Selasa, 04 September 2018

Strategi Pembangunan Ekonomi Islam Melalui Program Bina Ruhiyah dan Bina Rupiah

Oleh :Muhammad Ilham Syahroni Mahasiswa STEI SEBI DEPOK
<syahroniilham01@gmail.com>
Strategi Pembangunan Ekonomi Islam Melalui Proogram Bina Ruhiyah dan Bina Rupiah pada Kampung Qur’an Jampang Bogor

Akibat krisis ekonomi yang mendera bangsa Indonesia sejak tahun 1998 yang silam, jumlah penduduk yang miskin di Indonesia semakin meningkat. Penduduk miskin tersebut biasanya terdapat dikota dan yang paling besar tinggal di daerah pedesaan. Menurut data dari Bappenas bahwa jumlah pengangguran akan meningkat dari 8,8 persen menjadi 9,1 persen pada tahun 2003. Ini berarti apabila masalah pengangguran tidak terselesaikan maka akan dapat menambah jumlah penduduk miskin.

Salah satu indikator kebangkitan ekonomi Indonesia sejak saat itu adalah kokohnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dibanding dengan perusahaan-perusahaan besar pada saat itu yang jatuh berguguran, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semakin kokoh menopang ekonomi Negara.

Disamping itu Islam telah menganjurkan pengembangan konsep jual beli (UMKM) sejak ratusan tahun yang lalu. Dan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang melakukan praktek jual beli sebelum masa pengangkatan sebagai Rasul bersama pamannya Abu Thalib dan ketika dia bekerja dengan Khadijah, serta kepergiannya ke negeri Syam. Dan juga beliau berjual beli di pasar-pasar yang ada di Mekah pada masa jahiliyah.

Namun, dalam mengembangkan usaha penduduk yang mengelola berbagai jenis usaha, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tentu juga memerlukan dana yang tidak sedikit, penggunaan teknologi dan juga investasi sumber daya manusia. Sehingga apa yang kita perlukan hari ini adalah pembinaan masyarakat. Pembinaan masyarakat yang akan kita laksanakan bukan hanya berfokus pada modal bergulir saja, akan tapi mencangkupi konsep pembinaan spiritual.

Bina Ruhiyah Bina Rupiah

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al A’raf : 96)

Masyarakat yang berkah adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan maksiat. Sebaliknya masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang rentan. Maka ia tidak produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya kebaikan. Semakin kita dekat dengan Al Qur’an, semakin kita dekat dengan keberkahan.

Konsep keberkahan inilah yang akan mensejahterakan masyarakat lewat UMKM, terbukti dari desa Jampang yang terletak di Kabupaten Bogor. Masyarakatnya memiliki inisiatif dalam mendirikan kampung penghafal Qur’an (KPQ). Selain tempatnya yang strategis terletak di pinggir danau, ada daya tarik religi yang mengundang pengunjung untuk dapat singgah disana. Inilah yang akan memajukan UMKM di daerah tersebut.

Pada sektor UMKM pun kita adakan pembinaan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Mulai dari pembinaan modal bergulir sampai ranah pemasaran produk yang dihasilkan. Sehingga UMKM menjadi benar-benar terkonsep.

Program Pembinaan Pada KPQ (Kampung Penghafal Al-Qur’an) yang berada di wilayah Jampang, Bogor  meliputi dua pembinaan, yaitu pembinaan ruhiyah dan pembinaan rupiah.

A. Bina Ruhiyah.
Ruhiyah adalah bekal yang terbaik bagi setiap muslim, terutama bagi seorang da’i. Ruhiyah inilah yang akan memotivasi, menggerakkan dan kemudian menilai setiap perbuatan yang dilakukannya.. Keberadaan ruhiyah yang baik dan stabil menentukan kualitas sukses hidup seseorang, demikian juga dengan dakwah. Sangat tepat ungkapan yang menyatakan, “Ar-Ruhiyah qablad dakwah kama Annal Ilma qablal qauli wal amal”. Ungkapan ini merupakan “iqtibas” dari salah satu judul bab dalam kitab shahih Al-Bukhari, “Berilmu sebelum berbicara dan beramal, demikian juga memiliki ruhiyah yang baik sebelum berdakwah dan berjuang”.

Konsep bina ruhiyah yang telah berjalan dan akan kita terapkan meliputi :

a. Program hafalan Qur’an.
Program ini diterapkan pada anak-anak dan remaja di sekitar KPQ, dengan metode setoran hafalan di masjid kepada ustadz dan dilanjutkan kepada orang tua masing-masing di rumah mereka. Proses setoran dilakukan setiap hari setelah maghrib.

b. Parenting.
Parenting merupakan program yang ada di Kampung Penghafal Al Qur’an dengan tujuan penyamaan pandangan pendidikan dan keagamaan di tiap keluarga. Diadakan 1 kali dalam sebulan. Program ini dilaksanakan dalam bentuk kajian bulanan yang akan diadakan di masjid.

c. Yuk Ngaji.
Salah satu program unggulan dimana menjadi daya tarik yang besar, khususnya untuk ibu-ibu. Kajiannya meliputi tema aktual yang sedang terjadi, mulai dari hukum sampai dengan adab-adab Islam yang bisa dipraktekkan dalam keluarga mereka. Disini kami juga akan mengkaji tentang hukum mu'amalah dalam Islam. Akad apa saja yang perlu dilakukan dalam jual beli, dan hukum-hukum mu'amalah.

d. Pemberdayaan lingkungan KPQ.
Meliputi penaamaan jalan di lokasi dengan nama surat yang ada dalam Al Qur’an dan pemasangan dekorasi asmaul husna di pinggir jalan, hal ini sebagai motivasi kepada msayarakat untuk membangun suasana Al Qur’an di kampung tersebut.

B. Bina Rupiah.
Berdasarkan data dari BPS pada Maret tahun 2017 jumlah masyarakat miskin di Indonesia adalah 27,77 juta penduduk Indonesia. Data ini meningkat dari tahun 2016, dengan tingkatan 6,90 ribu penduduk. Dengan berbagai faktor yang salah satunya adalah kurang baiknya sistem jual beli yang ada pada masyarakat.

Mahasiswa hadir dalam sebuah gerakan bertemakan "Bina Ruhiyah Bina Rupiah" untuk mengedukasi masyarakat. Mengadakan pelatihan bagi UMKM yang ada di masyarakat. Kita akan menurunkan mahasiswa yang berkompeten dalam bidang bisnis untuk membantu UMKM semakin maju. Selain itu kita juga akan memberikan konsep penggalangan dana modal untuk UMKM. Dan pemberdayaan lingkungan, untuk menjaga kebersihan dalam mempertahankan wisatawan untuk tetap berkunjung di daerah tersebut.

a. Training, mentoring, and monitoring.
Dengan memanfaatkan masjid yang ada di daerah tersebut, kita akan membuka pelatihan bisnis bagi UMKM. Inilah yang diharapkan nantinya dapat mendongkrak ekonomi bangsa. Pelatihan yang kita adakan pun akan berbasis gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Akan diadakan pula monitoring dan mentoring bagi pelaku UMKM di daerah tersebut dengan persyaratan tertentu. Berupa insentif monitoring yang diambil 2 persen apabila UMKM tersebut berkembang dan menghasilkan keuntungan yang akan disalurkan kepada mentor dari UMKM tersebut.

Training akan kita selenggarakan setiap bulannya. Selain dalam jangka waktu sebulan mulai terlihat masalah pada usaha, bertujuan pula sebagai penyemangat bagi yang sudah mulai luntur. Training akan meliputi berbagai komponen bisnis, mulai dari strategi pemasaran, kerajinan tangan, juga terkait dengan teknologi.

b. Modal gotong royong.
Melalui pembinaan yang berpusat pada masjid, kita akan mengelompokkan per lima kepala keluarga sebagai satu tim kesatuan yang akan membangun usaha di daerah tersebut. Dari lima kepala keluarga yang terbagung dalam kelompok ini, akan mengumpulkan modal bersama untuk satu unit usaha. Keuntungan nantinya akan dibagi lima. Perlahan tapi pasti, kita akan kembangkan bukan hanya pada daerah wilayah sekitar saja. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, kita akan ekspansi ke luar daerah. Kita akan melepas anggota ketika setiap kepala keluarga memiliki cabang usaha masing-masing.

Terlepas dari keuntungan, sistem ini melepaskan masyarakat dari hutang. Hutang yang pada dasarnya sangat merugikan masyarakat, terlebih bila ada riba. Sistem ini mengemban konsep berkah pada setiap langkah. Dengan berjama'ah, semua akan mudah.

c. Shodaqoh sampah.
Program pemberdayaan sampah organik dari limbah masyarakat dan pengunjung dengan masjid sebagai pusat titik kumpulnya. Pengumpulan akan dilaksanakan perminggunya, dan hasil pengumpulan akan dijual untuk pelestarian taman sebagai daya tarik wisata Qur'an. Selain sebagai usaha kecil, program ini menyaring sampah di sekitar wilayah. Tugas ini akan dilaksanakan oleh kami sebagai pemberdaya bina ruhiyah bina rupiah.

Berdasarkan pemaparan diatas, memperlihatkan kita bahwa pentingnya UMKM bagi ekonomi bangsa. Bahkan, UMKM lah yang menyelamatkan bangsa dari krisis ekonomi 1998. Bukan hanya sekedar membangun bangsa, namun konsep UMKM juga mensejahterakan rakyat. Hanya saja, komunitas atau organisasi pembinaan UMKM berbasis syariah masih cukup minim. Wadah yang seharusnya disediakan untuk membangun SDM yang berkompeten di masyarakat, belum terlihat jelas dampaknya di masyarakat. Maka kami hadir untuk menjawab keterpurukan ini dengan membentuk sebuah binaan, bertemakan Bina Ruhiyah Bina Rupiah.

Dengan konsep berjama'ah, kita bangun ruhiyah terlebih dahulu agar mendapatkan berkah, kemudian kita bangun rupiah. Komunitas pembinaan UMKM ini, sebagian telah terlaksana di kampung Qur'an Jampang kabupaten Bogor. Dan yang lainnya masih dalam tahap proses. Dalam programnya, konsep pembinaan kita terbagi menjadi dua. Yang pertama bina ruhiyah, dan yang kedua bina rupiah. Seperti yang telah dipaparkan di atas, gagasan kita akan terbentuk seperti ini.

Dengan diperbanyaknya wadah pembinaan UMKM berbasis syariah yang terkonsep, nantinya akan mendongkrak tinggi ekonomi dalam Negeri dan mensejahterakan rakyat. Semakin banyaknya UMKM di Negeri ini, akan berpengaruh pada pembangunan perekonomian Negeri. Inilah yang akan membangun Negeri dan masyarakatnya menuju lebih baik. Bukan hanya lebih baik dalam pandangan ekonomi, namun Negeri ini pun akan menjadi Negeri yang berkah. Karena kita memasukkan unsur syariah dan agama, dengan berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah dalam setiap pergerakan komunitas ini.

Bina ruhiyah bina rupiah, berjama'ah menggapai berkah. Slogan yang harusnya menjadi asas kita dalam bergerak dimanapun. Seperti kata pepatah, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang strategi pembangunan ekonomi Islam melalui program bina ruhiyah dan bina rupiah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Sumber :
 1.Djoko Kristianto, Peranan Perbankan Syariah dalam Membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Akibat Krisis Multi Dimensi di Indonesia: (Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 86 – 97).

 2. Dr.Attabiq Lutfi, “Ruhiyah Bekal Berdakwah”  (https://www.dakwatuna.com/2007/04/18/160/ruhiyah-bekal-berdakwah/#axzz5DQA7CTzn   diakses 22 April 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.