhasil dalam persaingan seperti argumen, perang, atau ujian. Banyak lagu yang dilabeli lagu kemenangan. Dalam istilah emosi manusia, kemenangan disertai dengan perasaan bangga yang kuat, dan dalam perilaku manusia sering disertai dengan gerakan dan pose tertentu.

Rasulullah Saw adalah contoh manusia yang berhasil dalam bidang apapun. Beliau berhasil bukan disebabkan oleh banyak uang dan harta kekayaan-Nya. Keberhasilan beliau masih kita rasakan hingga kini, walaupun beliau sudah wafat lebih dari 14 abad yang lalu. Ini semua berkah dari keberhasilan dan kemenagan beliau semasa hidupnya. Lalu apa kunci keberhasilan dan kemenagan Rasulullah Saw?

Kehidupan manusia sebenarnya penuh dengan pergulatan. Kemenangan dalam pergulatan ini tergantung pada sejauh mana kesabaran yang dimiliki. Karena sabar merupakan jalan yang bisa membawa seseorang pada kemenangan yang diinginkan, dan senjata efektif untuk menghadapi musuh, apapun bentuknya yang tersembunyi maupun yang tampak. Wajar jika kemudian Allah swt. menjadikan kesabaran sebagai jawaban kunci untuk lulus dari ujian di dunia. Untuk membedakan hamba-Nya, mana yang benar-benar bertakwa dan mana yang munafik.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ

“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS. Muhammad: 31)

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran: 186)

Sabar adalah mengendalikan hawa nafsu agar berjalan sesuai dengan akal dan syara’. Jika kita telusuri berbagai ayat al-Qur’an maupun hadits, akan kita dapati bahwa kata sabar diungkapkan dalam berbagai tempat dan situasi. Namun semuanya tetap bermuara pada pengertian di atas dan mengarah kepada satu tujuan, yaitu kesuksesan dan kemenangan. Adapun sabar yang harus dimiliki untuk mendpatkan keberhasilan dan kemenangan sebagai berikut,

1. Sabar dalam Ketaatan dan Meninggalkan Kemaksiatan.
Melaksanakan perintah Allah Swt dan meninggalkan larangan-Nya adalah tanggung jawab, yang tentunya memberatkan. Jadi, dibutuhkan usaha keras untuk dapat mengalahkan kemauan hawa nafsu dan setan.

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِي

Firman Allah: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf: 53)

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوّ

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Fathir: 6)

Musuh-musuh yang tidak terlihat ini, senantiasa menyodorkan berbagai godaan dan menghiasi manusia agar mengikuti hawa nafsu, berusaha memalingkan manusia dari ketaatan, dan senantiasa mendorong untuk berbuat maksiat. Musuh-musuh ini tidak pernah bosan dengan apa yang ia usahakan. Untuk menghadapi godaan yang mereka lancarkan, diperlukan upaya sungguh-sungguh, ketabahan, kegigihan, dan kesabaran. Firman Allah:

وَاتَّبِعْ مَا يُوحَىٰ إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّىٰ يَحْكُمَ اللَّهُ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ

“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya.” (QS. Yunus: 109)

Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw.bersabda: “Mujahid adalah orang yang mengekang hawa nafsunya dengan sungguh-sungguh untuk Allah swt.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Bisa dipastikan, siapapun yang mampu menahan nafsunya sesuai dengan apa yang diridlai Allah swt.dengan menaati semua perintah dan larangan-Nya, ia benar-benartelah mengalahkan musuh yang tak terlihat ini, nafsu dan setan yang selalu berusaha menyesatkannya. Ini adalah kemenangan yang tidak ada tandingannya. Kemenangan yang menjadikan seseorang benar-benar memiliki dirinya secara utuh dan bebas dari belenggu nafsu, syahwat dan bisikan-bisikan setan.

2. Sabar Terhadap Musibah.
Manusia senantiasa terancam bencana, baik yang menimpa jiwa, harta maupun keluarganya. Tidak bisa dipungkiri, hal ini merupakan pukulan berat bagi manusia. Bahkan bisa jadi menimbulkan keputusasaan. Firman Allah:

َإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا
“Dan apabila dia ditimpa keusahan niscaya dia berputus asa.” (QS. al-Israa’: 83)

Kondisi yang disebutkan dalam ayat di atas banyak dialami oleh mereka yang kalah dan tidak mungkin menemukan jalan kemenangan dalam hidup ini. Oleh karenya, Allah swt. menyuruh setiap mukmin untuk tetap tegar dalam menghadapi musibah yang memang tidak akan bisa dielakkan, agar bisa menemukan jalan yang mampu membawa kepada kesuksesan dan kemenangan.

Ini semua bisa ditempuh dengan kesabaran, karena kesabaran adalah kunci keberhasilan dan kemenangan.

ووَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 155)

Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk untuk menapaki jalan kemuliaan. Terutama mereka yang sabar semenjak detik pertama tertimpa musibah. Rasulullah saw. bersabda, “Yang dikatakan bersabar adalah ketika pertama kali mengetahui satu musibah.” (Muttafaq ‘alaih)

Mereka inilah yang akan keluar sebagai pemenang, menghadapi hidup dengan penuh keberanian, mengubah musibah menjadi sebuah kebaikan dan senantiasa mengambil manfaat dari musibah yang ia rasakan baik untuk dunianya maupun untuk akhiratnya. Dengan demikian kondisi apapun tetap sama baginya.

3. Sabar Terhadap Perlakuan tidak Baik dari Orang Lain.
Dalam hidupnya, manusia berdampingan dengan berbagai jenis manusia yang berbeda-beda akhlak dan tabiatnya. Sangat dimungkinkan seseorang menerima perlakukan yang tidak baik dan berbagai bentuk kesewenangan. Jika ia sedih dan sakit hati menghadapi semua itu, maka ia akan kecewa dan merugi. Hidupnya bagaikan di neraka yang menyala. Namun, jika ia mampu bersabar, memaafkan dan lapang dada, maka ia akan beruntung dan hidup dengan penuh kebahagiaan dan dalam nuansa saling kasih.
Firman Allah:
فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِير

“..Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqarah: 109)

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang bermusuhan denganmu, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat: 34)

Kesabaran adalah tanda kejantanan.
َلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. asy-Syuraa’: 43)

4. Sabar di Medan Dakwah.
Kesabaran di medan dakwah adalah sesuatu yang diperintahkan Allah swt. dan Rasul-Nya.

ووَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ 

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. ThaaHaa: 132)


يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah [manusia] mengerjakan yang baik, cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap yang menimpa dirimu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Lukman: 17)

Jalan dakwah adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Karenanya seorang da’i harus membekali dirinya dengan kesabaran, agar dapat melewati rintangan-rintangan itu.

Allah swt. berfirman,

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ

“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkanmu.” (QS. ar-Ruum: 60)

Namun jika buru-buru untuk memetik hasilnya, maka ia akan menuai kerugian dan segala upaya yang telah dilakukan akan sia-sia.

5. Sabar di Medan Perang.
Jihad adalah tempat yang penuh bahaya dan ladang kematian. Sehingga tidak disukai oleh kebanyakan manusia.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang adalah sesuatu yang kamu benci.” (al-Baqarah: 216)

Karena itu, seorang mukmin yang diwajibkan untuk berperang, harus terlebih dahulu mempersenjatai dirinya dengan kesabaran, bahkan ia harus lebih tahan dan bersabar dari musuhnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imraan: 200)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ ۚ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ ۚ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ

“Hai Nabi, Kobarkanlah semangat Para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS. al-Anfaal: 65)



Allah swt. juga menjadikan kesabaran orang-orang mukmin sebagai penyebab gagalnya muslihat dan berbagai strategi orang-orang kafir,

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudlaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali ‘Imraan: 120)

Sahabat bacaan madani yang dirahmati Allah Swt. Urgensi kesabaran ini juga diisyaratkan oleh banyaknya ayat yang menyebutkan, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersabar,” atau ayat “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.