Jumat, 23 Maret 2018

Pengertian Aliran Asy’ariyah, Tokoh dan Doktrin Ajaran Aliran Asy’ariyah

A. Pengertian Aliran Asy’ariyah.
Aliran Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan al-Asy`ari. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa al-Asy’ari. Kelompok Asy’ariyah menisbahkan pada namanya sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab Asy’ariyah.

Abul Hasan al-Asya’ari dilahirkan pada tahun 260 H/874 M di Bashrah dan meninggal dunia di Baghdad pada tahun 324 H/936 M. Ia berguru kepada Abu Ishaq al-Marwazi, seorang fakih madzhab Syafi’i di Masjid al-Manshur, Baghdad. Ia belajar ilmu kalam dari al-Jubba’i, seorang ketua Mu’tazilah di Bashrah.

Dalam kitab al-Ibanah, Abu Hasan al-Asy’ari menjelaskan bahwa ia berpegang pada madzhab Ahmad bin Hambal. Abu Hasan al-Asy’ari menjelaskan bahwa ia menolak pemikirian Mu’tazilah, Qadariyah, Jahmiyah, Hururiyah, Rafidhah, dan Murji’ah. Dalam beragama ia berpegang pada al-Qur’an, Sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari para shahabat, tabiin, serta imam ahli hadits.

B. Tokoh Aliran Asy’ariyah.
1. Al-Ghazali (450-505 H/ 1058-1111M)
2. Al-Imam Fakhrurrazi (544-606H/ 1150-1210)
3. Abu Ishaq al-Isfirayini (w 418/1027)
4. Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqilani (328-402 H/950-1013 M)
5. Abu Ishaq asy-Syirazi (293-476 H/ 1003-1083 M)

C. Doktrin Ajaran Aliran Asy’ariyah.
1. Sifat-sifat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaimana disebut di dalam al-Quran, yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, qadīm, dan berdiri di atas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.

2. Al-Quran.
Menurutnya, al-Quran adalah qadīm dan bukan makhluk diciptakan.

3. Melihat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.

4. Perbuatan Manusia.
Menurutnya, perbuatan manusia diciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh manusia itu sendiri.

5. Keadilan Tuhan.
Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan sebab Tuhan Maha Kuasa atas segalanya.

6. Muslim yang berbuat Dosa.
Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat di akhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap mukmin.

Pengikut Asy’ari yang terpenting dan terbesar pengaruhnya pada umat Islam yang beraliran Ahlussunnah wal jamaah ialah Imam al-Ghazali. Tampaknya paham teologi cenderung kembali pada paham-paham Asy’ari. Al-Ghazali meyakini bahwa:

a) Tuhan mempunyai sifat-sifat qadīm yang tidak identik dengan zat Tuhan dan mempunyai wujud di luar zat.
b) Al-Quran bersifat qadīm dan tidak diciptakan.
c) Mengenai perbuatan manusia, Tuhanlah yang menciptakan daya dan perbuatan.
d) Tuhan dapat dilihat karena tiap-tiap yang mempunyai wujud pasti dapat dilihat.
e) Tuhan tidak berkewajiban menjaga kemaslahatan (aṣ-ṣalah wal aṣlah) manusia, tidak wajib memberi ganjaran pada manusia, dan bahkan Tuhan boleh memberi beban yang tak dapat dipikul kepada manusia.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian aliran Asy’ariyah, tokoh dan doktrin ajaran Aliran Asy’ariyah. Sumber Buku Ilmu Kalam Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.