Jumat, 11 Agustus 2017

Sifat sifat Rasul Allah dan Tugas Rasul Allah

Iman kepada rasul adalah meyakini dan mempercayai bahwa Allah Swt mengutus tiap-tiap umat seorang utusan dari mereka yang  menyeru untuk beribadah kepada Allah semata. Nilai iman kepada rasul ini disertai pula dengan keyakinan bahwa para rasul itu adalah orang-orang pilihan yang memiliki sifat-sifat amanah, jujur dan dapat dipercaya.

Rasul yaitu orang yang diutus Allah Swt untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Secara etimologis rasul berarti utusan atau kurir (al-mursal) , orang yang diutus menyampaikan berita rahasia atau khusus (as-sirriu aw alkhas) , tanda-tanda atau alamat terhadap hal-hal yang akan datang dan membawa misi untuk menyampaikan ajaran (risalah).

Sifat-Sifat Rasul-Rasul Allah.
Sebagai utusan Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat, rasul memiliki sifat-sifat mulia dan agung. Sifat utama yang dimiliki itu adalah sidik, amanah, tablig dan fatanah.

1. Sidik artinya benar atau jujur. Artinya setiap rasul mempunyai sifat jujur dalam menyatakan suatu yang benar atau salah. Kejujuran itu dilakukan semata-mata karena ketaatannya kepada Allah Swt dan kecintaannya kepada umat manusia ungkapan yang dikatakannya tidak ada yang dusta atau mengandung hal-hal yang akan mencelakakan manusia. Kejujuran inilah yang menyebabkan rasul dapat dipercaya umatnya.

2. Amanah maksudnya ialah kepercayaan yang dilimpahkan Allah Swt kepada rasul untuk menjadi penuntun manusia. Tak ada seseorang rasul pun yang berkhianat karena sifat khianat bertentangan dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulai dan utama.

3. Tabligh berarti menyampaikan. Maksudnya rasul itu menyampaikan segala sesuatu yang diperintahkan Allah Swt untuk disampaikan kepada umat. Tidak ada satu pun yang disimpan atau disembunyikan (kitman) , meskipun hal yang disampaikan itu pahit didengar orang.

4. Fathanah artinya bijaksana. Seorang rasul harus memiliki sifat Fatanah sehingga ia akan mampu melaksanakan tugas dengan baik dan  menyelesaikan setiap persoalan dengan baik pula.

Tugas Rasul-Rasul Allah.
Sebagai utusan dari Allah Swt, rasul-rasul itu mempunyai tugas-tugas khusus. Yaitu :

1. Mentauhidkan Allah Swt., sebagai Tuhan bagi seluruh makhluk yang ada di  atas dunia.  Rasul memiliki tugas untuk menjelaskan kebesaran Allah Swt di dalam berbagai aspeknya, termasuk mengenai ketinggian kadarNya, kekuasaan-Nya, kemuliaan-Nya, dan iradah-Nya. Rasul bertugas untuk menegaskan tentang kepercayaan manusia yang benar yaitu hanya mengabdi pada Tuhan (tauhid) .  Allah Swt berfirman  :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan ( yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.” (QS. Al-Anbiya  : 25)

2. Memberikan kabar baik (basyir) dan ancaman kepada masingmasing umatnya.  Kabar baik dan ancaman tersebut, ditujukan untuk mengajak manusia supaya memiliki moral yang baik, akhlak mulia, dan hidup beradab.  Firman Allah Swt :

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”. (QS. Al-Fatir : 24).

3. Menerjemahkan pesan-pesan Allah sehingga ajaran itu menjadi rahmat bagi seluruh alam. Firman Allah Swt :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS. Al-Anbiya  : 107)

Pesan-pesan itu kemudian dirumuskan dalam bentuk aturan-aturan kehidupan manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup dalam memelihara manusia dari hal-hal yang merugikan diri sendiri. Aturanaturan itu merupakan hukum dari Allah yang harus ditaati baik yang terkait dengan aturan pergaulan dengan sesama manusia  (muamalah) , perkawinan (munakahat), pidana (jinayah) maupun aturan lainnya.

4. Menjelaskan cara-cara kepada manusia untuk  memuliakan dan membesarkan Allah Swt dalam bentuk kegiatan ibadah dan menjauhi larangan Allah serta perbuatan jahat. Rasul juga  menjelaskan tentang pahala dan dosa.


أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah  : 133)

5. Menyeru pada umat untuk beriman kepada Allah tanpa pengkultusan terhadap para rasul itu.

6. Mengajarkan seluruh umat agar senantiasa mempelajari kitab suci yang diturunkan kepada rasul sebagai pedoman hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.