Selasa, 12 Januari 2016

7 Hal yang Menyebabkan Sombong Dalam Islam


Sombong atau takabbur menurut pandangan Islam adalah akhlak yang sangat tercela. Salah satu akhlak yang merupakan pangkal dari keburukan ialah sombong atau takabbur. Sebab sombong atau takabbur itu sifat yang dimiliki Iblis laknatullah, manusia tidak pantas untuk memiliki dan mengembangkannya, karena nasab manusia, nenek moyang manusia yaitu Adam as. tidak pernah bersikap sombong dihadapan Allah swt. Hanya Iblis waktu itu yang sombong, karena mengenggap dirinya makhluk yang mulia. Dan perasaan itulah yang mendorongnya pada lingkaran keingkaran.

Sombong adalah tingkah laku dan sifat yang cenderung memuji, mengagungkan dirinya, memandang dirinya orang yang paling hebat dibandingkan orang lain. Orang yang terbiasa mempunyai akhlak sombong cenderung mengejek dan meremehkan orang lain. Memandang seluruh manusia di dunia ini kecil bila dibandingkan dengan dirinya. Sebagai akibat yang lebih fatal, akhirnya orang sombong ini tak lagi ingat akan kenikmatan Allah yang diberikan kepadanya. Merasa bahwa kenikmatan berupa kekayaan, harta benda adalah atas jerih payah sendiri, merasa ilmu itu atas perjuangannya, dan sebagainya. Orang yang memiliki sifat sombong adalah orang yang tidak di sukai Allah swt. sebagai mana firman Allah swt dalam Al-Qur’an, yang artinya, “Sesunggunya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (QS. An-Nahl : 23)
Adapun secara umum, yang menyebabkan kesombongan itu adalah sebagai berikut:

1. Kesombongan di sebabkan ilmu pengetahuan.
orang sombong cenderung ingin mengikrarkan dirinya sebagai orang yang paling mulia dan paling pandai, jika sedikit saja punya ilmu. Tingkahnya bermacam – macam, senang memberi nasehat dan memaksakan agar orang lain menerapkan apa yang di nasehatkan. Mengapa begitu? orang sombong akan merasa dirinya yang paling mengerti dan semua orang di anggapnya paling tolol. Lucunya, orang-orang yang di anggap rendah derajat keilmuannya dengan dia di paksa untuk menurut, di perintahkan kesana kemari laksana seorang pelayan. Rasa sopan tidak pernah ada. Tetapi sewenang- wenangan selalu dilimpahkan kepada orang lain yang di anggap bodoh . ia suka mengejek orang yang datang dan bertanya kepadanya, atau sebelum member nasehat, ia lebih dahulu mentertawakan dengan nada menghinakan. Ia sama sekali tak ingat bahwa orang lain punya hak dan harga diri.

2. Kesombongan karena ibadah dan amal shalih.
Kesombongan  ini bisa terjadi jika seseorang ahli ibadah dan ahli beramal  shalil  itu suka sekali di katakan bahwa orang bahwa dirinya ahli ibadah, ulama yang mumpuni. Mengerti hukum agama dan jarang berbuat dosa. Bahkan orang yang kejangkitan kesombongan duniawi akhirnya merasa rindu dengan ucapan orang lain yang mengatakan dia ahli ibadah, ia akan menari- nari jika orang lain menyebutnya al ustadz, ulama, kyai, ahli ibadah. Wara’ dan sangat bertaqwa kepada Allah. Dan ia akan menangis jika ada orang yang mengatakan ibadahnya kurang sempurna. Ia akan menyesal jika dalam jama’ah shalat tidak di beri kesempatan untuk menjadi imam atau ia akan merasa benci kepada jama’ah , jika ia tidak dimasukan dalam kepengurusan masjid. Akan tetapi ia akan senang jika orang lain mendahulukan dirinya dalam segala peribadatan.

3. Kesombongan disebabkan oleh faktor keturunan.
Keturuan bisa juga menimbulkan kesombongan dihati seseorang. Dengan keturunan bangsawan atau yang lain-lain maka sisombong memandang rendah orang lain. Adalah sering orang ningrat yang kemudian menghina terhadap orang yang bukan keturunan darah bangsawan, bukan termasuk family orang tinggi atau besar. Sifat-sifat demikian ini karena merasa bahwa rakyat  jelata atau kebanyakakan tak berarti sama sekali. Baik terhadap orang yang bodoh  maupun orang yang pandai. Jika orang- orang yang bodoh maupun orang orang yang pandai, jika orang-orang biasa, tetap saja di pandang hina. Bahkan orang yang alim dan ahli ibadahpun tak luput dari kesombongannya.

4. Kesombongan di sebabkan keelokan wajah.
Keelokan wajah yang tampan bagi lelaki dan yang cantik untuk permpuan, cenderung membuat seseorang bisa sombong padahal  Allah menciptakan ketampanan dan kecantikan itu bukan bertujuan agar seseorang menjadi sombong. Namun orangnya sendiri yang demikian. Sebab orang yang satu dengan yang lainya jelas berbeda. Bagi orang yang beriman serta tawadhu’ maka bila ia berwajah elok , bukan sombong melainkan semakin bersyukur atas kenikmatan yang berupa keelokan wajah tersebut.

5. Kesombongan karena kekayaan / harta benda.
Kata Al-Ghazali, bahwa kesombongan ini biasanya menjelma pada kalbu para penguasa, pemegang jabatan serta kaum bisnis atau  pedagang. Dengan sebab-sebab itu, mereka bangga sekali dengan menggunakan pakaian-pakainya yang serba indah dan mahal harganya. Mereka pun pongah karena harta kekayaanya , karena bangunan rumahnya yang bagus dan menyilaukan mata. Mereka menonjolkan kekayaanya pada setiap pembicaraan dan kesempatan. Istri- istrinya pun memamerkan perhiasanya yang laksana took emas berjalan. Perasaan kelebihan yang ada pada dirinya itu, maka seseorang cenderung berlagak sombong, pongah dan dzalim

6. Kesombongan karena kekuatan dan kekuasaan.
Kekuasaan bisa jadi menyebabkan seseorang lalu sombong. Orang yang berkuasa, memandang terhadap sesama manusia itu tak berarti. Dengan kekuasaanya itu ia menjadi sesuka hatinya. Dan karena cara memandang orang lain dengan pandangan remeh, akhirnya ia mendzaliminya. Ingatlah manusia yang mempunyai kekuasaan kemudian sombong , dialah fir’aun raja mesir yang mempunyai kesombongan demikian keterlaluan. Hatinya telah tertutup sama sekali oleh nafsu atau keinginan untuk di agungkan-agungkan. Sampai puncaknya firaun ini berkuasa,  maka ia berhak menentukan nasib rakyatnya. Jika ada dijumpai orang yang menyembah tuhan selain dirinya maka ditimpakan siksa kesewenang-wenangnya dengan sombong dia berkata, bahwa dia adalah tuhan yang patut disembah. Kesombongan yang demikian ini sungguh sangat keterlaluan . mengapa demikian? Semua kesombongan tadi di sebabkan karena kekuatan kekuasaannya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Al-Qur’an, yang artinya,

“Fir’aun berkata, sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku menjadikanmu salah seorang yang dipenjara.” (QS. Asy-Syu’ara : 29)

7. Kesombongan disebabkan karena golongannya.
Keluarga yang terhormat atau pengikut yang banyak dalam suatu golongan bisa membuka peluang untuk bersikap sombong. Biasanya, seorang alim ulama cenderung  menyombongkan dirinya jika mendapat pengikut yang banyak, atau seorang pimpinan pada suatu golongan, yang pengikutnya banyak mempunyai peluang untuk sombong. Oleh sebab itulah, hendaknya berberhati-hati dalam hidup ini. sadarlah bahwa golongan yang banyak, pengikut  yang jumlahnya tidak sedikit membuka peluang untuk sombong.

Demikianlah sahabat bacaanmadani yang menyebabkan manusia itu bersifat sombong atau takabbur. Mudah-mudahan Allah swt selalu menjauhkan kita dari sifat sombong atau takabbur tersebut. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.