Rabu, 07 Februari 2018

Pengertian Qishas (balasan) Allah Swt Pada Hari Kiamat

Qisas adalah balasan kesalahan / balasan yang diberikan Allah Swt terhadap manusia. Orang yang mengikuti ajakan Rasul dan suka memperoleh petunjuk Allah Swt akan melakukan kebaikan dan rela berkorban untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sementara orang yang engkar dan tidak mau melakukan kebaikan tidak bisa dipersamakan kedudukannya dengan orang yang berbuat baik, oleh sebab itu ada balasan dari Allah Swt terhadap masing masingnya.

Qisas pada hari yang dijanjikan oleh Allah Swt dimana akan membuka segala macam rahasia, itu pasti akan datang dan pada hari itu pembalasan baik dan buruk pasti akan dilaksanakan itulah yang dinamakan dengan qisas.

Pada hari kiamat nanti, hukum yang adil akan menuntut qishas atas yang dzalim bagi yang didzaliminya, sehingga tidak ada lagi perbuatan dzalim. Dengan demikian berbagai ketidak adilan yang dilakukan atau dirasakan oleh manusia di dunia akan mendapatkan keadilan itu di akhirat kelak.

Pada hari kiamat kekayaan dan harta manusia adalah kebaikannya, jika dia menganiaya orang-orang di dunia dan hal itu belum terselesaikan maka orang-orang yang dianiaya itu akan mengambil kebaikannya sesuai dengan kedzalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan atau kebaikannya habis maka keburukan orang orang yang dianiaya itu akan diambil dari mereka dan dibebankan kepadanya.

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. bersabda,

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا، فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ

  “Barangsiapa tersangkut kezhaliman dengan saudaranya dalam kehormatan atau sesuatu maka hendaknya dia membebaskan diri darinya sebelum dinar dan dirham tidak berguna, jika dia mempunyai amal shalih maka diambil darinya sesuai dengan kezhalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan maka keburukan kawannya diambil dan dibebankan kepadanya.” (HR. al-Bukhari).

Orang yang kebaikannya diambil oleh manusia atau memikul beban keburukan mereka adalah muflis (pailit/bangkrut), demikian Rasulullah Saw. menamakannya, dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah Rasulullah Saw. bersabda, “Tahukah kalian siapa muflis itu?”

Mereka menjawab, “Muflis dari kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan barang.”

Beliau bersabda, “ Muflis dari umatku adalah orang yang hadir di hari kiamat dengan salat, puasa dan zakat, dia hadir sementara dia telah mencela ini, menuduh ini, makan harta ini, membunuh ini dan memukul ini, maka kebaikannya diberikan kepada ini dan kepada ini, jika kebaikannya telah habis sebelum dia menunaikan apa yang wajib dia tunaikan, maka keburukan mereka diambil dan ditimpakan kepadanya kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.”

Dalam riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

Dari jabir Ra. Berkata, Rasululloh Saw. Bersabda : "Jauhilah kedzaliman karena kezdoliman merupakan kegelapan pada hari kiamat, dan jauhilah sikap rakus karena kekikiran/kerakusan telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Kerakusan itu telah membawa mereka pada pertumpahan darah dan penghalalan yang diharamkan”. (HR. Muslim)

Semua kedzaliman yang tidak terselesaikan di dunia akan diselesaikan nanti pada hari kiamat. Ini berlaku untuk semua hak, hanya saja hak darah atau nyawa menempati rangking tertinggi dalam perkara ini, hal ini dibuktikan dengan dimulainya keputusan di antara manusia dengan perkara darah.

Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi Saw. bersabda, “Perkara pertama yang diputuskan di antara manusia adalah darah.” Ibnu Hajar berkata, “Hadits ini menunjukkan besarnya perkara darah, karena yang terpenting selalu didahulukan, sebuah dosa menjadi besar menurut besarnya kerusakan dan hilangnya kemaslahatan.

Dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Said al-Khudri dari Rasulullah Saw. bersabda, “Jika orang-orang mukmin selamat dari neraka, mereka tertahan di jembatan di antara surga dan neraka, maka mereka menyelesaikan perkara kedzaliman di antara mereka di dunia, sehingga ketika mereka telah bersih dan suci maka mereka diizinkan masuk surga, demi dhat yang jiwa Muhammad berada ditangannya, salah seorang dari kalian lebih mengetahui tempat tinggalnya di surga daripada rumahnya di dunia.”

Jembatan yang ada di antara surga dan neraka ini untuk tujuan pembersihan apa yang ada dalam hati, sehingga manusia akan masuk surga dalam keadaan tidak ada kedengkian, dendam dalam hatinya, sebagaimana firman Allah Swt;

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ

“ dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. al-Hijr: 47)

Jika telah dihilangkan dari hati hati mereka berupa permusuhan, kebencian dan dibersihkan darinya, maka mereka pun diijinkan masuk ke surga. Maka ketika mereka telah diijinkan masuk ke surga, mereka tidak mendapati pintu surga dalam keadaan terbuka. Akan tetapi Nabi meminta syafa’at kepada Allah agar dibukakan pintu surga bagi mereka, karena Nabi Saw., adalah orang pertama yang masuk surga Allah.“Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat kemudian aku minta dibukakan pintu, maka berkatalah penjaga surga : Siapakah engkau ? Maka aku menjawab : Muhammad. Maka dia berkata: Denganmu aku diperintahkan untuk membuka pintu, aku tidak akan membukakan untuk seorangpun sebelum engkau” (HR. Muslim)

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian qishas (balasan) Allah Swt pada hari kiamat. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.